Memulai semuanya dari awal memang lebih baik,dari pada meneruskan yang telah menyakitkan
-Alda Kautsaranny-
🌦️🌦️🌦️
Alda berusaha menguatkan hati,berusaha membunuh gengsi dan berusaha melumpuhkan egonya demi sebaris kata maaf. Ia benar benar tidak enak dengan Haidar dan Zahra yang telah kena semprotnya tadi,padahal mereka berniat baik dengan dirinya.
Perihal hubungan khusus antara Haidar dengan Zahra,Alda berusaha biasa saja melihatnya.
Ia menguatkan hati,walau jatungnya berdebar cukup kencang saat melihat keduanya tengah asyik duduk berdua di restaurant apartement.
Zahra terlihat sibuk mengelap wajah dan hijabnya dengan tissu,sedangkan Haidar tengah sibuk memperhatikan gadis itu.
Alda berjalan ragu ke tempat Zahra dan Haidar duduk. Mau tidak mau ia harus meminta maaf dan sedikit memberi apresiasi untuk kue yang mereka bikin tadi.
"Alda?". Gumam Haidar pelan saat cowok itu telah lebih dulu melihat kedatangan Alda dari jauh. Zahra yang mendengar Haidar mengucap nama Alda pun langsung ikut menoleh ke arah tatapan mata Haidar. Sontak,gadis itu menunduk dan cepat cepat mengambil tas slempang dan ponselnya untuk segera pergi sebelum Alda mendekat. Tapi Alda tak kalah cepat,gadis itu lebih dulu menahan lengan Zahra agar Zahra tidak kabur.
"Iya Mbak,aku pergi. Aku nggak akan kesini lagi kok,aku janji!". Ujarnya takut. Tak lama mata Zahra sudah berkaca kaca,Alda yang masih memegangi lengan Zahra terdiam seketika saat melihat reaksi Zahra. Sebegitu kejamkah ia sampai sampai Zahra begitu takut dengan dirinya?
"Nggak nggak,gue nggak mau marahin lo lagi". Ujarnya berusaha santai. Setelah itu Alda melepas lengan Zahra dan mengambil duduk di samping Haidar.
"Duduk". Pintanya.
Zahra pun duduk,masih dengan menundukkan wajah sembari sesekali meneteskan air mata.
"To the point aja,gue nggak suka bertele tele. Gue cuma mau minta maaf atas perlakuan gue tadi. Gue nggak berniat begitu sebenarnya,mau lo ada hubungan sama Haidar mau enggak,itu terserah lo,tapi gue cuma minta satu aja. Tolong,jangan ngusik ketenangan hati gue dengan suara berisik lo itu. Lo kan muslimah,berhijab bergamis,sudah seharusnya lo jaga lisan dan perilaku. Jadilah perempuan yang lebih lemah lembut".
Zahra mendongkkan wajah,menatap Alda dengan mata berbinar. "Mbak serius udah nggak marah sama aku?". Tanyanya antusias.
Alda hanya mengangguk sembari berusaha memaksakan senyum. "Makasih juga kue ulang tahunnya,enak kok bikinan lo". Lanjutnya lagi.
Tanpa di sangka,Zahra berdiri denga cepat dan langsung memeluk Alda erat. Entah apa yang ia ucapkan,tapi begitu cepat sampai Alda sendiri tak mengerti apa yang di ucapkan Zahra.
"Gue tadi bilang,jadilah perempuan yang lebih lemah lembut,bawel banget deh". Tegurnya sembari tersenyum.
"Oh iya,maaf Mbak hilaf". Ucapnya sembari tersenyum riang. Di sela adegan tak terduga itu,ada Haidar yang menatap keduanya dengan senyum yang mengembang. Merasa bangga dengan perilaku Alda barusan,dengan besar hati gadis itu mulai mengikis ego dan gengsinya. Mungkin pagi ini juga,untuk yang pertama kalinya Haidar melihat Alda tersenyum kembali setelah terakhir kali Haidar melihat senyum Alda waktu mos satu tahun lalu.
🌦️
"Hari ini lo kerja?". Tanya Alda canggung. Setelah kepulangan Zahra,Haidar dan Alda memutuskan untuk kembali ke apartement.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI DARI SURGA (TAMAT)
DiversosMAAF CHAPTERNYA KE-ACAK Perjuangan Haidar meluluhkan hati Alda membutuhkan kesabaran ekstra. Bukan karena alasan ia menikahi perempuan yang empat tahun lebih tua darinya. Tapi ini sebuah amanah,yang harus ia laksanakn meskipun membuatnya haru...