Hi
1700k, Elvan mau curhat nih.Kuy, kata Elvan di vote dan komen. Wajib katanya!
Happy & enjoy reading 💜
💜
"Mau pulang!" Aku berteriak untuk yang kesekian kalinya, tapi mereka tidak ada yang membawa aku pulang.
Aku gak suka tempat ini, gak mau di sini, aku mau pulang sekarang. Eh, sebelum pulang mau ke tempat Cio dulu, mau main perang air di sana.
"Gemesnya."
Tuh kan, orang-orang di sini jahat. Tiap detik pipi aku dicubit sesuka hati mereka, seperti orang ini yang dipanggil Auntie Ila yang sering cubit pipi aku.
"Ikut Auntie hayu, kita jajan hayu? Auntie traktir jajan hayu!" ajak Auntie Ila, ajakannya yang kesekian kali aku tolak. Aku masih kesal dia sering cubit, terus tadi mandiin aku sambil gelitikin perut aku.
Mau ketemu Daddy! Semenjak datang ke sini dari kemarin belum ketemu Daddy. Momi juga jarang temui aku, semalam saja pas aku mau bobo terus Momi belum datang, tidak tahu kemana. Daddy kemana? Mau ketemu dia sekarang, Momi selalu bilang Daddy masih sibuk ketemu Abah yang rambutnya putih kaya bihun. Pas aku tadi ketemu tadi malam, dia jahat gak senyum dan aku greget mau gigit rambutnya enak kaya bihun bakso. Di sini juga banyak wanita yang nyuruh panggil aku panggil nenek, dari nenek 2, nenek2 dan nenek3.
Aku gak tahu ini di mana, tapi di sini juga aku banyak ketemu orang yang maksa harus dipanggil Auntie dan Om. Tubuhku juga banyak dicubit sana-sini.
"Aduh, lucu banget sih, ini!"
Tuhkan, belum lagi berjalan lama eh ... digendong maksudnya aku udah ketemu orang lagi yang nyubit pipi. Saat ini, terpaksa aku ikut Auntie Ila jalan-jalan. Aku tetap gak mau, tapi Auntie Ila gendong dan langsung bawa keluar kaya gini. Aku udah meronta minta dilepas, tapi Auntie Ila ancam akan kirim ke aku ke tempat Abah rambut buhun. Gak mau! Terpaksa aku diam tidak melakukan perlawanan lagi.
"Iya, dong keponakan aku," jawab Auntie Ila seolah bangga karena terus menciumi pipiku. Lepas!
"Gak mau cium, udah gede!" Aku berteriak protes yang sangat yakin memang akan sia-sia.
"Mana sini lihat yang udah gede, gak mau cium?" Auntie Ila malah menggendongku tinggi-tinggi mau dibawa terbang.
"Ih ... turun!"
Auntie dan sekarang kawan-kawannya malah tertawa lihat aku yang digendong tinggi.
Seharian ini, aku seperti boneka yang pindah gendongg sana-sini, peluk sana-sini, cium sana-sini. Aku tadi juga makan disuapin sana-sini, untung tadi mandi doang cuman sama Auntie Ila, malu lah kalau dimandiin sana-sini juga. Aku kan, sudah gede.
Dari pagi, aku sama sekali belum bertemu Momi, apalagi Daddy dari kemarin belum nemuin aku. Mereka kemana, sih? Mereka sengaja ke sini mau buang aku? Apa mereka rela kehilangan anak yang seganteng aku?
"Daddy!" Aku spontan berteriak memanggil Daddy yang baru saja masuk dari pintu gerbang.
Daddy terlihat melihat ke arahku, terus berbicara dengan beberapa orang di sana lalu berlari menghampiri aku. Beruntung, tadi aku setuju diajak Auntie Ila buat main keluar karena bosan. Akhirnya, bisa ketemu Daddy, kan. Horee!!!
"Anak Daddy, apa kabar? Kangen banget, ih!" Aku sudah beralih di gendongan Daddy yang terus menciumi pipiku. Kalau dicium Daddy aku mau, gak seperti tadi dicium sana-sini sama orang-orang.
"Daddy gak jadi buang aku, kan? Gak mau kan buang anak ganteng kaya aku?"
Daddy malah ketawa. "Siapa, yang mau buang kamu, Boy?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)
RomantikCover by pinterest Rafa Arya Prasetio adalah tife cowok kolot di zaman yang serba canggih ini. Dia itu hidupnya terlalu lurus, hanya dihabiskan untuk bekerja dan keluarga. Percaya gak, jika dia belum pernah pacaran di usia 28 tahun ini? tapi dia sud...