🌦️🌦️🌦️
Tak ada yang istimewa di hari pertama mereka menikah. Tak ada perlakuan mesra,tak ada honeymoon di tempat romantis,tak ada kalimat syukur yang biasanya sering di ucapkan oleh pasangan yang baru menikah. Semuanya tampak datar,berjalan begitu saja seolah mereka dalam satu kamar tak saling mengenal. Tapi lebih tepatnya Alda. Gadis itu lebih memilih acuh,tanpa ingin mengetahui seluk beluk suaminya,padahal berkali kali Haidar mencoba mencairkan suasana dengan mengajak Alda berbicara hal hal kecil. Tapi gadis itu tetap bungkam.
Haidar menghela nafas panjang,beristigfar beberapa kali,bersholawat beberapa kali untuk meredakan sesak di dadanya. Gadis yang ia lihat pertama kali saat masuk kampus satu tahun lalu dengan senyum berseri kini mengatupkan bibir. Seolah tak ada kehidupan di matanya,begitu kosong dan hampa.
Di tengah kesibukannya menata baju baju Alda dari koper ke lemari,Haidar menyambar ponsel yang ada di nakas tempat tidur,tepat di samping Alda duduk. Gadis itu juga tampak sibuk memainkan ponselnya tanpa ada keinginan membantunya berberes apartement baru mereka.
Haidar memutar playlist musik milik Natta Reza yang berjudul Kekasih Impian. Lagu yang mewakili perasaanya untuk Alda saat ini. Walau kini Alda belum bisa menjadi Kekasih yang ia impikan,tapi Haidar berharap suatu saat Alda adalah Kekasih yang ia syukuri kehadirannya.
Aku 'tak pernah meminta
Sosok pendamping sempurna
Cukup dia yang selalu
Sabar menemani dalam kekurangankuNamun Tuhan menghadirkan
Kamu wanita terhebat
Kuat 'tak pernah mengeluh
Bahagiaku selalu bersamamuAndai ada keajaiban
Ingin 'ku ukirkan
Namamu diatas bintang-bintang angkasa
Agar semua tau
Kau berarti untukku
S'lama-lamanya kamu milikku
Mendengar lagu yang mengalun dengan merdu itu membuat Alda melirik Haidar sekilas. Cowok itu sangat serius menata baju bajunya kedalam lemari kecil di dalam kamar itu.Baju yang sering Alda pakai. Sedangkan baju baju lain di letakkan di lemari yang lebih besar di kamar sebelah. Matanya terlihat menelisik lemari dari bagian atas lemari hingga pada barisan paling bawah. Begitu rapi?Alda menyadarkan keterkejutannya,mencoba menormalkan dirinya setelah melihat Haidar begitu rapi menata pakaian pakaian itu dalam tumpukan tanpa berantakan sedikitpun.
"Rapi bener lo nata bajunya?". Tanya gadis itu akhirnya. Setelah dari kemarin bungkam dengan Haidar,kini Alda mengeluarkan suaranya juga. Walau dengan nada ketus,tapi cukup membuat Haidar bernafas lega saat ini.
"Saya kan lulusan pesantren Kak? Jadi di didik harus rapi,termasuk dalam menata tumpukan baju di lemari". Jelas cowok itu sembari tersenyum teduh. Alda yang melihat cukup kaget. Tak habis fikir dengan perilaku cowok itu yang tak marah sama sekali karena di diamkannya selama berhari hari,bahkan sebelum akad nikah kemarin terlaksana.
"Baru tahu gue". Ujarnya singkat,lalu beranjak dari duduk dan berganti baju.
Tidak! Alda tidak berganti baju di depan Haidar. Ia memilih berganti baju di dalam kamar mandi,karena biar bagaimanapun meski status mereka suami istri,Alda tetap menganggap bahwa Haidar adalah orang asing.
Mata Haidar mendelik,saat melihat Alda keluar dari kamar mandi dengan celana levis ketat di padu baju crop top yang kembuat bagian perutnya terekspos dan rambut tergerai bebas.
"Astagfirullah. Kakak mau kemana? Kalau keluar jangan pakai kayak gitu,aurat jangan di umbar. Ini terlalu seksi,Kakak nggak kapok waktu mau di lecehin di dalem bus? Padahal waktu itu Kakak pakaiannya tertutup. Nah ini sekarang malah seksi banget". Ceramah Haidar melihat Alda berjalan ke meja rias untuk berdandan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI DARI SURGA (TAMAT)
De TodoMAAF CHAPTERNYA KE-ACAK Perjuangan Haidar meluluhkan hati Alda membutuhkan kesabaran ekstra. Bukan karena alasan ia menikahi perempuan yang empat tahun lebih tua darinya. Tapi ini sebuah amanah,yang harus ia laksanakn meskipun membuatnya haru...