Hi 🙂
Kuy, vote dulu sebelum baca ⭐
Don't copy & silent reader, please 🙂Happy & enjoy reading 💜
💜
Rafa tidak pernah merasa sesial ini seumur hidup. Pertama, tadi pagi saat berangkat ke kantor, mobilnya tiba-tiba mogok. Kedua, malam ini dia lembur terus saat pulang malah turun hujan. Rafa memang pulang naik taxi, tapi dari area kantor ke parkiran tetap saja basah walau sudah berlari. Terakhir, dari area luar apartemen, Rafa masih harus berlari lagi untuk masuk.
Saat membuka pintu, keadaan apartemen sudah sepi. Mungkin, Felisa dan Elvan sudah tidur karena ini memang sudah jam 9 malam.
Kruyukkk
"Lapar banget, tapi gak tega bangunin dia."
Setelah sekian lama, akhirnya Rafa kembali merasakan menyiapkan makan malam sendiri. Dulu saat mereka belum menikah, Felisa selalu menyiapkan makan malam walau wanita itu tidak pernah menemaninya.
Setelah menikah sebulan yang lalu, Rafa memang tidak pernah lembur lagi dan malam ini saat pertama kalinya lembur lagi, Felisa sepertinya lupa menyiapkan makan malam. Mungkin, mengurusi anaknya yang nakal itu pasti sangat melelahkan.
Malam ini, Rafa memutuskan untuk memasak mie. Sudah lama juga setelah ada pasangan, Rafa tidak pernah makan mie yang sangat ciri khas jomblo itu.
"Kamu masak? Ya ampun!" Terdengar pekikan Felisa. "Maaf, aku ketiduran habis Maghrib bareng Elvan jadi belum masak."
"Gak papa, kamu haribni pasti capek karena tadi ada pemotretan," balas Rafa menyempatkan berbalik untuk tersenyum, lalu kembali untuk memasak mie.
Felisa akhirnya kembali berkerja lagi, tapi tidak mengambil terlalu banyak job. Dia juga sekarang bekerja karena memang hobi, bukan untuk mencari uang untuk memenuhi hidupnya dan Elvan seperti dulu. Sekarang, sudah ada Rafa yang mengambil tugas itu. Sekali Felisa bekerja selalu idak lebih dari 5 jam sehari, Elvan selalu dititipkan di rumah neneknya, yaitu Mama Rafa.
"Biar aku yang masak, kamu tunggu di sana." Felisa menggulung rambutnya, sedikit mendorong Rafa. "Gak usah makan mie, biar aku masak nasi goreng!"
Rafa tidak membantah, dia menyingkir memilih duduk di meja makan menunggu Felisa. Pandangannya entah kenapa malah jatuh ke perpotongan leher Felisa. Rafa meneguk ludah, entah kenapa dirinya merasa panas tiba-tiba. Setelah menikah, skinship mereka tidak lebih dari pegangan tangan dan cium kening itu juga sekali. Pernikahan mereka tidak seperti umumnya, yang terjerat oleh ikatan cinta tapi hanya ada ikatan anak. Tidak seintim itu.
"Baju kamu sepertinya basah, ganti baju dulu sana terus keringin rambut sama handuk!"
"Ok, kapten!" Sejauh ini dirinya dan Elvan tidak pernah diberikan kesempatan menolak, karena semua titah Felisa harus segera dituruti. Kalau tidak, wanita itu bisa mengomel sepanjang masa.
"Kebiasaan," cibir Felisa, saat melihat Rafa sudah masuk ke kamar.
"Ini coklat hangat."
Rafa menoleh, tersenyum tipis. "Makasih."
"Ini udah jam 10 malam, kamu belum tidur? Bukannya tadi lembur? Kok, masih kerja?" Felisa sudah duduk di samping Rafa, yang masih sibuk lagi dengan laptop.
"Cuman ngirim lewat email doang ke Bos." Rafa masih sibuk mengetik di laptop. "Selesai!"
Lelaki itu merenggangkan tangan. Setelah itu, meminum coklat hangat dari Felisa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)
RomanceCover by pinterest Rafa Arya Prasetio adalah tife cowok kolot di zaman yang serba canggih ini. Dia itu hidupnya terlalu lurus, hanya dihabiskan untuk bekerja dan keluarga. Percaya gak, jika dia belum pernah pacaran di usia 28 tahun ini? tapi dia sud...