Don't copy & silent readers🙂
Kuy, vote dulu sebelum baca ⭐
Happy & enjoy reading 💜
❤️
Rafa pikir setelah kejadian Elvan sakit, komunikasi dirinya dengan momi-nya Elvan akan berjalan lancar karena ada banyak hal yang mau dia tanyakan. Sayang kenyataannya, setelah dua hari Elvan sembuh, wanita itu kembali menghilang.
Wanita itu hanya mengirim beberapa pdf yang isinya tentang Elvan, dimulai dari kebiasaan, makanan favorit dan semua hal yang Elvan suka dan tidak suka. Setelah itu, nomer wanita itu tidak aktif. Inti pdf itu adalah yang paling penting, Elvan harus segera sekolah di taman kanak-kanak. Rasanya Rafa ingin mengutuk wanita itu?
"Sumpek banget kaya sempak," sindir Andre untuk yang kesekian kalinya hari ini. Benar-benar mau Rafa tendang?
"Percuma wajah ganteng tapi suram kaya gitu. Lihat nih, wajah tampan gue yang bercahaya?" ujar Andre lagi karena Rafa tidak menyahuti, bahkan menoleh saja tidak.
"Mau pilih ditendang selangkangan lo, atau diiris urat nadi lo?" Rafa balik bertanya dengan tatapan tajam.
Andre bergidik. "Mau main psikopatan yah, lo?"
"Iya sini, gue butuh kelinci percobaan!" Rafa mengatakan itu dengan wajah datar dan sangat terasa horor di mata Andre.
Andre meringis. "Gue lapar, sudah ditunggu Cantika di kantin." Setelah mengatakan itu, Andre sudah berlari kabur.
"Kemarin masih Intan, kemarin lusa Maya terus sekarang udah jadi Cantika," gumam Rafa bingung. "Dasar playboy cap ikan asin!"
Rafa akhir-akhir ini menjadi lebih sering menghela napas kasar, jika dia wanita hamil mungkin sudah melahirkan.
Beban hidupnya, makin lama makin berat. Bukan hanya tentang perubahan hidupnya yang tiba-tiba mempunyai anak, tapi tentang keluarganya juga. Entah sampai kapan dirinya menyembunyikan Elvan dari mereka, tapi jujur Rafa ingin mengatakan. Tapi saat kembali mengingat luka lama saat Alexa hamil, betapa kecewa keluarganya, apalagi dalam kasus Rafa sekarang karena tiba-tiba sudah mempunyai anak hampir seumuran dengan keponakannya.
Sekarang, Rafa kembali mendatangi sebuah TK untuk menyerahkan beberapa dokumen kelengkapan pendaftaran Elvan karena kemarin ada yang kurang. Beruntungnya, tiba-tiba ada sebuah dokumen yang datang ke afartmen diantar kurir.
Meski tanpa nama pengirim, tapi bukannya sudah jelas itu dari siapa. Rafa menjadi parno sendiri, jika wanita itu selama ini mengirim mata-mata untuknya. Bahkan nomer ponsel yang tidak pernah ia bagi dengan orang luar, tapi wanita itu sudah tahu.
Sorenya Rafa sampai ke rumah, seperti biasa menjemput Elvan terlebih dahulu. Setelah selesai tetek bengek mengurus bocah itu, jam 7 malam Rafa mengajak Elvan untuk berbelanja kebutuhan sekolah. Tidak ada waktu karena dia takut besok ada lembur, sedang lusa besok itu sudah masuk sekolah.
"Dad, jadi aku beneran mau sekolah?" tanya Elvan heboh dan mungkin ini pertanyaan dia yang berpuluh kali.
"Aku masuk SD yang pakai baju merah itu kan, Dad?" tanya Elvan sembari kakinya heboh loncat-loncat, untungnya Rafa memegangi tangan Elvan. Jika tidak, mungkin bocah itu sudah kabur mengelilingi mall.
"Umur kamu masih 5 tahun, jadi kamu masuk TK dulu," jawab Rafa sambil sesekali menarik Elvan untuk tidak berlari.
Begini yah, ternyata jalan ke mall bersama anak? Sangat merepotkan! Ingin rasanya Rafa mengikat bocah itu untuk diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Dad! I'm Your Son (HIATUS)
RomanceCover by pinterest Rafa Arya Prasetio adalah tife cowok kolot di zaman yang serba canggih ini. Dia itu hidupnya terlalu lurus, hanya dihabiskan untuk bekerja dan keluarga. Percaya gak, jika dia belum pernah pacaran di usia 28 tahun ini? tapi dia sud...