Hi, ada yang menunggu? Hihi
Kuy, vote dulu sebelum baca ⭐
Happy & enjoy reading 💜
Warning!
Adegan chap ini, berisi hal remeh, absurd dan kata-kata kotor (vulgar). Kalau takut merasa gelay, harap siapkan kresek 😆💜
"Jangan lari-lari. Pakai baju dulu!"
"Gak mau gerah, Mom! Enakan gini!"
"Nanti kamu masuk angin, sayang. Ayo, Pakai baju dulu!"
"Gak mau!"
Rafa baru saja masuk, tapi hal pertama yang ia dapat adalah pemandangan Elvan yang telanjang bulat berlari dikejar oleh Felisa, wanita yang seminggu ini hidup seatap dengan dirinya. Rafa masih mengingat momen perkenalan pertama mereka saat itu.
Rafa baru saja keluar kamar dengan pakaian kantor rapi, sedang Felisa sedang menata makanan di atas meja. Bau makanan itu sudah tercium, bahkan saat Rafa masih di dalam kamar.
Lelaki itu berdiri di depan pintu, bingung harus bagaimana. Mau ke sana tapi kenapa terasa aneh, yah? Ini memang pagi pertama mereka, tadi Rafa dibangunkan oleh Felisa pas alarm ponselnya berbunyi yang kesekian tapi dia tidak bangun, mungkin karena baru menjelang subuh Rafa baru bisa tidur.
"Suka makanan berat saat pagi?" tanya Felisa sama canggungnya.
Rafa mengangguk kecil. "Roti gak cocok buat perut saya. Saya pagi memang suka makan makanan berat, kok."
"Kebetulan saya sudah masak nasi sama sop. Elvan suka banget sama sop. Silahkan dimakan."
"Oh, ok." Rafa masih dalam kecanggungan berjalan ke meja makan.
Aneh memang, padahal waktu ditelepon hobi mereka ribut. Tapi entah kenapa, sekarang malah menjadi saling diam-diaman jika berdua seperti ini.
Rafa sudah mulai menyuapkan nasi. Masakan wanita itu dari semalam, memang sangat cocok sekali dengan mulutnya. Rafa mendengar pergerakan di depan, terlihat wanita itu berdiri akan pergi.
"Mau kemana?" tanya Rafa spontan, langsung merutuki mulutnya yang lancang. Seharusnya tadi diam saja, tidak usah bertanya.
"Mau bangunkan Elvan." Jawaban Felisa, membuat Rafa mengangguk mengerti.
"Saya harus panggil kamu apa?" Pertanyaan Rafa menghentikan langkah Felisa, yang sudah membuka pintu.
"Apa? Gimana maksudnya?"
Rafa mendengus. "Nama kamu siapa? Gak lucu kan, kamu numpang tinggal di sini tapi kita gak saling tahu nama."
"Tapi saya tahu nama kamu, kok," jawab Felisa, membuat Rafa tiba-tiba kesal.
"Tapi saya belum tahu nama kamu!"
"Felisa. Itu nama saya."
Setelah mengatakan itu, Felisa sudah masuk ke dalam kamar meninggalkan Rafa yang masih makan sambil terus menggumam.
"Felisa ... hemm."
"Daddy ... tolong!"
Suara rengekan dan pelukan di kaki, kembali menyadarkan Rafa. Lelaki itu melirik ke arah bawah, cengkraman Elvan di kakinya sangat erat. Saat melihat ke arah Felisa, wanita itu sedang menatap frustrasi ke arah bocah itu. Satu kesimpulan yang bisa Rafa tarik, jika ternyata bukan hanya dia yang frustrasi menghadapi bocah nakal ini, tapi momi-nya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)
RomanceCover by pinterest Rafa Arya Prasetio adalah tife cowok kolot di zaman yang serba canggih ini. Dia itu hidupnya terlalu lurus, hanya dihabiskan untuk bekerja dan keluarga. Percaya gak, jika dia belum pernah pacaran di usia 28 tahun ini? tapi dia sud...