33. Penyamaran

2.6K 298 45
                                    

Hi dear, kangen gak?

Kuy, vote dulu sebelum baca ⭐

Happy & enjoy reading 💜





**





"Siap, Raf?"

Rafa yang sedang bercermin langsung mengangguk. Memperhatikan penampilannya, sudah seperti seorang pelayan. Melihat ke samping, dia juga melihat Andre dan Alex berpenampilan sama seperti dirinya.

Rafa menghela napas gusar, berharap rencana ini berhasil. Jika ini gagal, bisa dipastikan dia akan kehilangan Felisa selamanya. Detik ini, mungkin Rafa akan mengakui jika dia mungkin sudah jatuh cinta pada wanita itu. Kehilangan Felisa, membuat dia akhirnya sadar akan rasa ini.

"Gak usah tegang, muka lo kaya orang yang lagi boker!" Andre menepuk pundaknya, wajahnya benar-benar sedang meledek.

"Lo yang fokus anjir! Awas aja yah, lo gak fokus dan malah nyari cewek cantik!" maki Rafa balik meledek Andre.

"Udah, woi! Kenalan gue bilang, sekarang kita udah waktunya keluar!" ujar Alex memutus pergulatan adu mulut mereka.

Memang benar, Rafa bisa mengakui jika mereka bisa berada di sini atas bantuan Alex. Mereka bisa masuk menjadi waiterss karena kenalan Alex kebetulan yang mempunyai hotel ini dan membantu mereka menyusup. Sedang Andre, memaksa ikut karena dia mau membantu Rafa berjuang, katanya. Entahlah, terserah lelaki itu.

Rafa menghela napas kasar. Dia tak habis pikir, jika saat ini dia sedang menyusup sebagai waiterss di acara pertunangan istrinya sendiri. Jika gagal ditahap ini, sudah bisa dipastikan jika besok dia akan kehilangan wanita itu.

Beberapa hari lalu, orang suruhannya memberitahu keberadaan Felisa di daerah Bandung, tepatnya di keluarga ibunya. Saat itu, Rafa sudah berniat pergi untuk menjemput Felisa. Tapi besoknya, dia malah mendapatkan surat dari pengadilan atas pengajuan perceraian dari Felisa.

Saat itu, Rafa akan gila. Dia tidak tahu apa maksudnya ini? Apa benar, Felisa benar-benar meminta cerai, tapi kenapa? Sidang perceraian mereka akan digelar seminggu lagi waktu itu, tepatnya lusa.

Rafa sudah mau menyerah, untuk apa dia berjuang untuk seseorang yang tidak mau diperjuangkan? Apalagi, orang suruhannya malah mengatakan bahwa Felisa akan segara bertunangan. Detik itu, Rafa benar-benar ingin menyerah. Tapi saat melihat Elvan, Rafa ingin berjuang sekali lagi untuk memastikan satu hal. Setelah itu, keputusan ada di Felisa, apakah Rafa akan berjuang atau berakhir menyerah?

"Felisa ada di kamar ganti, dia sendiri. Lo bisa temui dia diujung kamar ini. Nanti, ada tulisannya," ujar Alex memberitahu dia laporan dari orang-orang kenalan lelaki itu. "Biar gue sama Bang Andre, lihat suasana di pesta!"

Rafa mengangguk. "Thanks, gue mengandalkan kalian."

"Hati-hati, Bro!" seru Andre yang langsung diangguki Rafa.

Setelah itu mereka bertiga berpisah. Rafa kembali merapikan topi dan masker, karena jelas jika dia datang tanpa penyamaran sudah langsung tertangkap, begitupun dengan Alex dan Andre.

Ceklek




Rafa masih menggunakan penyamarannya, saat dia masuk ke kamar dimana katanya ada Felisa. Matanya menelusuri sudut ruangan yang tidak ada siapa-siapa, sampai pandangannya jatuh diujung lorong dekat jendela, seorang wanita sedang terduduk.

"Anda, sedang apa?" tanya Rafa masih memerankan perannya. Dia ingin tahu, apa pertunangan ini mau wanita itu atau bukan. Jika benar, Rafa akan mundur.

Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang