Pertunjukkan kembang api tersebut berlangsung selama dua puluh menit, terbilang cukup lama. Para mahasiwa dan pengunjung yang masih berada di area kampus bertepuk tangan setelah menyaksikan ratusan kembang api yang diluncurkan oleh para panitia pelaksana dari lapangan sepak bola kampus.
Dengan berakhirnya pertunjukkan kembang api tersebut, maka berakhir pula acara festival kampus. Mulai hari Senin, semua aktifitas yang ada di kampus kembali berjalan seperti biasa.
"Aku akan mengantarkan idol ini terlebih dahulu sampai ke pintu gerbang." Lalice menunjuk Rosé ketika mereka telah turun dari atap. Eunha dan Minnie mengangguk.
"Ya! Aku punya nama!" Rosé memukul tangan Lalice yang tengah menunjuk ke arahnya. Apakah terlalu berat bagi gadis berponi itu untuk sekedar menyebutkan namanya?
"Aku tidak peduli." Ujar Lalice dengan nada datar. Rosé mendengus kesal. Ternyata tidak hanya wajah saja yang mirip, sifat menyebalkannya juga sama persis.
"Kau tidak ingin pamit?" Sambung Lalice melirik menatap Rosé yang memalingkan wajahnya ke arah lain, asalkan tidak melihat ke arah gadis berponi tersebut.
Rosé seketika terksiap, dia langsung menoleh menatap Minnie dan Eunha yang berdiri di dekatnya. "Ah! Ne... Minnie-ssi, Eunha-ssi, aku pamit pulang dulu. Terima kasih karena telah mengizinkanku untuk bergabung bersama kalian, aku merasa sangat senang sekali."
"Aniya, seharusnya kami yang berterima kasih kepadamu. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga sekali bagi kami berdua." Minnie menggelengkan kepalanya, tersenyum lebar.
Eunha yang berdiri disamping Minnie mengangguk setuju. "Eoh, majayo. Mungkin ini akan terdengar mustahil, tetapi aku akan menantikan pertemuan kita selanjutnya, Rosé-ssi."
"Akan aku usahakan."
"Kajja." Ajak Lalice kepada Rosé, segera melangkahkan kakinya menuju gerbang kampus.
Sebelum melangkah pergi, Rosé melambaikan tangannya kepada Minnie dan Eunha. Kedua teman Lalice tersebut ikut melambaikan tangannya.
"Hwaiting, Rosé-ssi!" Seru Eunha. Tidak ada siapa pun disekitar mereka, jadi dia bebas meneriakkan nama solois tersebut.
"Rosé-ssi, setelah kau memutuskan tanggal comeback-mu, pastikan kau memberitahuku lebih dulu agar aku bisa memborong semua album-mu!" Rosé langsung tertawa mendengar seruan Minnie barusan.
"Gomawoyong~" Balas Rosé sambil membentuk sebuah hati dari kedua tangannya. Setelah itu dia segera berbalik, menyusul Lalice yang telah jauh di depan.
Minnie dan Eunha menatap kepergian Lalice dan Rosé dari jauh. Eunha tertawa ketika melihat Rosé yang memukul bahu Lalice karena telah meninggalkannya begitu saja. Tetapi tidak dengan Minnie.
Gadis Thailand itu mengkerutkan dahinya ketika melihat tingkah Rosé barusan. Sebagai mahasiswi jurusan Physicology dia telah mengetahui seperti apa kelakuan seseorang yang telah lama mengenal dengan yang baru saja berkenalan.
'Kenapa Rosé-ssi terlihat seperti telah mengenali Lalice?'
"Andwe!" Tiba-tiba Minnie berseru histeris membuat Eunha yang berdiri di dekatnya terlonjak kaget.
"Aku lupa berfoto dengan Rosé-ssi!" Lanjutnya sambil mengacak-acak rambut frustasi.
***
Disepanjang perjalanan menuju gerbang kampus, Lalice dan Rosé saling diam. Keadannya sama seperti ketika mereka berkeliling melihat stand jurusan tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory (DISCONTINUED)
FanfictionAkibat kecelakaan yang menimpanya pada masa lalu, membuat Lisa harus kehilangan semua ingatannya. Semua memori yang ada dikepalanya terhapus total. Tidak ada yang tersisa, walau hanya sedikit. Namun, pada suatu hari Lisa dihadapkan dengan rentetan k...