19. Mulai Terbiasa

1.9K 218 8
                                    

Selamat membaca

Berjalan dengan tatapan kosong kemudin duduk di samping bangsal.

"Gimana kondisi lu?" Tanya Gadis yang penampilannya acak-acakkan dengan wajah lusuh yang jelas jauh berbeda dari biasanya.

"Gua kangen lu, Lee Daehwi." Ujar gadis itu meluapkan rasa rindunya kepada seseorang yang masih tertidur tenang.

Sudah 4 hari berlalu dan tidak ada yang berubah. Daehwi tetap tertidur tenang usai kejadian kemarin. Mungkin yang berubah hanya interaksi dia dengan teman-temannya. Kini dia lebih menutup diri dari temannya.

Menghela nafas, "Kalo aja gua gak maksa lu ikut kerkel mungkin gua yang bakal di sini." Ujar Somi sambil menggenggam tangan Daehwi.

Bukannya dia tidak bersyukur karena di selamatkan, tapi kalau orang yang menyelamatkannya malah merenggang nyawa, itu malah akan menjadi beban yang harus Somi tanggung seumur hidup di tambah itu orang yang ia sukai. Tapi juga jika Daehwi tidak menyelamatkan Somi mungkin itu juga menjadi beban dia karena membiarkan orang yang ia cintai tertembak di depan matanya.

Meletakkan kepalanya di kasur, "Wi..." Lirih Somi.

Menghirup nafas panjang, "Jangan tinggalin gua..." Lirih Somi lagi.

Yeji...

Sahabat yang Somi pikir baik namun siapa sangka ternyata dia memanfaatkan status persahabatan mereka.

"Som." Panggil Daehwi.

Berdeham kemudian menatap Daehwi yang duduk di sebelahnya.

"Gua suka sama lo." Ujar Daehwi membuat Somi diam mematung.

"Ta-tapi-" Jawab Somi namun terputus.

"Gua tau, lu belum bisa bales perasaan gua, tapi gua bakal tunggu sampe lu bisa bales perasaan gua." Sela Daehwi dengan senyum khasnya dan tatapan yang menatap dalam netra Somi.

Menteskan air matanya, "Gua juga suka sama lo Lee Daehwi!" Ujar Somi sedikit berteriak sambil menatap Daehwi.

"Jadi gua mohon, ayo bangun Wi. Lu janji bakal nunggu sama gua bisa bales perasaan lu kan?" Lanjut Somi.

Bodoh.

Somi merasa dirinya bodoh karena menolak Daehwi saat itu padahal sedari dulu di sudah menyukai Daehwi namun dia masih belum tau perasaan apa itu.

"Harusnya lu paksa gua Wi..." Lirih Somi.

Sementara itu di depan ruang ICU.

"Ra, kalo lu emang benci rumah sakit jangan di paksa." Ujar Renjun yang kali ini menemani dia ke rumah sakit.

"Tapi mereka kayak gitu kar-" Ujar Ara sambil menundukkan kepalanya.

Memeluk adiknya, "Bukan salah kamu Ra." Lirih Renjun sudah lelah dengan sifat Ara yang keras kepala dan selalu menyalahkan dirinya sendiri.

Menumpahkan semua air matanya, "Ka-kalo aja aku bisa ngambil pistol itu pasti mereka gak bakal kayak gitu bang." Jawab Ara dengan nada gemetar.

Mengusap punggung Ara, "Mereka pasti baik-baik aja Ra." Jawab Renjun mencoba meyakinkan adiknya walau dia juga tidak tau.

Renjun tau apa yang Ara rasakan, dan juga tau apa yang Ara takutkan karena dia sudah mengalaminya.

~ ~ ~

"Kondisinya sudah normal, tapi sayang, sepertinya pasien belum ingin sadar."

Satu kalimat dari dokter yang terus terputar di kepala Somi.

Park Family [SEVENTEEN × NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang