Part 20

2 1 0
                                    

Sepulang dari kampus, Tata ingin mengajak Sea menjenguk Dimas. Tentu dengan tujuan untuk menanyakan mengapa Dimas tidak masuk kuliah dua hari ini. Tapi Sea ingat akan pesan mamanya yang menyuruhnya segera pulang ke rumah.

“Eh, Rio-Rio.”

“Iya?”

“Lo kan sekelas sama Sea, lo lihat dia nggak?”

“Oh dia udah keluar kelas dari tadi, terus dia mau ke perpustakaan katanya. Mau cari buku apa gitu gue lupa.”

“Oh, OK. Thanks, ya?”

Tata segera pergi menyusul Sea di perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan, dilihatnya gadis dengan rambut sebahu itu sibuk mencari buku.

“Sea!”

“Tata? Ngagetin aja.”

“Gue mau ngomong bentar.”

“Ya udah ngomong aja, gue lagi cari buku buat penelitian karya ilmiah gue.”

“Jenguk Dimas, yuk?”

“Pengin, sih. Tapi sorry nih, gue disuruh nyokap langsung pulang habis jam kuliah.”

“Besok, deh. Gimana?”

“Yahh, besok gue udah ada janji sama Kak Leo.”

“Lo kenapa sih, Se? Hari ini nggak bisa, besok nggak bisa. Dimas itu sahabat lo dari kecil, lo harusnya lebih pentingin Dimas dong!”

Sea terkejut dengan perkataan Tata yang menggunakan nada tinggi untuk yang pertama kalinya.

“Ta, gue juga punya Kak Leo. Gue nggak bisa selamanya 24 jam sama Dimas.”

“Tapi lo mikir dong, Se. Dimas menghilang gitu aja selama dua hari ini dan lo gak ada rasa khawatir sedikit pun sama dia.”

“Terserah lo, deh. Gue capek.”

jaga perpustakaan yang mendengar keributan mereka berdua, segera melerai pertengkaran itu.

“Kalian berdua kalau mau berantem jangan di sini, di perpustakaan dilarang berisik!”

“Egois lo, Se.”

Tata meninggalkan Sea, ia kesal dengan sikap Sea yang belakangan ini sangat sulit untuk diiajak keluar. Setelah Tata meninggalkan Sea, Sea termenung dan menyandarkan dirinya di antara rak-rak buku. Ia takut bahwa Tata tidak akan lagi mau berteman dengannya lantaran ucapan yang dilontarkan Sea kepada Tata tadi.

“Apa iya gue egois? Emangnya salah kalau gue sama Kak Leo? Tapi gue kan juga berhak milih, ini hidup gue.”

Tiba-tiba handphone-nya bergetar dan membuyarkan semua lamunannya.

“Sea, kok belum pulang?”

“Iya, Ma. Bentar lagi Sea pulang.”

Kemudian Sea memutuskan sambungan teleponnya dan segera membereskan buku-buku yang akan ia pinjam, lalu pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Sea terkejut melihat papanya yang tengah
menunggu kepulangan dirinya di kursi depan rumah.

“PAPA!!!”

Sea segera berlari memeluk papanya.

“Halo, sayang. Anak Papa udah pulang.”

“Sea kangen banget sama Papa. Papa pulang kok nggak bilang-bilang, sih?”

“Sengaja, kan mau surprise-in Sea.”

“Ya udah masuk, yuk, Pa?”

“Eh Sea udah ketemu sama Papa ternyata?”

“Hm, pantas aja nih tumben banget Mama suruh Sea buru-buru ke rumah pulang kuliah.”

“Oh iya, gimana kalau nanti malam kita makan di luar?”

“Nah ide bagus tuh, Sea gimana?”

“Boleh tuh.”

Saat Sea tengah menikmati makan malamnya dengan papa dan mamanya,
tiba-tiba Dimas mengirimkan pesan pada Sea yang isinya meminta Sea untuk datang menemui Dimas. Sea terpaksa tidak menemui Dimas, ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu bersama keluarganya. Bagi Sea family is number one. Sea sangat menikmati makan malam dan jalan-jalan bersama keluarganya. Sea memang jarang memiliki waktu bersama papanya, ya karena memang papanya seorang pilot maka dari itu jarang pulang ke rumah.

SEA AND LION (COMPLETE)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang