Sea selalu meminta kepada Tuhan agar waktu bisa diulang, ia tau permintaannya itu mustahil. Tapi tidak banyak yang ia minta, ia hanya minta kakaknya kembali. Tapi Sea juga tau bahwa tidak ada manusia yang bisa mengubah kehendak-Nya. Sea percaya, Tuhan tidak pernah ingkar. Saat Tuhan mengambil sesuatu, maka akan diganti pula dengan sesuatu yang bahkan sebelumnya kita nggak pernah berpikir sejauh itu. Tuhan maha segalanya!
Throwback 13 years ago
“Sea jangan main di pinggir jalan, bahaya.”
“Iya, Kakak.”
Alex, kakak Sea, saat itu sedang bermain bola dengan teman-temannya. Sea bermain boneka sendirian, ya karena memang nggak ada anak perempuan yang seusianya kala itu. Salah satu teman Alex tidak sengaja menendang bola ke arah jalan, Sea yang melihatnya segera mengambil bola itu. Tapi Sea tidak menyadari bahwa ada mobil yang melaju dari arah belakang.
“SEA!!!”
“AAAAA”
Alex mendorong tubuh Sea, dan jadilah Alex yang tertabrak. Sea segera berlari memeluk kakaknya. Pengendara mobil itu pergi begitu saja.
“Kakak! Kak, bangun, Kak. Maafin Sea.” Sea menangis sejadi-jadinya.Back
Sea selalu menangis saat mengingat kenangan menyedihkan itu, hatinya seperti tersayat oleh benda tajam. Sosok lelaki yang setia menjaganya telah diambil oleh Tuhan.
“Lo bodoh, Sea. Lo bodoh. Kalo aja dulu lo dengarin kata Kak Alex buat nggak main ke jalan, pasti Kak Alex nggak bakal diambil Tuhan.”
“Sea kenapa, sayang?” Mamahnya datang dan memeluk tubuh Sea yang kini telah rapuh.
“Mah, Kak Alex marah, ya, sama Sea? Makanya Kak Alex pergi.”
“Ssttt.. Sea nggak boleh bilang gitu, walau pun Kak Alex nggak ada di sini tapi Kak Alex selalu ada di hati Sea.”
“Tapi Kak Alex ingkar janji, Mah. Kak Alex janji bakal terus jagain Sea, ternyata malah pergi.”
“Kak Alex selalu jaga Sea.”
“Dari?”
“Surga.”
“Sea sayang Kak Alex.” Terdengar suara Sea yang sangat lirih.
“Udah, sekarang Sea mandi dulu. Habis mandi terus istirahat.”
“Iya, Mah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SEA AND LION (COMPLETE)✓
Teen FictionSea merasa bahwa dirinya telah stuck dengan Leo. Tapi sampai detik ini pun ia tidak pernah tahu apa alasannya. Dia yakin bahwa suatu saat nanti Leo-lah rumahnya. Rumah di mana tempat ia meneduh, berkeluh kesah, mengukir kisah, dan tempat di mana ia...