SDS | 28 |

876 64 0
                                    

🌦️🌦️🌦️

"Aku cuma pengen Haidar jagain kamu,nggak buat milikin kamu". Ujar suara berat itu tiba tiba. Membuat Alda yang tengah duduk di kantin sendirian tersadar dari lamunannya.

"Tapi ternyata dia suka sama kamu,jagain kamu melebihi dari amanah yang aku kasih". Lanjutnya lagi.

Alda masih terdiam,hanya mendengarkan saja.

"Aku pergi karena aku merasa terlalu jauh ngerusak kamu. Aku terlalu jahat dan terlalu brengsek. Kalau aku terus bertahan,bukan nggak mungkin kamu jadi perempuan yang ngga ada harapannya buat orang tua kamu".

Mendengar itu,Alda hanya menyeringai sembari menggeleng gelengkan kepala pelan. Ia tak percaya dengan jalan fikiran Haikal.

"Rupanya Bandung menjadi persembunyian terbaik. Walau dekat dan bisa bolak balik Jakarta. Kamu nggak nyari aku sama sekali".

Kalimat terakhir berhasil membuat Alda menatap Haikal. Mata yang selalu Alda rindukan setiap malam,kini sudah terkotori dengan segala kebohongan. Alda jadi ragu untuk percaya dengan ucapan Haikal lagi,walau hanya satu kata saja yang keluar dari mulutnya.

"Gimana bisa gue nyari orang yang udah di nyatakan meninggal hm? Bokap lo aja bilang,Haikal di kubur di Bandung. Di tempat Kakek Neneknya. Tapi gue nggak bisa lihat jasad lo buat yang terakhir kali. Buat apa gue nyariin kuburan lo?".

Jawaban Alda seketika membuat Haikal terdiam. Cowok itu menatap Alda dengan tatapan bersalah. Entah harus bagaimana lagi ia meminta maaf dengan Alda. Sampai kini,Haidar di nyatakan selesai operasi dan mengalami koma. Alda masih saja tak mau bersikap baik padanya. Alda bukan perempuan yang dulu manja sekali dengannya. Cewek itu menjadi cewek kuat dan tegas atas perasaanya sendiri. Haikal sudah tak merasa memiliki Alda lagi.

Ponsel Alda tiba tiba berbunyi. Tertera nama panggilan dari Mamanya.

"Hallo Ma". Jawab Alda lembut.

"Haidar sudah sadar".

"Alhamdulillah,Yaudah Alda langsung ke ruangan ya Ma".

"Iya Al,hati hati jalannya".

Alda bangkit dari duduknya,menimbulkan reaksi yang sama dari Haikal. Cowok itu ikut bangkit.

"Mau kemana?".

"Bukan urusan lo".

"Al Al". Cegah Haikal sembari mencekal tangan Alda.

"Le-Pas!".

"Aku harus kaya gimana biar kamu bisa maafin aku?". Tanya cowok itu lagi dengan nada frustasi.

"Menghilang dari hidup gue dan jangan ganggu gue lagi!".

Alda meninggalkan Haikal. Sercercah harapan akan Haikal hidup kembali dulunya,kini sudah bukan menjadi keinginannya lagi. Ia justru ingin sekali cowok itu lenyap dari hadapannya.

Gadis itu masuk ke dalam lift,lalu memencet angka tiga. Ruangan ICU Haidar ada di lantai tiga. Dua hari berlalu Alda lewati dengan segenap rasa sakit dan bimbang. Mendengar Haidar di amputasi dan kini mengalami koma justru membuat dirinya semakin down.

Bahkan untuk memikirkan masuk kerja saja tidak. Alda menahan tangisnya di dalam lift. Kembalinya Haikal bukan sesuatu yang ia mau untuk saat ini. Ia hanya mau Haidar. Ia hanya mau kehidupan normalnya dua hari lalu,sebelum suaminya mengalami kecelakaan.

"Saya ingin lihat bagian dari kamu dalam versi yang lebih baik. Saya ingin kamu belajar dari dia kelak,gimana luasnya sabar,gimana tentramnya jiwa saat kamu ingin marah namun dia hadir menjadi penenangmu. Saya juga ingin,kamu mengenang saya lewat dia. Jika seandainya saya berbuat kesalahan yang lebih fatal dari tadi malam dan memaksa kamu harus meninggalkan saya"

SUAMI DARI SURGA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang