SDS | 23 |

888 60 0
                                    

Assalamualaikum? Malam minggu ya mblo? Dahlah di rumah aja baca wattpad. Bahaya kluar malem kalo ngga ada pasangan wkwk.

Mohon maaf yaa,author nggak update lama. Ceritanya makin sibuk nih,jadi baru sempet update hehe

Cuss langsungg baca dan jangan lupa vote!

🌦️🌦️🌦️

Setelah selesai dinner dengan obrolan panjang yang mengasyikan,kini tiba saatnya Haidar memberi hadiah yang ia janjikan pada Alda.

Selesai membayar,Haidar membawa Alda ke parkiran dan memakaikan istrinya penutup mata. Entah,Alda sendiri juga tak bisa menebak apa yang akan di berikan Haidar,karena cowok itu susah di tebak.

"Ini hadiahnya besar apa kecil?". Tanya Alda menebak nebak,sembari menunggu Haidar selesai memakaikan kain hitam itu.

"Em-,besar".

"Bentuknya apa?". Tanya Alda lagi.

"Nggak boleh Alda,pokoknya Alda ikutin arahan saya dan fokus. Karena untuk mendapatkan ini,Alda harus bekerja keras". Jelas Haidar setelah selesai memakaikan kain penutup mata. Kini kedua tangannya memegang bahu Alda,mengarahkan cewek itu pada pintu keluar cafe.

"Dengarkan baik baik,Alda harus jalan 10 langkah dari tempat Alda berdiri sekarang". Ucap Haidar memberi aba aba.

"Kamu jerumusin aku? Kamu mau ninggalin aku? Hey! Mas kamu dimana?!". Ucap Alda panik sembari berputar mencari keberadaan Haidar.

"Saya di sini". Jawabnya meraih tangan Alda dan meletakkanya di pipi. Alda bernafas lega,ia meluruhkan tangannya dari pipi dingin Haidar.

"Janji ya,jangan ngerjain". Terang Alda cemas.

"Iya Alda janji,yaudah sekarang balik badan dan ikutin arahan pertama saya tadi,jalan ke depan sepuluh langkah".

Alda tak menjawab,ia langsung berjalan sembari menghitung langkah kakinya,hingga kini mereka berdua telah sampai di pintu keluar cafe.

"Terus udah sepuluh langkah".

"Alda hadap kiri,jalan duapuluh langkah".

"Ogheyy".

Alda berjalan saja tanpa takut jatuh,ia menghitung langkah demi langkahnya dengan santai seolah tak ada penghalang apapun di depan. Apa begini ya rasanya aman dan nyaman berada di samping orang yang tepat? Dalam gelap mata yang tertutup pun Alda masih bisa mencium bau harum parfum Haidar,mendengar langkah kaki Haidar yang terus setia berada di belakangnya. Mungkin juga tangannya siap bersiaga menangkap Alda jika Alda jatuh nanti.

"Kebanyakan Al,mundur dua langkah". Gumam Haidar tiba tiba. Alda pun menghentikan langkah dan mundur dua langkah.

"Belok kiri lagi ya, kali ini langkahmu bakal panjang. Dan jangan berhenti kalau saya nggak nyuruh kamu berhenti". Jelas Haidar lagi setelah mereka berada di depan sebuah gang kecil di sebelah cafe.

"Buat mastiin kamu tetep di situ,apa jaminanya?".

"Em-, tunggu".

Setelah itu,hanya terdengar grasak grusuk di telinga Alda. Tak tahu Haidar sedang melakukan apa,tapi tiba tiba saja tangannya di raih dan di ikat oleh sesuatu.

"Ngapain ini Mas?". Tanyanya panik.

"Di tali pake rafia". Jawabnya dingin.

"What?? Kok jatohnya kayak aku tunanetra sih?! Gini amat mau dapet hadiah sama suami! Besok besok sekalian suruh ngambil hadiahnya di atas gunung melewati lembah dan hutan!!". Omel Alda kesal,namun Haidar terlihat acuh,tak mendengarkan omelan Alda. Ia masih fokus mengaitkan rafia itu ke tangannya.

SUAMI DARI SURGA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang