09. Mengetahui

2.6K 276 37
                                    

Selamat membaca

Tidak, sepertinya Ara sudah salah sangka. Ara kini ingin rasanya menyalahkan kakaknya itu.

Bangkit dari kursi roda, "Kalau aja kakak gak naik bis itu, temen aku mungkin bisa selamat kak." Lirih Ara pelan dengan mata yang sudah penuh dengan air mata.

"Anna." Panggil Jisung sambil memegang kedua pundak Ara untuk kembali duduk di kursi roda.

Berjongkok di depan Ara, "Ini kakak, kak olaf." Lirih Jisung lagi membuat Ara menatap mata Jisung.

Memeluk Ara, "Ra, kakak gak sanggup liat kamu kayak gini." Lanjut Jisung lagi membuat Ara meneteskan air matanya.

Ara sudah tidak peduli lagi apakah ada orang yang melihatnya menangis atau tidak.

"Kak..." Lirih Ara sambil terisak di dada bidang Jisung membuat Jisung mengelus kepalanya.

"Kak kenapa gak bilang dari awal?" Tanya Ara sambil terisak di pelukan Jisung.

Melepaskan pelukannya dari Ara, "Gak nyangka ternyata sekarang kita kakak adik ya." Ujar Jisung tidak menjawab pertanyaan Ara tapi Ara tidak memperhitungkannya.

Ara menganggukkan kepalanya kemudian Jisung mengusap air mata Ara dengan ibu jarinya.

"Tapi kak Elsa-" Tanya Ara maasih berharap namun terputus.

Ara sudah tau pasti jawabannya, tapi dia tetap bertanya. Sungguh, Ara sangat ingin mendapat Jawaban yang ia inginkan.

"Kamu pasti tau alasan selama ini kamu selalu-" Jawab Jisung bertanya namun terputus.

"Karena kakaknya kak Elsa benci sama aku kan?" Jawab Ara mematap Jisung lagi-lagi dengan senyum palsunya mampu membuat Jisung terdiam.

Sementara itu, tanpa mereka sadari beberapa dari saudara mereka yang baru saja datang sedang menonton mereka.

"Sana balik." Ujar Taeil ke adik-adiknya membuat mereka kesal.

"Ih bang." Rengek Haechan.

"Balik ato hp sita?" Ancam Taeil membuat adiknya menatapnya kesal kemudian berjalan menuju ke ruangan Ara.

Menghampiri kedua bungsu, "orang nyerang kalian sama dan juga alasannya sama." Jawab Taeil membuat Ara dan Jisung menatapnya.

"Jadi kakak harap mulai sekarang kalian bisa saling jaga satu sama lain." Lanjut Taeil.

~ ~ ~

Kali ini Ara sudah bisa tenang karena kakaknya sudah menberikan info mengenai kakaknya yang lain. Tapi tetap saja, Ara terus berpikir mengenai kartu teror tersebut.

"Lah, kartu itu dari kakak?" Tanya Ara ke Jisung.

Menganggukkan kepalanya, "Kakak ada naro beberapa kartu, dan kamu tau pasti maksudnya kan?" Tanya Jisung membuat Ara diam.

"Aku belum mau. Kejadian ini makin buat aku ngerasa belum bisa jaga diri." Jawab Ara membuat Jisung menghela nafas.

"Dek mabar ml yok." Ajak Wonwoo kemudian Ara menganggukkan kepalanya dan mengambil ponselnya.

"Ikut bang." Ujar Chenle.

"Sekuy." Jawab Wonwoo.

"Skops, sini." Panggil Taeyong.

Mendecak, "Paan?" Tanya S.coups menghampiri Taeyong dengan hpnya yang menampilakn game yang sedang ia mainkan.

Menarik tangan saudaranya keluar dari ruangan Ara kemudian menutup pintu.

Park Family [SEVENTEEN × NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang