𝗘𝗺𝗦𝗮 21

1.4K 54 0
                                        


Setelah di bubarkannya sekolah akibat tauran tersebut, kini Emerick dan Sabhira menuju perjalanan pulang mengantar Sabhira. Mereka sama sekali tidak membuka suara pasalnya jika Sabhira masih terasa kaku mulutnya mau membuka suara karna perkataan Emerick tadi sedangkan Emerick tak membuka suara ya karna memang dia tembok berjalan plus kutub utara.

Setelah sampai Sabhira langsung saja masuk ke dalam mansion tanpa menghiraukan Emerick yang melihatnya dengan senyum kecil terlintas di wajah tampannya.

'ita gue masih menggemaskan' batin Emerick. Kemudian Emerick melajukan motornya kembali ke markasnya.

Sabhira saat ini sudah berada di dalam kamarnya. Sabhira tanpa sadar memegang dadanya ia meresakan detakan jantungnya benar-benar sudah menggila. Dan tanpa sadar juga bibir nya melengkung membentuk senyuman nya yang yang manis.

"Gila kalo gitu terus dia ngomong bisa-bisa serangan jantung terus gue, eh tapi gak papa deh, malah bagus juga kapan lagi manusia kutub bisa ngomong manis"ucap Sabhira masih dengan senyuman di bibir nya.

Tring Tring Tring

Suara pesan masuk ke handphone Sabhira. Dengan semangat Sabhira melihat, ia kira yang mengirimnya pesan adalah orang yang membuat jantungnya menggila ternyata ia salah. Nomor yang tak ia kenal yang mengirim nya pesan. Dengan malas ia membuka pesan tersebut. Sabhira membeku di tempat setelah membaca pesan itu.

Tunggu hadiah dari aku cantik
Siapakan hatimu sepenuhnya ya lusa kau akan mengalami kejadian yang sangat indah sayang.

Itulah isi pesan yang terkirim ke handphone Sabhira.

Sabhira sudah berkeringat dingin membaca pesan itu. Ia tak mau sampai terjadi apa-apa nantinya.

Sabhira pun bersiap-siap bergegas ke kafe agar ia mengurangi beban pikiran nya. Ia sudah sangat ingin memutilasi orang yang telah menoror nya tapi ia tak bisa karena ia tidak memgetahui siapa yang menerornya.

Setelah selesai Sabhira lekas keluar dari mansion dan pergi ke kafe yang dekat dengan mansionnya.

Sabhira pun sudah sampai di kafe tersebut dan Sabhira melihat pengunjung kafe itu tak seramai biasanya. Lantas ia mengambil duduk di pojok kafe.

"Mau pesen ama mba?"

"Lemon tea"

"Ok. Ada lagi mba"

"Tidak ada"

"Baik mba sipakan tunggu lima menit"

Setelah itu Sabhira hanya melamun membayangkan apa yang akan terjadi dengannya suatu saat nanti. Sabhira tak akan sanggup jika apa yang ia bayangkan sampai terjadi, itu tidak boleh terjadi.

"Ini mba pesenan anda"

Lamunan Sabhira terbuyarkan karena suara pesanan nya sudah tiba. Ia pun melanjutkan lamunan nya dan sesekali meminum minumannya.

"Ra lo gak papa?"tanya seorang pemuda seraya menepuk pelan pundak Sabhira.

"Eh setan"

"Ra lo gak papa kan?"tanya nya lagi.

"Eh iya gak papa kok, kalian berdua kok bisa disini yang lain mana?"tanya Sabhira ke dua oranf tersebut.

"Kami cuma berdua kok kalo yang lain gak pada ikut katanya lagi gak mau keluar jadi ya kita yang keluar"jawab pemuda itu.

"kalian gak pesen makanan gitu?"tanya Sabhira lagi

"Itu apa Ra di depan lo makanan kami"ucap pemuda itu sambil menunjuk dengan telunjuknya.

EmSa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang