Jemari lentik Lalice bergerak dengan lincah menekan setiap huruf yang ada di keyboard laptopnya. Sesekali jarinya mengusap touchpad untuk menggulir artikel yang terpampang di layar laptopnya saat ini.
Disebelah Lalice turut hadir Eunha yang juga sedang sibuk dengan laptop miliknya. Disekitar mereka kertas-kertas berserakan memenuhi meja.
Sebelum istirahat Tiffany mendadak memberikan tugas kepada para mahasiswanya. Tugas tersebut berisikan perbedaan desain dari setiap brand fashion ternama yang ada di dunia. Dan harus dikumpulkan setelah istirahat.
Demi menyelesaikan tugas tersebut, Lalice dan Eunha rela makan di kantin jurusan dan membatalkan janji makan bersama dengan Minnie.
Setelah menyelesaikan makan siang mereka yang serba cepat, Lalice dan Eunha memutuskan untuk membuat tugas tersebut di taman kampus. Disana terdapat meja serta bangku yang sering digunakan oleh para mahasiswa untuk membuat tugas ataupun sekedar berkumpul.
Masih ada waktu tiga puluh menit lagi sebelum kelas berikutnya, lebih dari cukup bagi mereka berdua untuk menyelesaikan tugas tersebut.
"Heol... ternyata kalian memang benar-benar sibuk." Ujar seseorang yang baru saja datang menghampiri Lalice dan Eunha.
Mendengar suara yang menurut Eunha menyebalkan barusan, perhatiannya yang sejak tadi terpaku ke layar laptop langsung teralihkan. Dia menatap sosok tersebut dengan tatapan tajam. Berbeda dengan Lalice yang terus melanjutkan tugasnya dengan tenang.
"Jika kau datang kesini hanya untuk menganggu, lebih baik kau pergi saja, Minnie-ya." Ujar Eunha dengan nada datar kepada Minnie yang baru saja duduk di depannya. Sejak tadi kepalanya sudah sakit karena terus menatap layar laptop.
"Kau mengusirku? Padahal aku ingin memberikan ini kepadamu." Ucap Minnie sambil mengeluarkan sesuatu dari kantong plastik yang dia bawa.
Begitu mengetahui apa yang dibawakan oleh Minnie untuknya, Eunha langsung merebutnya dengan cepat. Tidak lupa sebuah senyuman lebar yang terlukis di wajahnya saat ini.
"Gomawo, Minnie-ya! Kau memang teman yang baik!" Setelah itu Eunha langsung meminum susu pisang yang diberikan oleh Minnie tadi.
"Dasar!" Gerutu Minnie melihat tingkah Eunha barusan. Kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah Lalice yang masih fokus menatap layar laptop.
"Igeo, Lalice-ya." Sambung Minnie, menyodorkan sekotak susu cokelat kepada gadis berponi tersebut.
Lalice menoleh menatap Minnie, kemudian tersenyum ketika melihat minuman kesukaannya itu. "Gomawo, Minnie-ya."
Begitu susu cokelat tersebut sampai di tangannya, Lalice langsung meminumnya sambil melanjutkan tugasnya kembali.
"Apa ada yang bisa dibantu oleh mahasiswi jurusan psikolog ini?" Ujar Minnie menawarkan bantuan.
"Eoh... tolong baca raut wajah Eunha, Minnie-ya. Apakah saat ini dia sedang panik atau tidak." Lalice tersenyum jahil ke arah Eunha.
"Mworago?!" Seru Eunha tidak terima.
"Tanpa ilmu psikologi pun tentu saja sudah pasti, Lalice-ya." Sahut Minnie ikut menjahili Eunha.
"Pasti apanya?" Meski kesal, tapi Eunha tetap penasaran.
"Sudah pasti... PANIK!" Jawab Minnie kemudian tertawa sekeras-kerasnya bersama Lalice.
"YA!" Teriak Eunha, wajahnya berubah menjadi merah padam. Dia segera mengambil kertas yang ada didekatnya untuk dipukulkan ke Lalice dan Minnie secara bergantian.
![](https://img.wattpad.com/cover/222541410-288-k830379.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory (DISCONTINUED)
FanfictionAkibat kecelakaan yang menimpanya pada masa lalu, membuat Lisa harus kehilangan semua ingatannya. Semua memori yang ada dikepalanya terhapus total. Tidak ada yang tersisa, walau hanya sedikit. Namun, pada suatu hari Lisa dihadapkan dengan rentetan k...