36 - Mengikhlaskan

474 27 0
                                    

Happy reading

*****

Keesokan harinya, semua orang ribut membincangkan kejadian yang terjadi di pesta ulang tahun Ghina. Mereka tidak menyangka jika Airen sebagai bahan taruhan Ray.

"Mau-maunya aja si Airen pacaran sama si Ray."

"Bener, harusnya dia sadar diri orang kaya Ray mana mau sama dia."

"Kasian banget sih si Airen udah dibikin terbang eh malah jatuh gitu aja hahaha."

Airen yang mendengarkan bisikan-bisikan itu tak mau ambil pusing. Mungkin hatinya sakit, tapi dia harus terlihat tegar di depan semua orang terutama Ray. Dia tidak boleh terlihat sedih di depan Ray. Jika dia sedih, Ray akan merasa menang telah mempermainkannya.

"Gak usah didenger Airen, ini udah jadi makanan lo sehari-hari. Jadi lo harus tetap tersenyum," batinnya.

Semua tatapan mata tertuju pada pasangan yang baru saja resmi jadian. Siapa lagi kalau bukan Ray dan Ghina. Mereka datang berbarengan sambil berpegangan tangan.

"Eh ada Airen, lo baik-baik aja kan Ren?" tanya Ghina mengejek. Airen menatap keduanya dengan tatapan sinis lalu ia pergi tanpa menjawab ucapan Ghina.

"Ditanya kok malah kabur sih, malu ya?" ucap Ghina sinis. Ray malas melihat tingkah laku Ghina, akhirnya ia pergi begitu saja meninggalkan Ghina sendirian.

"Eh Ray mau kemana? Kok gue ditinggal sih," kesal Ghina.

Kini Airen berada di taman belakang sekolah, dia ingin menyendiri untuk saat ini. Seseorang tiba-tiba datang menghampiri Airen.

"Maafin gue," ucapnya menyesal.

Airen langsung membalikkan badannya. Melihat sosok lelaki yang ia cintai dan masih ia cintai sampai detik ini berada di depannya. Hatinya merasa sesak harus bertemu dengan dia lagi.

"Gue tau gue salah, tapi gue gak mau kalau lo benci sama gue," ucapnya lagi.

"Udah cukup Ray, lo gak usah ganggu gue lagi. Gue udag ikhlasin lo sama Ghina. Semoga lo bahagia sama dia," sahut Airen dan berlalu pergi meninggalkan Ray. Air matanya tak terasa mengalir begitu saja, Airen langsung menghapusnya.

"Gue gak bahagia Ren. Gue sayangnya sama lo bukan Ghina," ucapnya setelah tubuh Airen tidak terlihat lagi.

Airen berlari sambil meneteskan air mata. Sampai-sampai ia menabrak seseorang dan menjatuhkan bawaannya.

"Ma-maaf gue gak sengaja," ucapnya.

"Airen? Lo kenapa?" tanya seseorang yang sudah ditabrak oleh Airen. Orang itu adalah Danial.

"Gue gak papa kok," sahutnya berbohong sambil mengusap pipinya yang basah.

"Gak, lo lari-lari sambil nangis gini pasti ada apa-apa. Kenapa? Mending lo ngomong sama gue," ucap Danial khawatir.

Sebelum Airen menjawab pertanyaan Danial, bel pun berbunyi.

"Udah bel, gue ke kelas ya." Airen pun lari menuju kelasnya.

"Ini pasti ada sangkutannya sama Ray," batin Danial.

Bel istirahat berbunyi, Syafira mengajak Airen ke kantin. Sesampainya di kantin pemandangan yang sangat tidak mengenakan bagi Airen terlihat begitu jelas. Merasa hatinya tidak nyaman, akhirnya Airen memutuskan untuk balik ke kelas.

"Lo aja deh Ra yang ke kantin, gue mu balik ke kelas aja," ucap Airen dan pergi meninggalkan Syafira.

"Eh kok gue malah ditinggal sih," kesal Syafira. Dia belum menyadari mengapa Airen berubah seketika. Saat membalikkan badannya dia langsung menyadari.

INSECURE (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang