Part 30

4.7K 664 91
                                    

Bau amis yang berasal dari darah menguar ke seluruh sudut mobil. Seorang anak perempuan mengernyitkan dahinya tatkala bau menyengat itu masuk ke dalam indera penciumannya.

Hendak menggerakkan kepalanya, tetapi rasa sakit yang luar biasa pada kepalanya membuat anak perempuan tersebut mengurungkan niatnya. Tubuhnya terasa sulit digerakkan, seperti ada sesuatu yang menahannya.

Mencoba mengabaikan rasa sakit pada kepalanya, anak perempuan itu mulai membuka kedua matanya secara perlahan-lahan. Awalnya terlihat buram, tidak berselang lama mulai terlihat dengan jelas.

Keadaan disekitarnya terlihat sangat gelap, sesaat anak perempuan itu sempat mengira jika dirinya mengalami kebutaan. Namun, tidak lagi setelah sebuah petir menyambar dengan terang. Diikuti oleh suara gemuruh yang memekakkan telinga.

Anak perempuan itu menatap kesekelilingnya. Saat ini dia sedang berada di sebuah mobil yang dalam kondisi rusak parah.

Kedua matanya melebar ketika tidak sengaja melihat ke arah bangku kemudi. Disana terdapat seorang pria yang terkapar dengan tubuh penuh dengan darah. Dia tidak tahu apakah pria itu masih hidup atau tidak.

Siapa pria itu?

Kini anak perempuan itu mencoba menoleh ke belakang. Terlihat olehnya sesosok wanita yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan pria tadi, hanya saja wanita ini tengah memeluknya dengan erat. Pantas saja tubuhnya terasa sulit digerakkan.

Siapa wanita ini? Anak perempuan itu semakin bingung.

"Akh! Ssshhh..." Anak perempuan itu memegangi kepalanya yang tiba-tiba berdenyut dengan hebat. Pandangannya terasa berputar.

Sebenarnya apa yang terjadi kepadaku?

"Hey! Disini!" Anak perempuan itu tertegun mendengar suara berat seorang pria disela-sela keributan badai.

Kedua mata bundarnya menangkap sebuah cahaya dari arah depan yang membuat matanya perih. Terlihat seperti cahaya lampu senter. Cahaya itu mulai bergerak ke arahnya yang disusul oleh satu cahaya lagi dari arah lain.

Beberapa langkah lagi, kedua sosok yang membawa senter itu akan sampai di dekatnya. Tepat sebelum kedua sosok itu sampai, secara tiba-tiba anak perempuan itu segera menutup matanya kembali. Entahlah, dia juga tidak tahu kenapa. Akan tetapi instingnya berkata seperti itu.

"Huh! Sudah aku bilang, ini adalah tugas yang paling mudah." Ucap salah satu pria tersebut sambil menyinari setiap sudut mobil menggunakan senter yang dibawanya.

"Tidak, sebelum kita melihat kondisi target kita. Tugas kita tidak akan selesai sebelum target benar-benar lenyap." Perintah pria yang lainnya.

"Ck! Arasseo! Arasseo!"

Anak perempuan itu menahan napasnya ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah jendela mobil. Kedua pria itu mengarahkan cahaya senter ke dalam mobil dari kedua sisi. Salah satu cahaya senter tersebut mengenai wajah anak perempuan itu cukup lama.

Sebisa mungkin anak perempuan itu tidak mengernyikat dahinya saat cahaya itu mengenai matanya. Dia harus tetap berpura-pura tidak sadarkan diri sampai kedua orang itu pergi.

"Lihat! Siapa pun tidak akan selamat dari kecelakaan seperti itu!" Kedua cahaya senter itu tidak lagi terarah ke dalam mobil.

"Kita pasti diberi bayaran yang lebih oleh, Nyonya ... "

"Kalau begitu, kajja! Lebih baik kita tinggalkan lokasi ini sebelum polisi datang!"

Kedua pria itu segera melangkah pergi, meninggalkan mobil tersebut. Anak perempuan itu kembali membuka matanya saat tidak terdengar lagi suara langkah kaki milik kedua pria tersebut.

Memory (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang