Part 37

1 1 0
                                    

Entah ini ke berapa kalinya Sea menangis sejak kepergian papanya. Ia tidak menyangka bahwa papanya suda menyiapkan hadiah untuknya jauh sebelum hari ulang tahun Sea. Tepat seperti janji papanya untuk memberinya hadiah pesawat. Papanya menghadiahkan sebuah pesawat replika berwarna putih.

“Om Wijaya yang titip ke gue, Se. Waktu terakhir kali Om Wijaya balik ke sini.”

“Tapi kenapa papa gak kasih langsung ke gue?”

Throwback 2 weeks ago

“Dimas bisa kita ketemu sekarang?”

“Bisa, Om. Om sekarang di mana?”

“Di cafe Starlight.”

“OK, Om. Dimas berangkat sekarang.”

Dimas mematikan sambungan teleponnya dan segera pergi menemui Pak Wijaya.

“Hai, Om. Tumben ngajak ketemu berdua?”

Pak Wijaya menyerahkan sebuah box kepada Dimas, “Om mau nitip ini sama kamu.”

“Ini apa, Om?”

“Hadiah ulang tahun untuk, Sea. Kalau nanti Om nggak pulang, kamu tolong kasih ke Sea, ya?”

“Emangnya Om mau ke mana?”

“Ya nggak kemana-mana. Om cuma takut nggak bisa kasih secara langsung buat Sea. Om titip satu lagi, jaga Sea dan tante, ya?”

“Iya, Om. Pasti.”

Back

“Papa…” Suaranya melemah.

“Udah, Se. Lo jangan nangis terus, ntar Om Wijaya ikutan sedih.”

“Gue masih nggak nyangka, papa secepat ini ninggalin gue sama mama.”

“Umur manusia kan gak ada yang ngerti, Se. Sekarang lo cukup doain Om Wijaya sama Alex, jangan lupa lo harus rajin-rajin juga ke makam mereka kalau lo ada waktu.”

“Lo mau kan nemanin gue?”

“Kapan pun lo butuh gue, gue pasti ada buat lo, Se.”

Thanks, ya?”

Lalu Sea mengantar Dimas ke depan gerbang rumahnya.

SEA AND LION (COMPLETE)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang