🌦️🌦️🌦️
Di Jakarta
Suasana riuh tak bisa di hindarkan. Padahal pemandu acara sudah meminta untuk para tamu undangan harap diam sebentar menyaksikan sesi ijab qobul yang akan segera di mulai.
"Di mohon untuk para tamu undangan harap tenang dan hikmat sejenak. Karena sebentar lagi,acara ijab qobul akan segera di laksanakan".
Di meja ijab qobul yang sudah di hiasi berbagai bunga cantik itu,duduk berhadapan dua orang lelaki. Yang satu lelaki paruh baya sebagai wali nikah,dan yang di depannya adalah mempelai lelaki.
"Boleh saling berjabat tangan". Titah penghulu. Keduanya pun mengikuti dan langsung saling berjabat tangan.
Penghulu hanya memberi arahan sedikit pada wali dan mempelai laki laki,selebihnya mereka berdua yang menjalankan ijab dan qobulnya.
Lelaki paruh baya itu menarik nafas lalu menghelanya panjang. Mencoba mengurangi rasa grogi dan sedihnya,karena sebentar lagi putrinya akan menjadi seorang istri.
"Bismillahirahman-nirahim. Ya Ananda Muhammad Faihaqi Bin Abdul Ulil,saya nikahkan dan saya kawinkan engkau,dengan putriku yang bernama Calasenja Velmand Sahli Binti Haidar Arroyyan Sahli,dengan maskawin berupa seperangkat alat sholat dan hafalan surah Al A'la di bayar tu-nai!".
"Saya terima nikah dan kawinnya Calasenja Velmand Sahli Binti Haidar Arroyyan Sahli dengan maskawin tersebut tu-nai!".
"Bagaimana para saksi? Sah?".
"SAH!".
Lelaki paruh baya itu,yang tak lain adalah Haidar menghela nafas penjang dengan air mata tak terbendung. Ia melepas kaca matanya untuk mengusap bulir bulir air mata yang jatuh. Dengan di iringi doa doa dari penghulu,ia menengadahkan tangan untuk meminta rahmat kepada Allah atas keberkahan dan kelancaran pernikahan putrinya.
Senja,yang baru menginjak usia 20 tahun sudah memantapkan diri untuk membina rumah tangga bersama Faih,lelaki yang bekerja di tempat usahanya waktu di Leiden. Tepatnya karyawan kedai kopi milik Alda.
Ia mengikuti jejak Papanya untuk menikah muda. Haidar cukup bangga,karena Senja tumbuh menjadi gadis dewasa dan selalu berbakti kepada orang tua. Tapi sekarang,baktinya sudah di pindahkan pada Faih.
Tak lama,Senja turun dari tangga dengan gaun putih bersih berpayet indah. Di sampingnya ada wanita bercadar sebgai pengiring pengantin yang tak lain adalah Mamanya,Alda.
Semua pandangan tertuju pada mereka berdua. Tak ada yang menyangka,keluarga kecil itu kembali lagi ke Indonesia setelah berpuluh puluh tahun memutuskan menetap di Leiden. Semua karena Faih yang berniat mempersunting Senja,namun semua keluarganya ada di Jakarta. Faih yang sedang menempuh pendidikan di kampus yang sama dengan Alda dulu,mencari tambahan uang untuk biaya hidupnya. Dan kebetulan,Alda menerima karyawan dari mahasiswa indonesia yang membutuhkan uang jajan tambahan.
Dirinya juga tak menyangka,bahwa Senja memberi keputusan final menerima lamaran Faih di saat keduanya belum tamat kuliah.
Alda dan Haidar juga tak melarang,karena mereka tahu obatnya orang jatuh cinta itu dengan menikah. Sedangkan dua anak muda itu sudah membuat mereka percaya, jika keduanya baru pertama kali jatuh cinta dan langsung memutuskan menikah agar tak terjadi hal hal yang tak di inginkan.
Setelah keduanya saling bertemu dan menandatangani buku nikah dan surat surat pendukung,kedua mempelai mengikuti prosesi sungkeman dengan kedua orang tua mereka.
Prosesi sungkeman berjalan khimat dan semuanya ikut terharu biru. Apalagi Alda, perempuan itu menangis sesegukan saat putri kebanggannya mencium tangan dan dahinya dengan sayang. Bagi Alda,Senja adalah anugrah terindah selain Haidar. Senja adalah cahaya redup yang tak pernah mati dalam hidupnya,meski hanya cahaya redup. Justru,cahaya redup itu membuatnya abadi di dalam jiwanya sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI DARI SURGA (TAMAT)
DiversosMAAF CHAPTERNYA KE-ACAK Perjuangan Haidar meluluhkan hati Alda membutuhkan kesabaran ekstra. Bukan karena alasan ia menikahi perempuan yang empat tahun lebih tua darinya. Tapi ini sebuah amanah,yang harus ia laksanakn meskipun membuatnya haru...