Hi, apa kabar?
Udah makan? Udah senyum? Apa malah nangis?Kuy, vote dulu sebelum baca ⭐
Happy & enjoy reading 💜
"Ngapain sih, kita kesini? Mau gak bisa balik lagi?" bisik Felisa dengan duduk terus mendekat ke arah Rafa.
"Kenapa, takut?" tanya Rafa balik berbisik.
Felisa mendengus. "Sudah tahu, kan?"
"Gak usah takut, mereka juga makan nasi sama kaya kita," balas Rafa santai, sama sekali tidak memperdulikan delikan tajam Felisa.
Felisa menghela napas berat, tak habis pikir jika dia sekarang sudah duduk di ruang tamu sebuah rumah yang mati-matian dari kemarin dia ingin kabur. Setelah berhasil kabur, bersembunyi seminggu di hotel tapi endingnya sekarang dia malah kembali lagi ke sini. Bedanya, dia sekarang kembali lagi bersama Rafa.
Felisa masih menatap Rafa kesal. Dia merasa tertipu oleh lelaki itu yang tadi mengajaknya pulang karena katanya masalah ini sudah selesai. Tapi apa, lelaki itu malah membawa dirinya kembali masuk ke rumah ini. Dia sudah mau berlari kabur, tapi Rafa berhasil menangkap dan membawanya masuk paksa.
"Tanpa saya jelaskan, kalian pasti sudah tahu kedatangan kami ke sini untuk apa," kata Rafa membuka pembicaraan disituasi menegangkan ini.
Felisa memperhatikan sekitar. Diruangan ini, sudah lengkap semua anggota keluarga inti yang tertua termasuk oma-opanya. Ada juga calon mantan tunangannya peserta kedua orangtuanya dan adiknya. Di sana juga, ada tiga orang asing yang Felisa tahu mereka adalah kuasa hukum dari mereka masing-masing yang dibawa, termasuk juga Rafa.
"Kami bisa nuntut kamu, atas dasar penyusupan, perbuatan tidak menyenangkan dan penculikan," kata salah satu Om Felisa. Sudah dia duga, masalah ini akan tidak semudah itu.
Anehnya, Rafa malah terkekeh. "Yang saya susupi ini adalah pesta pertunangan istri saya sendiri, perbuatan tidak menyenangkan adalah menggagalkan pesta pertunangan istri saya dan menculik itu adalah membawa kabur itu istri saya sendiri."
Terlihat raut wajah tak suka dari mereka semua. Tapi anehnya, Rafa malah terlihat santai sama sekali tidak merasa tertekan. Ada satu orang diantara mereka yang terlihat tersenyum puas, sepertinya seumuran Rafa dan terlihat malah lebih berada di kubu Rafa.
"Pernikahan kalian tidak sah! Pihak keluarga kami tidak tahu!" teriak Oma emosi.
Rafa kembali terkekeh. "Lucu sekali. Tidak sah apanya. Kita menikah secara hukum dan agama. Jangan mengkhayal, bukannya kalian yang telah membuang Felisa. Tapi sekarang, seenaknya kalian membawa paksa Felisa untuk menutupi hutang-hutang kalian dengan menikahkannya. Saya tahu, kalian sedang diujung bangkrut saat ini!"
"Kamu? Kita akan lapor polisi sekarang!" Salah satu Om Felisa berteriak, terlihat sangat marah.
"Bagaimana dengan perjodohan ini? Saya sudah sangat malu atas batalnya kemarin!" Lelaki yang merupakan calon besan itu terlihat tak tenang.
"Tenang, semuanya akan segera selesai!" Salah satu Om-nya menenangkan, kemudian menatap Felisa. "Ayo, kembali menikah dan hidup kamu tidak akan susah. Tinggalkan lelaki itu. Menikahlah dengan Nak Juno, yang hidupnya sudah terjamin!"
Felisa menggeleng, tak habis pikir dengan pikiran mereka yang terlihat semakin sakit.
"Sakit kalian!"
"Saya bisa kasih kamu semuanya. Tinggalkan dia!" Kali ini Juno yang akan dijodohkan dengannya ikut membujuk.
"Juno, sudah! Keluarga kita sudah dipermalukan. Kita disuruh datang, katanya wanita itu setuju dan akan meminta maaf. Sudah Pa, kita pergi. Kita sudah memberikan mereka kesempatan. Kali ini, kita sudah sangat dipermalukan!" kata wanita yang menjadi besan terlihat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)
RomanceCover by pinterest Rafa Arya Prasetio adalah tife cowok kolot di zaman yang serba canggih ini. Dia itu hidupnya terlalu lurus, hanya dihabiskan untuk bekerja dan keluarga. Percaya gak, jika dia belum pernah pacaran di usia 28 tahun ini? tapi dia sud...