🌦️🌦️🌦️
Haidar tercengang saat melihat pemandangan meneduhkan untuk yang pertama kalinya itu. Melihat Uminya memeluk Alda dengan begitu sayangnya. Seketika pelukan itu terlepas saat kedua wanita itu menyadari kehadirannya. Mereka salah tingkah sendiri melihat Haidar sudah berdiri di ambang pintu sedang melihat Alda dan Umi berpelukan sendu.
"Lanjut aja pelukannya,nggak papa. Adem kok di lihatnya". Ujar Haidar tersenyum sembari berjalan ke kamar melewati istri dan Ibunya.
"Makan Nak,Umi bawa masakan kesukaanmu". Ucap Hesih agak lantang. Sedangkan Alda kembali menuju dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya memindahkan makanan ke piring.
"Alda gimana skripsinya? Lancar?". Tanya Hesih menyusul Alda di dapur. Gadis itu mengembangkan senyum "Alhamdulillah lancar Mi,tinggal lampiran terus di ajukan ke pembimbing. Kalau di Acc minggu depan Alda sidang,nggak sampai sebulan udah bisa ikut wisuda". Terangnya semangat.
"Alhamdulillah,di amalkan ilmu yang di dapat ya. Semoga ilmunya bisa bermanfaat bagi diri kamu dan orang sekitarmu aamiin".
"Aamiin ya Allah".
Tak lama,Haidar keluar. Sudah berganti kaos oblong putih dan celana boxer pendek. Rambut cowok itu masih agak basah,membuat Alda seketika terdiam mengingat seseorang yang mirip dengan Haidar. Tapi kepalanya tak menemukan siapakah orang yang mirip dengan Haidar.
"Makan dulu Nak,habis itu berangkat". Ucap Umi mengusap bahu Haidar. Kalimat berangkat yang di ucapkan Umi membuat Alda mengerinyit,berangkat kemana? Tapi Alda tak ingin bertanya. Gengsinya terlalu tinggi pada Haidar,apalagi sekedar bertanaya 'Lo mau berangkat kemana?' bukannya di jawab yang ada malah Haidar kesenengan karena di ajak bicara dengan dirinya.
Mau tak mau akhirnya Alda makan lagi karena ikut menghargai ibu mertuanya. Untuk yang pertama kali,mereka makan dalam satu meja makan yang sama. Keadaan pun sunyi,tidak seperti saat dirinya makan bersaman Papa dan Mama yang lebih banyak ngobrol sambil cerita kegiatan mereka hari itu.
Apa mungkin karena keluarga islami? Jadi makan pun harus menggunakan adab yang di sabdakan nabi? Entah,tapi Alda pernah dengar jika makan tidak boleh bersuara ataupun menimbulkan bunyi dari alat makan itu sendiri.
🌦️
Malam ini,Alda memaksakan diri untuk mengejar skripsinya. Tinggal beberapa halaman lagi ia finish,tapi fokusnya terganggu karena mendengar Haidar tadarus Al qur'an,padahal waktu hampir 11 malam. Lelaki itu sebenarnya baru beberapa menit sampai di rumah,setelah pulang kerja. Kata berangkat yang membuat Alda bertanya tanya ternyata Haidar berangkat kerja. Lelaki itu bekerja partime di tempat konveksi bagian pengepakan.
"Lo bisa nggak sih,tadarusnya habis subuh atau habis magrib aja? Gue nggak konsen nih!". Sentaknya kemudian,setelah merasa kesal karena Haidar tidak mengerti keadaanya. Cowok itu langsung menghentikan tadarusnya,lalu melantunkan doa kafaratul majelis untuk menyudahi tadarusnya malam ini.
Setelah di rasa tak ada lagi suara yang mengganggu,Alda kembali fokus ke layar laptopnya. Sedangkan Haidar,beranjak dari sajjadahnya,melipatnya lalu menggantungnya kedalam lemari. Cowok itu keluar dari kamar,seperti malam sebelumnya,tanpa di minta ia sudah memposisikan tidur di sofa. Dirinya tahu jika Alda tak mau tidur seranjang dengannya,sedangkan kamar di apartement yang satunya sudah di gunakan Alda untuk waddropenya.
Alda mengikuti dari belakang,mengintip dari kamar kemana perginya Haidar. Ada rasa sedikit kasihan juga,sedikit sekali melihat Haidar meringkuk tanpa selimut di sofa begitu. Gadis itu lalu ke kamar sebelah,berniat ingin mengambil bedcover lain di lemarinya. Gadis itu terperangah,saat ruangan kamar kedua itu di sulap dengan sederet lemari tinggi yang di dominasi oleh pakaiannya,dan semua itu yang menata Haidar?
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI DARI SURGA (TAMAT)
DiversosMAAF CHAPTERNYA KE-ACAK Perjuangan Haidar meluluhkan hati Alda membutuhkan kesabaran ekstra. Bukan karena alasan ia menikahi perempuan yang empat tahun lebih tua darinya. Tapi ini sebuah amanah,yang harus ia laksanakn meskipun membuatnya haru...