7. Drama sekolah

6.3K 488 15
                                    

Don't copy & silent reader, haram hus hus ....

Kuy, vote dulu sebelum baca ⭐

Happy & enjoy reading 💜




💝





Hari ini terasa begitu melelahkan untuk Rafa, bukan karena kerjaan di kantor banyak, ditunggu deadline, atau repot mengurus wanita yang berebut mengajak dia jalan, paling parah mengurus mantan gebetan korban PHP Andre. Enggak, sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu, kerepotan Rafa hari ini.

Setelah memikirkan selama 24 jam, akhirnya Rafa memilih untuk mengambil cuti karena hari ini, hari pertama Elvan sekolah. Rafa tidak menemukan solusi apapun untuk membiarkan Elvan sekolah sendiri, dia belum siap mati muda akibat kerusuhan jika Elvan ditinggal sekolah sendiri di hari pertama.

"Daddy! Bebek aku mana?" teriak Elvan dari kamar mandi.

Rafa menghela napas kasar, dia buru-buru memasukan roti bekal Elvan ke tempat makan. "Mana aku tahu! Kamu kan, yang kemarin main sama bebek!"

Rafa sudah berlari menghampiri Elvan, mereka bisa kesiangan bila terus membiarkan Elvan di kamar mandi. Anak itu selalu membuat kamar mandi seperti arena kolam renang.

"Ayo, udahan mandinya!" Rafa sudah berdiri di pintu, dengan handuk di tangannya.

"Gak mau!" tolak bocah itu, langsung memutar tubuhnya yang sedang berendam di bak mandi mini miliknya, membelakangi Rafa.

Rafa mendengus. "Mau sekolah, gak?"

"Gak!" jawab Elvan cepat, membuat Rafa melongo. Tolong ingatkan bocah itu kemarin, siapa yang heboh mau pergi sekolah?

"Aku mau bebek!" sambung Elvan lagi merengek, tetap membelakangi Rafa.

"Kamu mau aku mati muda?" Rafa sudah menjambak rambutnya frustrasi.

Tidak bisakah, bocah itu membiarkan dirinya beristirahat sejenak? Sudah tadi dibangunkan susah sampai kesiangan, dirinya tadi menggosok baju sekolah Elvan karena kemarin lupa, menggotong paksa bocah itu untuk mandi, membuat sarapan. Sekarang, apa lagi?

"Mau bebek! Mau bebek? Mau bebek!" Elvan seolah sengaja mencipratkan air ke arah belakang, sehingga terkena baju Rafa.

"Sabar ... Raf, orang sabar sudah ganteng banyak istri nanti," gumam Rafa menyemangati diri sendiri.

"Ayo dong, sekolah. Jangan kaya gini," bujuk Rafa dengan nada suara yang sebisa mungkin dibuat selemah lembut.

"Gak mau!"

"Nanti aku--"

Suara dering telepon, menghentikan ucapan Rafa. "Tunggu sebentar. Jangan kemana-mana, ok!"

Setelah memastikan Elvan diam, Rafa segera berlari untuk mengambil ponsel. Setelah mendapatkannya, segera mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Hallo, mohon maaf telepon lagi nanti karena yang punya telepon sedang sibuk, saya ma-- "

"Tunggu!" potong seorang wanita cepat dibalik telepon.

"Kamu siapa?" Rafa melihat nomer baru. "Kamu si-- ah, kamu wanita tidak waras yang momi-nya Elvan?"

"Apa kamu bilang, tidak waras?" Wanita dibalik sana ikut emosi.

"Iya, kamu! Kenapa, gak terima? Sadar diri dong, hidup udah kaya jelangkung!" Rafa benar-benar emosi dengan wanita itu yang datang dan pergi sesuka hati.

"Kamu yang jelangkung!"

"Jelangkung, tugasnya apa?"

"Datang tak diundang, terus pulang tak diantar," jawab wanita itu tanpa sadar, mau-mau saja menjawab pertanyaan unfaedah Rafa.

Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang