Ketemu Idola
Arra menggeliat pelan saat merasakan ada yang mengusik tidur nya, Kelopak matanya yang masih terpejam seperti di Elus lembut. Eh, ini bukan seperti nya lagi, tapi memang benar di Elus.
"Ra."Bisik Aldo pelan. Arra mengerjapkan matanya pelan, Mata Arra benar-benar terasa Bengkak. Buktinya Arra sedikit kesulitan saat menyesuaikan Cahaya yang masuk ke dalam Penglihatannya.
Arra menatap sendu Wajah Aldo yang berada tepat di depannya, mengingat kembali kata-kata yang Aldo ucapkan cukup membuat sesak di dadanya kembali menguap. Arra merubah posisi tidur nya menjadi membelakangi Aldo, Masih sedikit merasa kecewa dengan Sikap Aldo Tadi.
Mata Arra sedikit menoleh ke arah Jam yang tertempel di dinding kamar Aldo, pukul 02:56 Pagi. Arra masih merasa ngantuk dan kelelahan karena menangis.
"Ra, maaf in gw."Aldo menatap punggung Arra sendu, Aldo sadar Bahwa ucapannya tadi cukup menyakitkan hati Arra. Dirinya Egois, tak mau mengerti keadaan Wanita itu, Aldo menyesal.
"Lu Nangis tadi, hm?"Hey! Pertanyaan Bodoh macam apa itu. Jelas-jelas Aldo tau bahwa Arra menangis, karena terlihat dari Mata wanita itu yang Bengkak dan Hidungnya yang memerah.
"Ra, demi apapun gw nggak Maksud begitu, Gw nyesal."Sedari tadi, Arra hanya Diam menanggapi setiap ucapan Aldo, sampai akhirnya Tubuh Arra menegang karena tiba-tiba Aldo memeluk nya dari belakang.
"Maaf."lirih Aldo pelan.
"Kak Al, jangan Gini."Lirih Arra Gugup. Aldo malah semakin mengeratkan pelukannya, mengecup Tengkuk Arra yang terekspos bebas di di depannya, mengelus lembut permukaan perut Arra. Tubuh Arra meremang karena perlukan Aldo tersebut.
"Maafin ya?"Arra menghela nafasnya, tidak tega juga saat mendengar Suara Aldo, Arra pun merasa berdosa karena memperlakukan suaminya seperti ini. Arra berbalik menghadap ke arah Aldo, kini mereka berdua berhadapan, Arra memberanikan Diri untuk menyentuh Rahang Tegas milik Aldo.
"Arra yang seharusnya minta maaf kak, Arra terlalu kekanakkan banget, Ar-ra Hiks -"Runtuh sudah pertahanan Arra untuk tidak menangis, Aldo memeluk tubuh Arra, membiarkan Arra menangis di dalam dekapannya.
"Hey, sudah. lu gak salah Ra, Gw minta Maaf."Arra mengangguk pelan dalam pelukan Aldo, Arra ikut membalas pelukan Aldo.
Aldo mengelus lembut Rambut Arra, mengecup pelan Ubun-ubun Arra. sampai akhirnya tidak terdengar lagi suara tangis Arra, Hanya tersisa sesegukkan Arra. Arra mendongak ke atas untuk melihat Wajah Aldo, begitu pun dengan Aldo yang menunduk.
"Udah, jangan Nangis terus, ntar matanya nggak bisa kebuka, gimana mau, hm?"Arra menggeleng cepat, "Arra Mau pulang kak."Mata Aldo membulat sempurna, ini yang di ucapkan Arra tidak main-main. Pulang? Ke Kalimantan berarti, pikir Aldo.
"Kenapa Mau pulang?"
"Di sini Arra di Tinggal sendiri terus, Arra Takut."Aldo menghela nafas berat, ini terbukti memang kesalahannya yang selalu meninggalkan Arra sendiri di Kamar, ingat! Kamar bukan Rumah. Arra jarang keluar kamar karena tidak ada teman Ngobrol. Sebenarnya ada Bibi, namun Beliau juga memiliki kesibukan sendiri.
"Syuttt! Gak boleh ngomong gitu, jangan mau pulang ya Ra, ntar gw yang bakalan nemenin lu, gw minta maaf udah sering ninggalin lu."Arra hanya mengangguk pelan.
"Tapi, Arra Rindu Ayah, Ummah, Bang Zamal dan Dek Ais Kak."
"Nanti pas libur kita main ke sana ya."Ucap Aldo menyakinkan Arra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANATASYA AR-RAHMAN [ON GOING]
Teen FictionAyah Rahman Hanya Diam, Dia menatap dalam Arra yang kini semakin terisak, sambil menunduk memegang Pipinya yang di Tampar Ummah Inun. "JE-LAS-KAN!"Tegas Sang Ayah Rahman. Arra mendongak menatap sang Ayah dalam. "Arra, Di perkosa."Lirih Arra dengan S...