SDS | 8 |

749 49 1
                                    

   

🌦️🌦️🌦️

 
      "Sumpah ya! Tu orang ngeselin banget! Untung gue nggak telat ke kampus buat ngajuin skripsi!". Gerutunya kesal. Alda masih berjalan cepat di koridor kampus. Pagi ini ia sudah ada janji dengan dosen pembimbing untuk mengajukan skripsinya.

      Gara gara tadi malam,Haidar benar benar tak bertegur sapa dengannya sama sekali. Entah cowok itu berangkat jam berapa,yang pasti Alda lupa menyalakan alarmnya dan membuatnya kesiangan. Di tambah tak ada makanan sama sekali untuknya sarapan membuat moodnya hari ini benar benar hancur.

      "Okay,dia memulai perang dingin sama gue. Gue layanin! Gue jagonya kalau urusan ngediemin orang!". Gerutunya lagi.

     Setelah sampai di depan ruangan dosen,Alda pun permisi masuk sembari berusaha melebarkan senyum,walaupun sekarang moodnya sedang buruk. Ia harus berusaha semaksimal mungkin,termasuk berperilaku baik saat mengajukan skripsinya. Dirinya juga tidak ingin kekurangan nilai seperti tahun kemarin hingga membuatnya harus mengulang mata kuliahnya lagi.

     Setelah mengajukan skripsi dan di beri beberapa pertanyaan serta mengobrol cukup lama,akhirnya gadis itu selesai juga. Urusan hari ini clear. Rencananya setelah wisuda,Alda ingin melamar di Law Firm milik rekan kerja Papa. Pemilik Law Firm itu adalah Kak Geraldi atau biasa di panggil Alda dengan sebutan Kak Gege ,pengacara muda dan sukses yang kini sudah memiliki Law firm ternama di Indonesia.

     Walau Alda terlambat menyelesaikan kuliah,tapi Gege sendiri sudah menawari Alda tanpa harus melihat IPK Alda. Beginilah kekuatan orang dalam,tanpa harus berusaha keras untuk belajar sungguh sungguh agar IPK bagus,atau lulus dengan IPK sempurna ,tapi Alda sudah lega karena sudah memiliki pandangan akan bekerja dimana. Ya,cita citanya menjadi wanita karier. Menikah baginya tidak terlalu penting setelah kepergian Haikal. Dirinya sudah terbiasa hidup sendiri dalam kesepian,jadi buat apa harus menikah?

       Senyumnya memudar ketika membayangkan ia nanti akan menjadi wanita karier tanpa harus melewati fase menikah. Tapi faktanya,Alda telah menikah tanpa persetujuan dirirnya sendiri. Alda masih tak habis fikir kenapa Mama,Papa dan Umi seolah kompak merencanakan pernikahan ini. Haidar yang notaben anak pesantren pun pasti tak akan sembarangan memilih pendamping hidup,apalagi usianya masih muda pasti planing kedepannya pun masih banyak.

   
      Seolah terhanyut dalam fikiran yang menerka nerka membuat Alda ingin menyelidiki pernikahannya lebih dalam. Apa yang sebenarnya menjadi dasar di bangunnya perniakahannya dan Haidar. Jika memang bukan karena Haidar menyukainya dan ada hal lain,sungguh Alda akan murka pada orangtuanya dan Haidar,begitupun Umi. Dirinya tidak perduli jika Umi adalah ibu mertuanya,ia tidak suka di bohongi,apalagi ini soal pernikahan dan masa depannya.

       Gadis itu terduduk lesu di meja makan,setelah pulang dari kampus dan masih tak menemukan apa apa. Haidar juga kelihatannya belum pulang,jadi tak ada makanan apapun di rumah. Gadis itu memutuskan dilivery karena sudah tak sanggup menahan lapar. Perutnya sudah perih sedari tadi waktu mengajukan skripsi,hingga kini waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore.

       "Astaga! Aghh perut gue". Rintihnya sembari meremas perut.

      "Gofood-nya juga nggak datang datang sih! Nggak tahu orang kelaparan apa?!". Gerutunya sendiri. Gadis itu pun beranjak dari duduknya,lalu ke dapur untuk mengambil segelas air putih.

      Sebenarnya Alda bisa sebelum pulang ke minimarket,atau setidaknya ke restaurant di lantai bawah. Tapi karena moodnya terlalu buruk di tambah fikiran baru yang membuat beban baru untuk dirinya membuat Alda tak nafsu makan sama sekali.

SUAMI DARI SURGA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang