15. Acara Sekolah II

4.4K 384 17
                                    

Hi ....
Kuy, vote sebelum baca ⭐

Happy & enjoy reading 💜














Rafa cukup bisa bernapas lega untuk sementara karena saat Alexa akan mengintrogasi, bertepatan dengan pengumuman jika semua orang harus berkumpul di aula karena acara akan segera dimulai.

Setelah itu, langsung dimulai acara perlombaan yang otomatis membuat Rafa untuk sementara bisa kabur dari Alexa. Dia nanti tetap harus menyiapkan jawaban yang tidak menimbulkan peperangan dari adik-nya, syukur-syukur mereka tidak bertemu pas acara selesai.

"Dad, ayo!" ajak Elvan yang terus menarik tangan Rafa, otomatis menghentikan lamunan lelaki itu.

"Iy-ya. Tapi gimana kalau sama Momi aja?" tawar Rafa saat mengingat perlombaan yang akan dia ikuti sekarang sangat memalukan.

"Ini perlombaan sesi ayah dan anak, yang benar aja, kalau mau saya yang maju," cibir Felisa kesal. Dia baru selesai berlomba makan kerupuk sambil menggendong Elvan, tapi lelaki itu, ini baru perlombaan pertama sudah mengeluh. "Ini pinggang saya masih sakit."

Elvan terus menarik ujung kaosnya. "Ayo, yang lain udah ngumpul. Cio juga itu udah sama Papa-nya!"

Rafa melihat ke arah lapangan dan benar, di sana sudah ada sekitar 8 orang anak dan para ayah-nya. Saat melihat Alex dan Cio, Rafa menggelengkan kepala tak habis pikir. Mereka berdua di sana, menggunakan kaos berwarna pink yang sudah ada foto keluarga mereka, lengkap dengan Cia. Isi otak Alex dan Alexa jika digabungkan yah, seperti itu hasilnya.

"Perlombaan kali ini,  yaitu menggambar. Dimana anak-anak bebas berkreasi dengan semua warna di wajah para ayah. Mereka juga diberikan sebuah spidol no permanen, yang bebas mereka gunakan menggambar di wajah para Ayah. Setiap gambar, bisa mengambarkan setiap karakter mereka dan gambar yang paling mendekati mirip sebuah wujud nyata, itu pemenangnya. Tapi di sini, bukan tentang menang dan kalah yah, Ibu dan Ayah, tapi intinya itu bisa membuat si anak bebas beraktivitas."

Setelah pengumuman MC acara, beberapa panitia berdatangan membawa sebuah alas karpet untuk setiap anak dan Ayah duduk. Setelahnya, alat menggambar sudah lengkap juga tersedia di sana.

Jika kalian pikir perlombaan ini setertib lomba para Ibu, tidak semudah itu karena saat belum dimulaipun banyak protes dari para Ayah. Kenapa tidak diganti perlombaannya dan perlombaan ini untuk para Ibu? Termasuk Rafa juga ikut protes, bisa dibayangkan bagaimana wajahnya nanti?

"Lebih serem disidang Alexa loh Karaf, dibandingkan perlombaan ini," celetuk Alex yang duduk di samping kirinya.

"Udah bosen hidup, yah?" tanya Rafa kesal, kenapa harus diingatkan lagi, sih? Padahal tadi sudah lupa.

Mata Rafa tak sengaja melihat ke sisi para Ibu, dimana ada Alexa yang tengah menatapnya tajam. Rafa buru-buru mengalihkan pandangan, tiba-tiba aura memang berubah menjadi seram. Terdengar suara tertawa Alex, membuat Rafa semakin kesal saja.

"Aura adek lo, kalau marah emang seram. Tapi aura dikasur, dia bisa jadi panas banget," ujar Alex yang langsung dipukul Rafa. "Gila! Sakit ini, woi!"

"Biar lo sadar, gak kerasukan penghuni sekolah sini!"

"Sialan!"

Perlombaan diselesaikan oleh protes keluhan para ayah, sorakan senang para Ibu dan teriakan kegembiraan para anak.

"Muka lo udah kaya badut. Eh, lebih ganteng badut malah." Alex tertawa heboh di samping, lupa diri jika dirinya tak kalah hancur mukanya.

"Ngaca sana! Muka lo itu udah kaya anggota militer lagi tugas!"

Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang