Semilir angin malam yang dingin bertiup menerpa wajah Rosé yang sedang berdiri di balkon apartemennya. Memainkan rambut blonde-nya yang dibiarkan tergerai. Dia menatap jauh ke depan, memperhatikan gemerlap lampu kota Seoul.
Rosé menggenggam erat gelang pink miliknya. Gelang itu, meski sudah lama, Rosé tetap merawatnya dengan baik. Bahkan gelang tersebut tidak pernah dia lepaskan, kecuali disaat-saat tertentu, apalagi ketika dia sedang tampil diatas panggung.
Tatapan gadis blonde tersebut beralih ke arah gelang miliknya. Rosé menatap gelang tersebut dengan lamat-lamat. Kenangan mengenai gelang tersebut kembali terputar didalam kepalanya.
......
Bel pulang berbunyi dengan nyaring. Semua murid berseru dengan senang, akhirnya mereka terbebas dari segala macam materi yang diberikan oleh guru hari ini. Padahal besok mereka masih harus belajar lagi.
Setelah guru yang mengajar di kelasnya keluar, Chaeyoung langsung membereskan semua peralatan sekolahnya dengan tergesa-gesa. Dia tidak sabar untuk memberikan gelang yang dia buat ketika pelajaran prakarya tadi kepada Lisa, adik kembarnya.
Chaeyoung yakin jika Lisa pasti menyukai gelang buatannya tersebut. Dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya, Chaeyoung berlari menuju kelas Lisa.
"Lili-ya!" Seru Chaeyoung dengan riang ketika melihat Lisa yang baru saja keluar bersama teman-teman di kelasnya.
"Oh! Chaeng-ah," Lisa segera menghampiri Chaeyoung. "Aku baru saja ingin menghampirimu ke kelas."
"Lili-ya, aku ada sesuatu untukmu!" Ucap Chaeyoung sambil menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggung.
"Mwo?" Kedua mata bundar Lisa menatap Chaeyoung dengan penasaran sekaligus antusias. Senyum Chaeyoung semakin lebar ketika melihat reaksi Lisa sama seperti yang dia bayangkan tadi.
"Tadaa!" Chaeyoung menunjukkan gelang yang terbuat dari manik-manik kuning tersebut kepada Lisa.
Lisa langsung tersenyum melihatnya. Dia memperhatikan gelang tersebut, disana terdapat rangkaian huruf yang membentuk sebuah nama. Lisa mengernyit bingung ketika melihat nama tersebut.
"Kenapa nama yang ada digelang itu 'Lalice'? Kenapa tidak 'Lalisa', 'Lisa', atau 'Lili'?" Tanya Lisa, mengalihkan tatapannya kembali k arah Chaeyoung.
"Karena 'Lalice' adalah..." Jawab Chaeyoung sambil mengambil tangan kanan Lisa dan memasangkan gelang tersebut disana. "Panggilan khusus yang aku berikan kepadamu."
"Nama 'Lalice' itu aku dapatkan dari gabungan namamu dan nama Alice dari tokoh film Alice In Wonderland. Bukankah kau sendiri pernah bilang kepadaku jika kau sangat ingin menjadi seperti Alice? Maka aku membantumu untuk mewujudkan impian tersebut dengan nama 'Lalice' itu. Eottae? Apa kau suka?" Jelas Chaeyoung.
Sebagai jawabannya Lisa langsung memeluk kakak kembarnya itu dengan erat. "Gomawo, Chaeyoung-eonnie!"
Chaeyoung terkesiap ketika mendengar ucapan Lisa barusan. Apa dia tidak salah dengar? Bukankah Lisa sangat anti sekali jika memanggil Chaeyoung dengan panggilan 'eonnie'.
"Ne? Kau bilang apa, eoh? Coba ulang lagi." Ucap Chaeyoung melepaskan pelukannya dari Lisa.
"Tidak ada siaran ulang!" Ujar Lalice dengan wajah menyebalkannya.
"Ya! Lili-ya, jebal--"
"Igeo," Potong Lisa dengan cepat, tangannya terulur ke depan memberikan sebuah gelang berwarna pink kepada Chaeyoung. "Sepertinya kita memiliki pelajaran yang sama hari ini. Aku juga membuatkan gelang untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory (DISCONTINUED)
FanfictionAkibat kecelakaan yang menimpanya pada masa lalu, membuat Lisa harus kehilangan semua ingatannya. Semua memori yang ada dikepalanya terhapus total. Tidak ada yang tersisa, walau hanya sedikit. Namun, pada suatu hari Lisa dihadapkan dengan rentetan k...