SDS | 2 |

1.1K 68 0
                                    


'Sesak yang melanda dada tak bisa di definisikan dengan kata. Hanya bisu lalu melebur pasrah tanpa suara'

_Alda Kautsaranny D_

🌦️🌦️🌦️


      Jika tidak karena pertemuan di bus satu bulan lalu,dan di tolong dari percobaan pelecehan itu. Mungkin Alda tak akan duduk di sini sekarang.

     Duduk bersama laki laki yang gila kata terimakasih atas aksi heroiknya satu bulan lalu. Di depan penghulu dan tamu undangan. Ini gila! Mana ada tiba tiba meminang terus sebulan kemudian menikah?

      Alda masih tak habis fikir. Dirinya harus menikah dengan orang yang tak di kenalnya,di tambah usia mereka terpaut cukup jauh. Bukan! Bukan cowok itu yang lebih tua darinya,tapi cowok itu empat tahun lebih muda darinya.

      Dirinya hampir menangis,air matanya hampir tumpah. Bukan karena terharu karena hari ini hari bahagianya,tapi hari terburuknya selama ia hidup di dunia!

      Kehilangan Haikal enam tahun lalu,lebih mending di banding menikah dengan cowok asing hari ini.

     Fikiran Alda berkilas balik pada kejadian sebulan lalu. Dimana cowok itu tiba tiba datang dan meminangnya.

       "Lo gila ya? Gue nggak kenal lo! Dan kenapa bisa lo tahu rumah gue?!". Ujarnya waktu itu dengan emosi yang menggebu.

      "Nak nak,Alda sayang? Nak Haidar ini orang baik. Beberapa minggu lalu Nak Haidar ini nolongin Mama dari jambret waktu Mama harus turun ke pasar tradisional saat beli barang lokal buat semple brand baru tas Mama. Mama juga kenalan kok sama Ibunya Nak Haidar ini. MasyaAllah bercadar Nak!". Ucap Mama memberi pembelaan.

      Alda hampir menangis mendengar itu. Mama tak tahu,bahwa cowok itu gila terimakasih. Dia meminta ucapan terimakasih setelah melakukan aksi menyelamatkannya waktu turun dari bus itu.

      "Tapi Ma-, Alda sayangnya sama Haikal!". Terangnya dengan mata berkaca kaca. Gadis itu terduduk lemah di sofa,menatap lelaki yang bernama Hidar itu. Toh dirinya juga belum berkenalan dengan Haidar,kenapa cowok itu dengan gampangnya meminta ia pada Mama dan Papa? Apa yang istimewa dari dirinya? Alda masih tak tahu apa maksut terselumbung dari cowok itu.

       "Memang usia kita terpaut empat tahun Kak,saya baru 19 tahun,mahasiswa baru di kampus Kakak dan Kakak Mahasiswa lama yang hampir wisuda bulan depan. Tapi niat saya baik,saya suka dengan Kakak dan ingin membimbing Kakak,menjadikan Kakak sebagai teman sesurga saya". Ujarnya sungguh sungguh.

    
       Alda berdiri dengan cepat "Suka sama gue?! Gimana ceritanya hah?! Lo aja baru ketemu gue waktu di bus! Itupun gue galak sama lo! Darimana lo bisa suka sama gue?! Lo ada niat busuk kan?! Ngaku aja lo!". Ujarnya dengan nada tinggi.

      Dengan cepat,Mama menampar pipi Alda hingga gadis itu hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya. "Bisa jaga mulut nggak sama tamu Al?! Haikal itu sudah bawa dampak buruk buat kamu! Sampai dia mati pun,dia masih bawa dampak buruk!". Sentak Mama tak kalah tegas.

       "Pa,ayolah. Alda aja belum slesai skripsi. Masak nikah sama orang ini? Papa yang lebih ngerti Alda Pa". Ujarnya memohon pada Papa yang kini hanya diam,nampak berfikir.

       "Kamu harus dapat pendaping yang lebih baik,yang bisa membimbingmu Al. Kamu harus move on dari Haikal. Dan Papa setuju jika Nak Haidar ini menikahi kamu,Papa menerima lamarannya". Ujar Papa memberi keputusan final.

      Air mata Alda lolos siang itu juga,dengan penuh kekecewaan gadis itu masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya selama berhari hari. Ia juga melakukan aksi mogok makan,mogok kuliah agar Papa dan Mama membatalkan ide gila itu. Tapi sepertinya,hari itu adalah hari tersial Alda.

      Dengan dalih anak tersayang,karena anak tunggal tidak lantas membuat semua kemauan Alda terpenuhi. Termasuk kali ini,dirinya benar benar harus menikah. Bahkan saat lamaran secara resminya dan di hadiri ibu mertuanya yang kata Mama bercadar,Alda pun tak berniat menunjukkan itikat baik untuk sekedar pura pura menyambut.

      Orang orang saat itu seolah saling berkompromi untuk memaklumi sikap penolakannya terhadap pelamaran hari itu. Hingga kini,sampai pada hari H pernikahan,orang orang begitu bahagia tersenyum di atas penderitaanya.

      Berdandan layaknya pengantin,Alda mengenakan gaun putih polos dengan hijab yang di tata sedemikian rupa. Mahkota kecil di atas kepala dan hena putih yang menempel di tangan,bagi Alda itu semua bukanlah sesuatu yang istimewa sekarang. Jauh dari ekspetasinya saat menikah mengenakan gaun ala princess tanpa lengan dan rambut di gelung dengan mahkota berlian,bahkan mimpi mendapatkan pendamping lelaki sesuai yang di inginkannya pun pupus begitu saja.

      Apa kata teman teman kampusnya nanti saat mereka tahu,bahwa dirinya menikah dengan berondong? Ini pernikahan terlucu mungkin sepanjang pernikahan yang ada di Indonesia.

      Alda pun tak berniat mengundang teman kampusnya walau hanya satu orang saja. Pernikahan itu juga tidak di gedung mewah dan mengadakan resepsi mahal. Hanya ijab qobul saja di rumah dengan di hadiri keluarga inti saja.

      "Ya Haidar Arroyyan Sahli bin Sayyid ahmad. Aku nikahkan dan aku kawinkan engkau,dengan putriku yang bernama Alda Kautsaranny Dahlan binti Dahlan Wahab dengan maskawin berupa logam mulia seberat lima gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!". Ucap Papa dengan mantap. Tangan mereka berjabat,sembari memegang mic,wajah Haidar begitu tegas dan serius. Tak ada ketakutan atau ketidak percayaan diri di matanya.

      "Saya terima nikahnya Alda Kautsaranny Dahlan binti Dahlan Wahab dengan maskawin tersebut tunai!". Jawabnya lantang dan cepat.

     "Bagaimana para saksi? Sah?". Tanya penghulu.

  
     "Saahhh!!".

     "Baarakallaahu laka, wa baarakallahu 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khaiir". Ucap Penghulu membacakan doa selamat untuk kedua mempelai dan di aamiin kan oleh seluruh tamu undangan yang hadir.


🌦️🌦️🌦️

🌦️🌦️🌦️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SUAMI DARI SURGA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang