Part 17

9 1 0
                                    

Hari ini, Sea akan pergi ke sebuah mall di dekat rumahnya. Dengan sang kekasih hati tentunya. Ia tampak berbeda hari ini, ia mengenakan dress selutut berwarna peach dan meng-curly rambutnya.
Mereka membeli tiket Avengers : End Game di bioskop. Duduk bersampingan, minum es teh dan dengan aroma pop corn yang menggunggah selera tentunya. Begitulah gaya pacaran anak-anak muda saat ini yang banyak kita jumpai.
Setelah mereka menghabiskan waktu berdua, mereka pun pulang dengan membawa perasaan senang yang tak terdefinisikan.
“Se?”
“Hm?”
“Di dekat sini ada kuburan loh, katanya sih kalau ada yang lewat suka digangguin gitu.”
“Kakak ih, gak usah nakut-nakutin.”
Lantas Leo berpura-pura menirukan suara ‘Mbak Kunti’.
“Kakakkk.”
Tanpa sadar Sea melingkarkan kedua tangannya di pinggang Leo.
“Udah berani peluk-peluk, nih?” Ucap Leo menggoda Sea.
Setelah tersadar akan ucapan Leo, Sea ingin melepaskan tangannya dari tubuh Leo.
Please, Se. Biarkan seperti ini, sebentar saja.”
Sea mengikuti perkataan Leo.
“Sea? I love you.”
I love you more.”
Malam itu mereka menikmati ramainya jalanan dengan dipenuhi orang-orang yang memiliki banyak tujuan. Entah ingin pulang untuk kembali, atau pergi dan tak kembali.
Sesampainya di rumah, “Sea, nggak turun? Udah sampai, nih.”
Leo menengok ke belakang, dilihatnya gadis itu tengah tertidur lelap.
“Sea!”
Sea terkejut dan bangun, “Sorry-sorry, Kak.”
“Kok bisa, ya? Ada orang ketiduran di motor.”
Sea pun meringis, “Iya, tadi aku mimpi Kakak dibawa Mbak Kunti.”
Leo tertawa, “Ha macam-macam aja mimpi kamu.”
“Bercanda. Kakak mau mampir dulu?”
“Lain kali aja, deh. Udah malam.”
Sea mengangguk.
“Mungkin sekarang saya cuma bisa antar kamu sampai depan rumah, karena rumah kita berbeda. Tapi suatu hari nanti, saya yakin kita akan satu rumah.”
‘Rumah yang nantinya menjadi alasan ingin pulang yang teramat.” Tambah Sea.
Keduanya pun saling tersenyum.
“Udah ah halu terus.”
“Halu yang diawali dengan bismillah akan berakhir dengan alhamdulillah.”
Aamiin.”
Setelah itu Leo pulang, dan Sea masuk ke dalam rumah.
“Baru pulang?”
“Iya, Ma. Maaf ya telat 10 menit.”
“Besok jangan diulangin lagi.”
“Iya, Ma. Tadi Kak Leo titip salam, kata nggak mampir uda malam.”
“Bagus deh kalau dia sadar.”
“Mama kok jadi sisnis gini, sih?”
“Sea, kamu itu anak perempuan Mama satu-satunya, wajar kalau Mama khawatir.”
Sea memeluk tubuh mamanya yang kini tak lagi sekuat dulu, “Maafin Sea, Ma.”

SEA AND LION (COMPLETE)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang