13. Acara di Sekolah I

4.9K 402 21
                                    

Hai,
Kuy, vote sebelum baca ⭐

Happy & enjoy reading 💜






💜






Setiap pekerjaan apapun itu, pasti tidak lepas dari dunia persaingan, iri, dengki ataupun saling menjatuhkan sesama rekan, atasan maupun bawahan.

Felisa juga merasakan itu. Terbiasa hidup dalam sangkar emas merasakan langsung polemik ini, bahkan saat dirinya baru keluar dari sangkarnya.

"Mereka ngapain lagi? Jatuhin minuman di baju lo?" tanya Meri yang duduk di samping Felisa dengan baju yang sudah basah oleh jus.

"Seperti biasa," jawab Felisa malas.

Jika ini terjadi dua tahun yang lalu, mungkin dia akan menangis diperlakukan seperti ini. Tapi sekarang, rasanya sudah biasa. Mungkin, Felisa sudah terlalu kebal menjadi manusia yang selalu menjadi objek di-irikan oleh orang lain.

"Sampah-sampah ini, rasa irinya makin menjadi," omel Meri tak habis pikir.

"Karena mereka sampah, buat apa kita peduli. Kita ini pencari berlian, bukan sampah."

Meri asistennya tertawa. "Gak salah, gue pilih lo buat diasistenin."

"Iya, lah." Felisa menatap malas Meri. "Yang lo lihat waktu itu karena gue cantik dan body goals, asem!"

Meri malah tertawa. Memang benar, hal pertama yang dia lihat dari Felisa dua tahun yang lalu adalah parasnya yang cantik, tubuhnya yang langsing serta aura bintang yang langsung membuat meri terpukau. Bahkan, setelahnya ternyata memang benar Felisa mempunyai bakat alami saat bergaya di depan kamera, yang membuat jepretannya seolah terlihat hidup. Tak salah, banyak sesama rekannya yang selalu iri dan berbuat hal jahat terhadap gadis ini.

"Nanti malam, mau datang ke acara ultah Angel?" tanya Meri menyerahkan undangan ke Felisa. "Tadi, dia nitip undangan ini buat lo."

"Tumben, ngundang?" Felisa mengamati undangan itu, karena ini memang pertama kalinya makhluk sejenis Angel mau mengundangnya. Yah, makhluk itu memang salah satu makhluk yang paling iri dengan Felisa.

"Datang aja, gue temenin. Kita lihat ada apa aja di sana. Lumayan, ini di club elit. Sekali-kali, kapan lagi datang ke tempat seperti ini gratis."

"Ok, deh."






"Lihat deh, yang ultah si Angel tapi tetep yang jadi pusat perhatian itu lo!" Meri menunjuk sekitar, dimana banyak sekali para lelaki yang melihat ke arah Felisa.

"Gak penting. Boleh mabuk, gak?"

"Gak inget terakhir mabok kaya gimana?" Meri sudah memolototi Felisa.

Felisa mendengus. "Terus ngapain kalau ke sini, tapi gak mabuk?"

"Nikmati pestanya, cuci mata lihat cowok hot!"

"Menyebalkan!"

Felisa suka party, dia bukan anak rumahan yang tidak tahu tentang dunia malam. Dia pernah minum tapi bukan pecandu, dia suka hidup bebas tapi tidak pergaulan bebas, Felisa belum sejauh itu. Felisa sering berpacaran, skinship sebagai pelukan dan ciuman pernah dilakukan, tapi untuk sex dia tidak mau melakukannya sebelum menikah. Itu hadiah untuk suaminya kelak.

Jika pergi ke pesta dengan Meri, sudah bisa dipastikan menjadi pesta paling membosankan? Tidak ada minuman, menari, membosankan!

"Sebentar yah, para asisten di suruh meeting dadakan sama ketua manager di atas."

Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang