Semburat warna jingga di ufuk barat menampilkan pesona yang sangat luar biasa. Menemani keceriaan dan kebahagian dari sepasang anak manusia ini. Bergantian mereka bercerita tentang apa yang dirasa, menyimak, memperhatikan dan memperbaiki apa yang salah dari setiap lantunan kisah yang mereka bahas dalam perjalan ini.
Seiring dengan berkumandangnya azan magrib dari segala penjuru, tepat pula mobil Robi berhenti di halaman depan rumah Eyang. Setelah menurunkan travel bag dan beberapa barang bawaan Rara serta tidak lupa untuk pamit sama tuan rumah, Robipun meninggalkan Rara.
"Hati-hati di jalan. Sampai rumah jangan lupa kabari aku," pesan Rara ketika mengantar Robi kembali ke mobil.
Ada perasaan lega dalam hatinya ketika berhasil memulangkan Rara ke rumah dengan selamat. Namun ketika ia melihat gadis itu semakin jauh dari pandangan, semakin ia menyadari ada sebentuk kesepian dan kesedihan yang mendera hati. Untuk beberapa hari ke depan ia tidak akan berjumpa dengan Rara.
Ada beberapa urusan yang harus diselesaikannya sebelum keberangkatannya ke Jakarta. Amang Theo sudah meneleponnya dari dua hari yang lalu untuk menghadiri rapat pemegang saham di Surabaya. Sekaligus melihat dan meninjau progres pembangunan pabrik di sana. Sebenarnya Robi enggan melaksanakannya. Tapi ancaman Amang yang akan menghentikan semua dana untuk pencariannya, maka dengan terpaksa Robi melaksanakannya.
[Sudah sampai]
Sebuah pesan dari Rara masuk keaplikasi WhatsAppnya, tepat ketika Robi menyelesaikan makan malamnya.
[Sudah. Sorry tidak langsung menelponmu. Aku tadi mandi dan makan. Lapar] ada icon senyuman
[Ok. Tidak apa-apa. Aku hanya memastikan bahwa kau sudah pulang]
Robi tersenyum bahagia membaca pesan Rara. Gadis ini punya cara yang berbeda untuk menampilkan isi hatinya. Tidak terlalu menonjolkan tapi justru menyentuh rasa, menggetarkan sukma dan mampu membangkitkan sebuah rasa rindu, sayang dan cinta dalam komposisi yang tepat.
[Aku akan merindukanmu selama 4 hari ini]
Sebuah icon hati dan senyuman mengakhiri pesan yang ditulis Rara malam ini. Robi tersenyum bahagia, keyakinannya akan masa depan dan kualitas hubungannya dengan Rara yang semakin membaik memberikan energi baru buatnya, serta menjadi sebuah mimpi indah buat menemani istirahatnya malam ini.
Di tempat yang lain. Rara pun sedang tersenyum. Gadis ini merasakan ketenangan dan kebahagian. Sudah lama ia tidak merasakan bahagia seperti ini. Debaran-debaran lembut dihatinya makin hari semakin kuat ketika Robi bicara tentang rasa. Ia sendiri sudah mulai lupa akan rasa itu. Apa memang ini yang namanya cinta dan sayang atau tidak.
Bagi Rara cinta dan sayang sudah didapatkan secara penuh dari Papa dan Bagas. Dua laki-laki ini sudah menemani hari-harinya, memberikan dan mengajarkan arti cinta dan sayang yang sesungguhnya.
Sekarang ia memperoleh cinta dan sayang itu dari orang lain. Orang yang tidak ada dalam kehidupannya sebelumnya, yang tiba-tiba datang membantu Rara menata hati yang dicabik-cabik oleh kehadiran orang lain ditengah keluarganya.
Rara menatap langit-langit kamarnya. Sebentar lagi ia akan meninggalkan kamar ini, kembali pulang ke rumah, bertemu keluarganya dan juga orang yang sangat tidak diharapkannya. Ia akan kembali bersama Robi.
Memposisikan diri sebagai orang yang akan membantu Robi menemukan apa yang dicarinya. Membantu memperjelas apa yang selama ini menghantui masa lalunya. Rara ikhlas melakukannya. Apakah semua ini karena cinta? Rara belum tahu menjawabnya seperti apa. Yang pasti saat ini ia bahagia bersama Robi.
Diambilnya kembali gawai yang tadi sudah diletakkannya di samping tempat tidurnya. Di tulisnya sebuah pesan melalui WhatsApp dan dikirimnya pada Bagas.

KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA
RomancePertemuan Rara dan Robi membuka sebuah kisah dan rahasia kehidupan mereka masing-masing. Cinta yang hadir di antara mereka, tidak mengurangi permasalahan yang mereka hadapi dalam detak kehidupan yang merek jalani. Mampukah Rara dan Robi keluar dari...