43. penolakan

627 132 22
                                    

********************

"Drey, koko pengen serius sama kamu. Koko bakalan terima setiap jawaban dan keputusan kamu. Koko sayang sama kamu drey, koko tau kamu ga pernah bisa buka hati kamu kecuali untuk jason. Koko bukan nya ga tau diri, tapi apakah koko punya kesempatan buat jadi pendamping kamu?"

Deg.

Audrey membuka sedikit mulutnya, menelan ludahnya dan tersenyum paksa. Audrey merasakan dahinya mengeluarkan keringat dingin, audrey merasakan bibirnya kaku tak bisa berkata kata.

Karna sebelumnya evan pernah melakukan hal ini saat dirinya masih bersekolah dikelas 2 SMP. Tapi ditolak bryan mentah mentah karna audrey masih terlalu kecil untuk merasakan sakit hati. Dan sekarang? Evan melakukan nya lagi.

Audrey tersenyum paksa dan berusaha menjawab perkataan evan.
"Ko, audrey belum bisa jawab kar... "

Evan langsung memotong cepat perkataan audrey.
"Drey koko ga perlu jawaban itu. Kamu hanya perlu jawab iya atau ngga. Kalo kamu jawab gitu, takutnya koko bakal berharap lebih lagi dari kamu. Kasih jawaban yang pasti drey tolong"

Audrey merasa tidak enak menyakiti perasaan evan untuk kedua kalinya, pria ini terlalu baik.

Evan sudah banyak membantu nya, evan sudah seperti kakaknya sendiri sama seperti bryan

Dan mana mungkin audrey tega menyakiti evan dengan jawaban nya?

Audrey menghela nafas berat dan melepaskan genggaman evan sambil tersenyum paksa.

"Ko, audrey ga bermaksud nyakitin koko dengan jawaban audrey. Tapi tolong audrey perlu banget pengertian koko, maapin audrey ko."
Evan tersenyum tipis dan mengelus pelan pipi audrey. Evan sudah paham dan sudah tau jawaban audrey

"Koko ngerti, koko juga minta maaf karna terlalu berharap sama kamu drey."
Audrey membalas senyuman evan.

"Koko ga benci kan sama audrey? "
Evan tersenyum lebih lebar dari sebelumnya dan tertawa pelan.

"Ngga lah drey, apasih masalah gini doang ga usah dianggep serius serius banget lah"
Audrey menggaruk ujung pelipis matanya yang tak gatal.

Ponsel evan berdering, evan mengerutkan dahinya dan melirik kearah audrey.

"Si.. Siapa ko? "
Tanya audrey penasaran.

" Kakakmu! "
Ujar evan sambil tertawa pelan

Evan mengangkat panggilan masuk dari bryan. Audrey mulai tersenyum tipis, dirinya cukup kagum kepada evan. Evan terlihat biasa saja walau didalam hatinya sakit. Sementara dirinya? Masalah jevana saja sudah membuatnya down.

"Halo? Adek gue lo lariin kemana?! "

Suara nyaring bryan terdengar jelas di telinga audrey. Ternyata evan men loudspeaker kan ponselnya.

"Adek lo gue culik! Mau gue ajak ke london! "

Audrey terkekeh geli mendengar perkataan evan. Sekuat tenaga audrey berusaha menahan tawanya.

"Jan ngadi ngadi lu ye! "

Audrey langsung angkat bicara.

"Aman ko! Balik bentar lagi! "

"Bentar lagi bentar lagi matamu. Dah jam berapa ini? Hampir jam 6 sore! "

"Iya ini gue anter pulang! Ribet banget jadi kakak"
Tambah evan.

"Ade gue balikin jangan lecet! Gores dikit aja lu gue bawa ke polisi! "

Panggilan langsung di putus oleh bryan. Audrey merasa geli dan tak sanggup lagi menahan tawanya begitu juga evan.

YOU LOVE ME DREY? [THE END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang