4. My Son

8.5K 607 12
                                    

Don't copy & silent reader's, please 🙂
Kuy ... vote dulu sebelum baca ⭐

Happy & enjot reading🤗


💜





Seorang wanita cantik tengah menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, pandangannya tertuju ke ponsel yang dia genggam, dimana di sana ada foto seorang anak kecil yang tengah tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya.

"Kangen banget," gumam wanita cantik itu sedih. Matanya benar-benar menunjukan kerinduan.

"Maaf yah ... ini semua demi kebaikan kamu. Suatu hari nanti kamu akan mengerti, bahwa mendapat pengakuan dari dia itu penting, sayang."

"Kalau kangen coba telepon aja," seru seseorang yang tangannya sudah penuh dengan peralatan make-up.

Wanita itu hanya menghela nafas berat. "Gak bisa, yang ada nanti dia merengek minta ketemu. Lagian gue tiap hari masih bisa pantau dia, kok."

"Gak takut, nanti orang-orang lo ketahuan sama tuh cowok karena ngikutin mulu? Lebih parahnya keluarga lo tahu soal dia." Tangan wanita ini sudah mulai merias wajah wanita cantik yang tadi duduk.

"Semoga aja enggak," lirih wanita itu bahkan tak yakin.

"Kenapa gak temuin itu cowok, sih? Pakai segala rahasia-rahasiaan. Gak ngerti gue!"

"Belum waktunya. Lo tahu sendiri keluarga gue kaya apa," jawab wanita cantik itu.

"Permisi ... lima belas menit lagi dimulai!" Seru seseorang dari luar, setelah mengetuk pintu.

"Iya!" jawab dua wanita itu bersamaan.

"Ok, sekarang kita kerja nyari duit yang banyak!" Wanita cantik itu sudah kembali bersemangat.




**




Rafa semenjak tadi pagi datang ke kantor, sampai sekarang sudah menjelang makan siang selalu melamun. Dia akan berhenti melamun jika sedang bekerja, setelah selesai kembali melamun lagi.

Bahkan, Andre yang sedari pagi mengajak bicara sama sekali tidak jawab. Seorang Andre jadi segan untuk mengajak Rafa ke kantin. Takut nanti di kantin, temannya kesurupan kan, repot. Tapi membiarkan Rafa di sini sendirian itu lebih repot, bagaimana pas dia kesurupan sendirian terus lompat dari gedung ini? Bahaya pokoknya.

"Raf, ayo makan dulu woi!" teriak Andre, bahkan kali ini sudah menggoyang-goyangkan tubuh Rafa tapi sama sekali tidak ada respon.

"Wah, bahaya nih! Mesti gue bacain ayat kursi," gumam Andre.

Andre kemudian mengambil botol minummnya, lalu seperti tadi dibilang, mulai membacakan ayat kursi tujuh kali. Setelahnya minum, lalu menyemburkan ke arah Rafa.

"Byurrrrr!!!! setan manapun pergi sana!" teriak Andre heboh mulai menyembur Rafa tiga kali.

"Woi anjir! Apaan?" teriak Rafa panik. Andre mengelus dada lega, akhirnya Rafa sadar juga.

"Alhamdulillah sadar," gumam Andre sambil mengelus dada.

Rafa yang masih kesal pergi dari sana untuk ke kamar mandi, meninggalkan Andre yang menatapnya tidak terima karena ditinggal.

"Gak bisa gitu, dong! Gue udah sadarin lo dari kerasukan, terus sekarang malah ninggalin gue!" Kali ini Andre bahkan tengah merajuk sambil mengejar langkah Rafa.

Rafa yang yang mendengarnya bergidik geli. "Pilih mau gue jorokin dari lantai atas sini, apa gue kasih minuman racun tikus?"

"Apaan, tuh?" Andre malah mengerjap bingung.

Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang