Part 5

5.4K 678 96
                                    

"Kenapa Anda memberikan izin untuk tampil tanpa sepengetahuanku, Sajangnim?!" Rengek Lalice kepada Lay yang saat ini tengah menegak sebotol air mineral.

Tepat setelah kelasnya yang paling akhir usai, Lalice langsung berangkat menuju akademi dance untuk meminta penjelasan mengenai surat yang diberikan oleh mahasiswa laki-laki tersebut. Minnie yang kebetulan kelasnya juga telah usai, ikut menemani sahabatnya tersebut ke akademi.

Lalice memasuki gedung akademi tersebut dengan rusuh, bahkan sampai membanting pintu studio dance tempat Lay membantu Seulgi mengajar murid akademi. Untung saja pelajaran dance-nya telah berakhir beberapa menit yang lalu sebelum Lalice datang.

"Sajangnim!" Lalice kembali merengek.

Di sudut studio dance terlihat Minnie dan Seulgi yang sedang duduk disana. Menonton Lalice yang terus merengek kepada Lay sambil memakan keripik kentang.

"Bukankah kau sudah menyetujuinya?" Akhirnya Lay membuka suara setelah menghilangkan rasa hausnya.

"Kapan?!" Seru Lalice bingung.

"Anak itu bilang jika dia sudah berbicara denganmu dan kau setuju untuk tampil. Makanya aku memberi surat itu kepadanya." Jawab Lay yang mampu membuat Lalice tercengang.

"Aniyo! Dia berbohong! Aku tidak pernah bertemu dengannya, bahkan kami baru bertemu tadi siang di kampus!" Bantah Lalice dengan cepat.

"Ah... jinjja?" Ucap Lay dengan santai yang langsung mendapat tatapan tajam dari Lalice.

"Sajangnim... aku tidak ingin tampil." Dengan terpaksa Lalice mengeluarkan kartu terakhirnya, memasang wajah memelas.

Lay melirik Lalice, seketika sebuah ide terbesit di dalam pikirannya. Sebuah senyuman licik terbit di wajahnya, namun secepat mungkin diganti dengan raut wajah prihatin.

"Aigoo... jadi uri Lalice tidak ingin tampil di acara festival kampus, eoh?"

Saat ini Lalice sedang berteriak senang dalam hati, ternyata usahanya berhasil. Masih dengan wajah memelasnya Lalice mengangguk lemah.

"Arasseo, aku akan membatalkannya."

Kedua mata Lalice langsung melebar mendengar ucapan Lay barusan. Sampai-sampai dia menutup mulutnya saking tidak percaya. Juga Minnie dan Seulgi yang berada di sudut studio dance, mereka bahkan tersedak ketika memakan keripik kentang.

"Didalam mimpimu!" Sambung Lay dengan cepat yang berhasil membungkam kesenangan Lalice.

"N-ne?" Lalice menatap Lay dengan bingung.

Kini wajah Lay terlihat serius. Matanya menatap Lalice dengan penuh intimidasi, sehingga membuat gadis berponi itu langsung menunduk menatap lantai.

"Mau tidak mau kau harus tampil, Nona Song." Ucap Lay dengan nada yang penuh penekanan, sampai-sampai membuat Lalice bergidik ngeri mendengarnya.

Lay membungkukkan badannya untuk membisikkan sesuatu kepada Lalice. "Kau kira aku tidak mengetahui kejadian satu tahun yang lalu?"

Dengan susah payah Lalice menelan ludahnya. Ingatan tentang kejadian satu tahun yang lalu kembali terputar di kepalanya.

Tahun lalu, sama seperti sekarang, Lalice juga diundang untuk tampil di festival kampus. Karena tidak ingin memperumit masalah, Lalice langsung menyetujuinya begitu saja. Namun, Lalice tidak memberitahukannya ke pihak akademi karena saat itu dia memang tidak berminat untuk tampil.

Malam hari, satu hari sebelum diadakannya festival kampus, Lalice mengajak Seulgi untuk bertanding memakan mie super pedas sebanyak mungkin. Seulgi yang tidak mengetahui rencana Lalice langsung menyetujui ajakan gadis berponi tersebut.

Memory (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang