50. Tidak Sadar

1.1K 139 11
                                    

Selamat membaca

Semuanya terjadi cepat walau setiap hari di lewati berbagai kejadian pahit. Rasanya, baru saja kemarin Ara kehilangan kakeknya, kini sang nenek, orang kesayangannya juga ikut meninggalkan dia dan memilih menyusul sang suami.

Aneh. Entah kenapa, rasanya Ara tak bisa menangis atau bahkan ingin menangis. Rasanya dia itu seperti sudah terbiasa di tinggal walau memang tetap terasa kesedihannya.

Hari ini, Ara lebih memilih datang paling akhir dan pulang terlebih dahulu, baru setelah itu dia mengunjungi neneknya itu.

"Maaf ya Nek. Kalo gak ada Ara pasti nenek gak bakal harus nahan rasa sakit yang parah." Ujar Ara sambil menatap sebuah pohon besar yang di bawahnya terdapat abu sang nenek. Sesuai keinginan mendiang, beliau memang ingin seperti ini adanya.

"Nenek bakal tetep ngelindungin Ara kan nek?"

"Nenek bakal terus mandangin Ara sama kakek, papa, mama. Kalian semua bakal merhatiin Ara kan?" Lanjut Ara sambil menundukkan kepalanya.

"Selamat jalan nek. Ara minta maaf kalau Ara belum bisa jadi cucu yang baik. Makasih nenek mau bertahan lebih lama untuk Ara. Makasih nenek mau menjadi orang terakhir yang menetap di sisi ku." Ujar Ara pelan sambil tetap menundukkan kepalanya.

Meluruskan kepalanya kemudian menghela nafas, "Mulai sekarang, Ara bakal berjuang sendiri. Makasih untuk semuanya nek. Ara janji sebelum Ara ke sisi kalian, Ara bakal dapetin maaf dari kakak." Lanjut Ara lagi dengan senyum sendu.

"Tapi kayaknya aku belum bisa kalo sekarang." Tambah Ara pelan.

~ ~ ~

"Kalian gak mau gitu samperin adik kandung kalian?" Tanya Luna ke para kakak angkatnya yang kini masih dalam balutan serba hitam.

"Hah?" Tanya Wonwoo bingung.

"Ara. Park Areum. Kalian gak mau nyamperin adik kalian gitu?" Jawab Luna setengah emosi karena kakak angkatnya yang suka kelewat telmi.

"Buat?" Tanya Mingyu sambil mengerutkan dahinya.

"Ya hibur kek. Pasti dia paling kepukul." Jawab Luna gemas namun tak indahkan.

"Ngapain diem? Samperin Ara sana!" Suruh Luna kelewat gemas dengan kakak angkatnya dan menarik tangan Johnny agar bangkit berdiri.

Bangkit berdiri, "Gak usah maksa. Sadar status lu." Jawab Johnny menusuk membuat Luna diam sementara ia lebih memilih menghempaskan tangan Luna dan berjalan menuju ke kamarnya.

"Jangan masukin ke hati Na, dia lagi emosi. Tapi gua saranin emang jangan bahas orang itu." Ujar Ten kemudian menepuk bahu adik angkatnya itu lalu menyusul saudaranya itu. Moodnya pasti hancur karena kehilangan, tapi percayalah, sifatnya tak seperti itu sebenarnya.

Hah...

Berkali-kali Luna selalu mencoba membahasa Ara yang setau dia itu adalah adik kandung Lee bersaudara dan adik tiri Park bersaudara. Luna tak tau pasti kesalahan besar apa yang sudah di buat wanita itu tapi bukankah terlalu kelewatan jika sampai seperti ini?

Berjalan mendekati Luna, "Kali gak mau posisi lu di ambil balik sama yang punya lebih baik lu diem, cukup berperilaku sebagai adik kita buat gantiin kekosongan." Bisik Jaemin dengan tanpa senyuman di bibirnya namun matanya tertawa dan sedetik kemudian dia meninggalkan adik angkatnya itu.

Park Family [SEVENTEEN × NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang