SDS | 11 |

947 66 0
                                    


Seperti hujan yang jatuh tanpa aba aba
Tanpa ku duga pun,aku mencintaimu secara tiba tiba

-Alda Kautsaranny-

🌦️🌦️🌦️


Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Alda. Pukul 5 sore,dirinya baru selesai sidang setelah dua minggu kemarin menunggu hasil skripsinya di ajukan. Tapi rasa lelahnya kini entah kenapa tidak menjadikan moodnya buruk seperti biasanya. Bayang bayang kemarin jalan jalan dengan Haidar ke Monas benar benar membuat perasaanya bahagia hari ini,hingga saat menjalani sidang pun ia begitu bersemangat dan tanpa kesulitan.

Hari senin,jadwal Haidar seperti biasanya. Ketika sore seperti ini,biasanya cowok itu kerja part time dan pulang nanti malam. Alda yang baru saja meluruskan punggungnya di sofa ruang tamu langsung di kagetkan dengan ingatan akan hantaran yang Haidar berikan waktu pernikahan tiga minggu lalu.

Dirinya baru ingat,jika kotak hantaran dari Haidar masih tergeletak di ruang wadropenya dan belum ia buka sama sekali. Alda pun berjalan cepat,menuju kamar keduanya untuk melihat keadaan hantaran hantaran itu.

Kotak hantaran berwarna putih dengan banyak hiasan bunga warna warni menggiurkan mata Alda. Gadis itu langsung memindahkan kotak hantaran itu satu persatu menuju ruang tamu untuk di unboxing.

Senyumnya merekah,ketika membuka kotak pertama dengan isi seperangkat alat sholat. Mukena,sajjadah,tasbih,dan Al Quran dengan warna senada entah kenapa membuatnya bahagia sekali.

"Ini mahar dari Haidar ya? Kayaknya sih,gue juga nggak terlalu ngeh dia ngasih mahar apa. Penting Sah aja udah". Gumamnya sendiri sembari mengulas senyum.

Lanjut kotak kedua,kotak baju. Saat di buka isinya satu set gamis syar'i warna pastel dengan aksen lucu di bagian hijabnya. Alda menempelkan gamis itu ke badannya. Begitu pas hingga ia coba dengan hijabnya dan berputar putar di depan cermin kamarnya. "Cantik juga gue pake gamis". Ocehnya sendiri dengan hati berbunga bunga.

"Seneng juga ya,rasanya buka kotak hantaran? Kenapa nggak gue lakuin dari pas Hari pertama nikah si? Kan lumayan bisa naikin mood". Gumamnya lagi.

Setelah merasa puas,ia kembali melepas gamis terasebut dan melipatnya. Lalu beralih membuka kotak selanjutnya yang berisi sepatu,tas,underwear,make up,peralatan mandi dan masih banyak lagi. Hingga tanpa sadar,aktifitas yang Alda lakukan sampai memakan waktu dua jam lebih.

Hingga kini,adzan isya berkumandang,dirinya sama sekali belum mandi,beres beres tempat tidur dan makan.

Sembari menunggu Haidar pulang,Alda memutuskan untuk beberes apartement sebisanya. Gadis itu juga lupa lagi untuk meminta nomor ponsel suaminya,jadi tak bisa bertanya pada Haidar jam berapa cowok itu sampai rumah.

Setelah di fikir fikir,benar juga kata Nindy. Bahwa Alda harus membuka lembaran baru,dirinya harus membuka diri untuk orang lain karena jalan hidupnya pun masih panjang. Tidak harus terus menerus tenggelam dalam masalalu yang telah terlewati.

Di sela kesibukannya beberes apartement,ponselnya berbunyi. Setelah di liht,rupanya panggilan masuk dari Nindy.

"Hallo Nin".

"Clubing yuk! Habis sidang udah bebas dong!".

"Nggak ah,males".

"Lah? Tumben nih bocah di ajak ke club nolak,biasanya ayok ayok aja?".

"Tobat Nin,gue mau tobat".

"Ha?! Serius lo tobat?! Jangan bercanda deh!".

Alda menutup mulutnya,merasa tanpa sadar mengucapkan kata itu saat dirinya sendiri tidak sedang terfikir ke arah sana.

SUAMI DARI SURGA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang