Part 25

4 1 0
                                    

Tidak terasa, waktu berlalu dengan cepat. Sudah seminggu Sea menghabiskan waktu dengan papanya di rumah. Kini saatnya untuk papanya kembali lagi melaksanakan tugasnya sebagai pilot.

"Pa, emang nggak bisa ditunda lagi, ya?"

"Ya nggak bisa dong, sayang. Ini udah waktunya Papa buat pergi."

"Tapi kalo nanti Sea ulang tahun, Papa harus pulang, ya?"

"Iya, nanti Papa bawain kado pesawat deh."

"Janji?"

"Janji."

Sea membantu membereskan barang-barang yang akan dibawa oleh papanya. Saat tengah membantu papanya, Sea tidak sengaja menjatuhkan vas bunga yang ada di meja. Ia hendak membereskan pecahan-pecahan kaca itu, tetapi ia malah menginjaknya. Alhasil, kakinya pun berdarah. Dengan sigap papanya mengobati kaki Sea.

"Aw!"

"Sea, hati-hati dong. Tunggu bentar Papa ambil kapas buat bersihin luka kamu."

Papanya perlahan membersihkan luka Sea, dibersihkannya dengan sangat teliti.

"Hati-hati, Sea. Kalo nanti nggak ada Papa gimana? Sea harus bisa jaga diri."

"Papa pergi kan pasti pulang."

"Iya. Habis ini Papa pergi, tapi kan nggak tahu kapan pulangnya."

"Kan udah dibilang tadi, Papa harus pulang waktu Sea ulang tahun."

"Iya-iya."

"Mama ke mana sih, Pa?"

"Tadi pamit mau belanja bulanan sekalian mau beliin perlengkapan Papa."

Sea dan papanya melanjutkan beres-beres barang yang akan dibawa. Setelah selesai menyiapkan barang-barang papanya, Sea membuat es jeruk untuk dia dan papanya. Lalu mereka berdua menikmati waktu-waktu terakhir itu di depan televisi sembari bersenda gurau.

"Sea, kamu jangan lupa ya harus rajin belajar. Jangan lupa doain mama, papa, dan juga Kak Alex, sering-sering ke makam Kak Alex. Sea jaga diri baik-baik."

"Iya, Pa, pasti. Lagian Papa kayak mau pergi jauh aja."

Papanya hanya membalas dengan senyuman.

"Nah, itu Mama kamu pulang tuh."

"Kak Leo? Mama kok bisa bareng sama Kak Leo?"

"Iya, tadi Mama nggak sengaja ketemu Leo. Katanya dia mau pulang juga jadi sekalian deh Mama diantarin ke rumah."

"Terima kasih ya, nak Leo?"

"Iya, sama-sama, Om."

"Ayo Leo duduk dulu, nak."

"Iya, Tante."

"Sea, ambilin minum dong Leo-nya."

"Iya, Pa. Kakak mau minum apa? Es jeruk?"

"Boleh."

Sea pergi ke dapur untuk membuatkan Leo es jeruk. Sementara papanya mengajak Leo untuk beerbicara di taman.
"Leo, saya mau bicara serius dengan kamu."

"Iya, Om."

"Saya, sebagai papanya Sea, mau nitip pesan sama kamu. Kalau kamu beneran sayang dan cinta sama Sea, jaga dia dan jangan pernah sakiti dia. Kamu adalah laki-laki pertama yang berhasil mencuri perhatian Sea. Dan saya adalah laki-laki pertama yang menyayanginya dengan sepenuh hati."

"Iya, Om. Saya pasti bakal ingat terus kata-kata Om."

Sea bingung, mengapa di ruang tamu tidak ada Leo dan papanya. Ke mana mereka?

"Hm, pantas dicariin gak ada. Ternyata di sini."

"Iya, panas tadi di dalam. Ya udah Papa masuk dulu, ya?"

Sea menganggukkan kepalanya.

"Di minum, Kak."

"Thanks, ya?"

Sea tersenyum.

"By the way, papa kamu besok berangkatnya?"

"Iya, perasaan baru aja kemarin papa pulang. Besok udah mau berangkat lagi."

"Ya itulah waktu, Se. Terasa lambat apabila ditunggu dan begitu pula sebaliknya."

"Bener juga sih, Kak. Oh iya, Kakak besok mau ikut antar papa?"

"Sorry nggak bisa, nih. Besok saya ada kelas praktikum."

"Hm, iya deh."

"Ya udah saya pamit dulu ya, Se? Nanti salamin ke om sama tante"

"Iya, Kak. Take care."

"Dah, Se."

"Dah, Kak."

SEA AND LION (COMPLETE)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang