"Lisa..."
Lalice tersentak sadar. Kedua matanya terbuka dengan lebar. Napasnya tersenggal. Wajahnya dibasahi oleh keringat. Gadis itu seperti baru saja melakukan lari jarak jauh.
Pemandangan yang pertama kali Lalice lihat adalah plafon berwarna putih bersih. Pada plafon tersebut tertanam lampu yang membuat matanya sedikit silau.
"Lalice-ya," Lalice menolehkan kepalanya ke samping. Mendapati Hye Kyo yang sedang duduk tepat disamping tempat tidurnya.
"Eomma..." Lirih Lalice pelan. Hye Kyo segera membantu putrinya tersebut untuk duduk bersandar.
Lalice memperhatikan sekitarnya. Saat ini dia sedang berada di ruang rawat terbuka yang terletak di dekat lobby utama rumah sakit. Beberapa pengunjung dan juga perawat terlihat berlalu-lalang melintasi area tersebut.
"K-kenapa... Kenapa aku ada disini?" Lalice bertanya bingung
"Tadi... Lay-ssi menemukanmu pingsan di depan pintu masuk rumah sakit. Dia juga yang mengabariku untuk datang kemari." Jelas Hye Kyo sambil mengusap wajah Lalice yang dibanjiri oleh keringat.
Bagaikan anak panah yang melesat dengan cepat. Rentetan kejadian yang dialami oleh Lalice tadi kembali terlintas dalam pikirannya. Dia berhasil mengingat apa yang terjadi pada dirinya. Termasuk bayangan kejadian yang terputar di dalam kepalanya.
Tangan Lalice mencengkram selimut yang menutupi tubuhnya dengan erat. Bayangan kejadian apa itu? Kenapa dia tidak pernah mengingat atau mengalaminya? Lantas kenapa itu terjadi saat dia melihat kejadian di depan rumah sakit tadi?
"...lice... Lalice... Lalice-ya!"
Suara Hye Kyo berhasil mengembalikan kesadaran Lalice. Gadis berponi itu menelan ludahnya dengan susah payah, lalu kembali menoleh menatap Hye Kyo.
"Ada apa, sayang? Jangan membuat eomma merasa cemas, jika kau merasakan sesuatu beritahu eomma secepatnya. Jangan dipendam sendiri." Hye Kyo menggenggam erat tangan kanan Lalice.
Lalice menatap wajah Hye Kyo dengan lamat-lamat. Haruskah dia bercerita sekarang? Lalice menarik napas sejenak, sebelum mengeluarkam suaranya kembali.
"Eomma, sepuluh tahun yang lalu... Yang menolongku waktu itu adalah eomma, kan?"
"Ne. Saat itu eomma yang menabrakmu di pinggir jalan, eomma tidak mungkin lepas tanggung jawab dan meninggalkanmu begitu saja. Waeyo? Kenapa kau menanyakan tentang kejadian itu lagi?"
Jawaban Hye Kyo barusan tidak ada bendanya dengan penjelasan yang dia ceritakan kepada Lalice saat gadis berponi itu berusia ke tujuh belas tahun. Diam-diam Lalice menggigit bibir bawahnya, rasa penasaran semakin menguasai dirinya.
'Tidak mungkin hanya karena kecelakaan kecil seperti itu aku mengalami amnesia...'
"Lalice-ya, gwenchana?" Hye Kyo menepuk pundak Lalice pelan.
"E-eoh... Nan gwenchanayo, eomma." Lalice menerbitkan senyuman diwajahnya.
"Ah! Bagaimana dengan Seulgi-eonnie--"
"Operasi yang dijalani oleh Seulgi-ssi sudah selesai beberapa menit yang lalu dan dia telah dipindahkan ke ruang rawat. Saat ini Lay-ssi yang sedang menjaganya, kau tidak perlu khawatir." Ucap Hye Kyo lebih dulu, seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Lalice.
Lalice yang hendak tersenyum lega, mendadak batal ketika perhatiannya tertuju ke pakaian yang dipakai oleh Hye Kyo. Wanita itu masih memakai pakaian untuk pesta. Dapat Lalice simpulkan jika Hye Kyo batal menghadiri pesta tersebut dikarenakan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory (DISCONTINUED)
FanfictionAkibat kecelakaan yang menimpanya pada masa lalu, membuat Lisa harus kehilangan semua ingatannya. Semua memori yang ada dikepalanya terhapus total. Tidak ada yang tersisa, walau hanya sedikit. Namun, pada suatu hari Lisa dihadapkan dengan rentetan k...