10 years later...
Seorang gadis berambut hitam panjang terlihat sibuk menggoreskan ujung pensilnya diatas kertas putih berukuran A4. Kedua mata bundarnya menatap penuh perhitungan garis-garis yang dihasilkan oleh pensilnya. Sehingga garis tersebut berhasil membentuk sebuah rancangan desain pakaian yang menarik.
Gadis berponi itu memiliki tingkat kefokusan yang sangat tinggi. Bahkan ketika kelas dalam suasana berisik pun, dia tetap bisa mengerjakan desainnya dengan lancar. Tidak merasa terganggu sedikit pun.
Maka tidak mengherankan jika gadis berponi yang memiliki nama lengkap Song Lalice tersebut menjadi mahasiswi favorit semua dosen jurusannya, yaitu jurusan Design Fashion. Sejak awal memasuki dunia perkuliahan bakat seorang calon designer hebat sudah terlihat pada diri Lalice.
Sekarang dia telah memasuki tahun kedua. Dan kemampuannya untuk menjadi designer akan semakin berkembang, hingga dia lulus nanti.
"Sepertinya Miss. Tiffany datang terlambat lagi." Lalice menolehkan kepalanya ke samping, begitu mendengar gerutuan seorang gadis yang duduk disebelahnya. Desain rancangannya telah selesai, kesadaran gadis berponi itu terhadap suasana sekitar telah kembali.
Telinga Lalice segera dipenuhi oleh suara dengungan percakapan teman-teman sekelasnya. Membuat suasana kelas begitu ramai. Lalice melirik ke depan kelas, disana terdapat sebuah panggung setinggi satu jengkal, tempat biasanya para dosen menjelaskan materi. Namun, tidak ada siapa-siapa disana. Kosong.
"Kemana Miss. Tiffany? Kenapa dia belum juga datang, Eunha-ya?" Lalice bertanya bingung kepada gadis yang duduk tepat disebelahnya itu.
Gadis yang bernama Jung Eunha tersebut menghela napas tipis. Dia adalah teman dekat Lalice di jurusan sejak menjadi mahasiswa baru. "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu, Lalice-ya. Bukankah kau mahasiswi kesayangan Miss. Tiffany?"
Lalice menyeringai tipis mendengar ucapan Eunha barusan. Tangannya sibuk merapikan kertas-kertas rancangan miliknya yang berserakan di atas meja. Kemudian dimasukkan ke dalam sebuah map berwarna kuning, tempat biasanya Lalice menyimpan setiap hasil rancangan desain.
"Kau kira aku asisten pribadinya Miss. Tiffany?"
Eunha menggeleng, tetapi dia tersenyum jahil. "Ani, tetapi kau memang terlihat seperti asisten pribadinya."
"Mwo?!" Seru Lalice kesal. Tangannya yang sedang memegang kotak pensil terangkat ke atas, hendak melempari Eunha dengan benda tersebut.
"Ani! Aniyo! Aku hanya bercanda, peace~" Eunha terkekeh pelan.
Gadis berponi itu mendengus pelan, tangannya kembali turun, menyimpan kotak pensil tersebut di samping map kuning miliknya. Sepertinya Eunha sedang membalas kejahilan Lalice yang selalu ditujukan kepadanya selama satu tahun belakangan.
"Hah... aku mulai menyesal mendapatkan dosen yang terkenal." Lirih Eunha, menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Memecah keheningan setelah diam beberapa saat.
Dosen mereka yang bernama Tiffany Hwang tersebut, selain menjadi salah satu dosen jurusan Fashion Design di salah satu universitas terkenal di kota Seoul, wanita berdarah Korea-Amerika itu juga merupakan seorang designer terkenal yang telah memiliki produk fashion sendiri.
Sesekali wajahnya muncul di sampul majalah fashion. Hampir semua orang dan semua mahasiswa mengenalinya. Namun, semua kesibukan itu membuatnya sering datang terlambat mengajar di kampus. Hanya beberapa kali datang tepat waktu, selebihnya terlambat.
"Bukankah dulu kau sendiri yang sangat bersemangat ketika mengetahui jika dosen pengajar kita adalah Miss. Tiffany? Kenapa malah menyesal sekarang?" Dahi Lalice berkerut mendengar penuturan mendadak teman dekatnya tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memory (DISCONTINUED)
FanfictionAkibat kecelakaan yang menimpanya pada masa lalu, membuat Lisa harus kehilangan semua ingatannya. Semua memori yang ada dikepalanya terhapus total. Tidak ada yang tersisa, walau hanya sedikit. Namun, pada suatu hari Lisa dihadapkan dengan rentetan k...