Kamu adalah sebagian dari doa terkabul yang aku syukuri dan ku jaga kehadirannya-Haidar
🌦️
Melihat Alda menangis di sepanjang perjalanan pulang,membuat Haidar kebingungan harus melakukan apa. Dirinya tak begitu mengerti soal perempuan,apalagi Alda.
Hujan yang tiba tiba mengguyur membuat suasana di dalam mobil sunyi henyak. Kemacetan masih terjadi,padahal tinggal beberapa km lagi sampai di apartement.
Haidar memutuskan mengambil tissue di dasbor mobil dan menyodorkannya pada Alda. Tapi sayang, gadis itu tak menerima tissue pemberiannya,tapi justru menghempaskan tangannya.
"Aku sadar,aku kurang dalam segala hal buat jadi istri kamu". Ujarnya sembari menangis sesegukan.
"Tapi apa pantes,Umi bilang ke perempuan lain kalau beliau pengen perempuan itu jadi istri kamu? Padahal kamu udah punya istri aku". Lanjutnya lagi.
Haidar setengah kaget,ternyata dari tadi yang membuat Alda menangis sesegukan adalah Umi? Dirinya sendiri juga tak habis fikir kenapa Umi bisa berbicara seperti itu dengan Alda.
"Emang bukan di depan aku ngomongnya,tapi kenapa seolah Umi memberi kesempatan buat perempuan lain untuk jadi istri kamu? Sekarang aku tanya jujur deh,kamu sebenarnya ada apa sama Zahra? Kamu pacaran sama dia? Terus terpaksa putus karena nikahin aku? Kalau emang iya,mending kita sampai sini aja dan kembali sama Zahra. Aku nggak mau egois jadi perempuan".
Kemacetan dengan suara berisik beberapa mobil membunyikan klakson,di tambah ucapan Alda yang menggebu benar benar membuat kepala Haidar pening. Rasanya ingin sekali pecah. Alda tidak bertanya satu persatu,tapi beruntun dan membuatnya kebingungan harus menjawab yang mana dulu.
Allahu akbar Allahu akbar!
Keduanya terhenyak,mendengar suara adzan dari masjid yang pas sekali di bahu kiri jalan mereka tertahan kemacetan. Tanpa fikir panjang,Haidar langsung membelokkan mobilnya memasuki area masjid tersebut.
"Aku mau pulang!". Ujar Alda tak setuju,saat Haidar lebih memilih mampir ke masjid.
"Macetnya masih lama Al,hujan juga. Kita berhenti dulu,kalau kamu mau sholat di rumah nggak apa apa,saya sholat di sini". Jelas Haidar kemudian beranjak turun dari mobil.
Alda tak bisa mencegah,biar bagaimanapun sholat di masjid adalah hal utama bagi Haidar. Gadis itu akhirnya memutuskan ikut turun,lalu berjalan di tempat wudhu wanita. Setelah selesai wudhu dan membersikan make up wisuda dengan tissue yang ada,Alda langsung masuk ke dalam masjid karena iqomah segera di kumandangkan.
"Imam yang biasanya terserang stroke setengah enam tadi,belum ada pengganti Mas". Ujar seseorang di dekat mimbar.
Alda hanya melihatnya saja dari area sholat khusus perempuan,gadis itu melihat Haidar seperti sedang bernegosiasi dengan marbot masjid.
"Saya saja yang menggantikan Pak,kebetulan waktu di pondok,saya sering mengimami sholat ketika Abah sedang sakit".
Marbot tersebut mengulas senyum sembari mengangguk,lalu mempersilahkan Haidar untuk ke tempat imam dan marbot tersebut mengumandangkan iqomah.
Alda terdiam menatap lurus kedepan,melihat Haidar memakai peci yang entah darimana asalnya sembari berdiri mantap di tempat imam.
Sholat jamaah di mulai,hingga berakhir dengan khusyuk dan hikmat. Setelah selesai sholat jamaah di tambah doa bersama seperti imam pada umumnya. Haidar menghampiri Alda di area sholat wanita. Dirinya berjongkok sembari menatap Alda yang masih sibuk melipat mukena.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI DARI SURGA (TAMAT)
RandomMAAF CHAPTERNYA KE-ACAK Perjuangan Haidar meluluhkan hati Alda membutuhkan kesabaran ekstra. Bukan karena alasan ia menikahi perempuan yang empat tahun lebih tua darinya. Tapi ini sebuah amanah,yang harus ia laksanakn meskipun membuatnya haru...