5. Sakit

7.4K 585 11
                                    

Yuhuuu, lama yah wkwk

Kuy, vote dulu sebelum baca⭐

Happy and enjoy reading 💜






❤️







Rafa pernah merawat orang sakit, itu juga dia cuman menunggu karena saat itu ada Mama, jadi Rafa hanya menunggu bergadang pada saat Alexa, adiknya sakit. Tapi sekarang, tengah malam tiba-tiba dirinya dibangunkan oleh suara ringisan kecil bocah di sampingnya.

Awalnya Rafa mau mencoba mengabaikan karena dipikirannya mungkin Elvan sedang bermimpi, tapi lama-lama ringisan itu semakin terasa keras.

"Please ... ini masih tengah malam, jangan aneh-aneh, deh!"

Rafa berusaha membuka mata, melirik ke samping seketika langsung dibuat terkejut saat melihat tubuh Elvan yang sudah penuh dengan keringat. Mata Elvan masih terpejam, tapi ringisan terus keluar dari mulutnya.

"Momi ... Elvan sakit ...."

"Momi ...."

"Momi ... peluk Elvan ...."

Entah mengapa mendengar suara ringisan Elvan, membuat sesuatu dalam diri Rafa ikut terluka. Sebulan hidup dengan bocah itu, semakin membuat Rafa mengerti bagaimana sifat asli Elvan. Selama ini Elvan tidak pernah menyebut kata momi, tapi sekarang nama itu keluar. Bagaimanapun rencana mereka, tapi tetap saat sakit seorang anak pasti mau selalu dekat dengan ibu-nya.

"Momi ... hiks ...."

Rafa kemudian memeriksa kening Elvan yang terasa panas. Ini salahnya, yang tadi sempat berlari menggendong Elvan dari minimarket ke parkiran.

Sekarang dirinya bingung harus apa, mana mungkin kan, dia menghubungi keluarganya tengah malam hanya untuk menanyakan cara merawat orang sakit. Bisa-bisa mereka curiga, bukan curiga dia punya seorang anak tapi curiga dirinya menyimpan seorang wanita di afartmenya.

"Momi ...."

"Ok ... tenang ada Daddi," balas Rafa sambil mengelus kening Elvan. Masih terasa asing sebenarnya, menyebut dirinya seperti itu.

Sementara sebelah tangan Rafa yang lain mencari di internet, bagaimana cara merawat orang sakit?

"Tunggu sebentar, yah?"

Setelah mengatakan itu, Rafa segera beranjak ke dapur untuk menyeduh air panas untuk kompres. Saat tengah duduk menunggu airnya panas, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Rafa melirik nomer baru yang menelepon, jadi dia memilih mengabaikan. Bagaimana jika itu penipu? Dia sedang tidak ada waktu untuk melayani modus pelaku penipuan tengah malam begini.

Tapi lagi-lagi nomer itu kembali menelepon Rafa berkali-kali. Akhirnya Rafa menyerah, memilih untuk mengangkat panggilan telepon itu untuk memarahinya.

"Woi ... ini tengah malam! Bisa gak modus nelepon nipunya besok aja!"

"Elvan sakit?"

"Eh, siapa nih? Bukan modus penipuan?" Rafa menurunkan volume suaranya, saat mengetahui sang penelepon itu seorang wanita.

"Kurang kerjaan banget gue, nipu orang kaya lo!" Terdengar hembusan napas kasar. "Elvan sakit, yah?"

"Kalau kurang kerjaan, kenapa lo nelepon gue?" tanya Rafa mulai terpancing. Akhir-akhir ini, dia seperti wanita pms yang sering gampang emosian.

"Kok, gue khawatir yah, Elvan di sana? Diurus sama laki setres kaya lo!" balas wanita ditelepon tak kalah emosi.

"Siapa yang setres? Mau Lo apa, hah? Kalau buat emosi, gue mati--"

Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang