07

11.1K 687 43
                                    

Ngidam Pertama Arra

 

'Huek huek!' Suara itu Berasal dari Dalam kamar mandi Milik Arra. Sedari tadi selepas Sholat subuh, Arra Tak berhenti memuntahkan Cairan Kuning yang Pahit itu. Tubuhnya juga sangat lemah, Rasanya dia tidak kuat lagi untuk berdiri.

"Kak!"Panggil Ummah Inun panik.

 
Arra menatap wajah Ummah Inun dengan Sendu, Sungguh dia tak kuat dengan Semua ini.

 
"Sini, Sini Ummah Bantu jalan ke Kamar."

 
Arra berjalan dengan perlahan sambil di Tuntun Sang Ummah.

 
"Mulut Arra Rasanya Pahit Umm. Kepala Arra Juga sakit, pusing, Pokoknya Gak Enak..."Rengek Arra dengan Mata yang Berkaca-kaca.

"Iyah-iyah, Sini Ummah Pijatin Kepala nya."

 
Arra Menidurkan kepala nya Di atas Paha Ummah Inun, Ummah Inun memijat pelan Kepala Arra yang Pusing.

 
"Ummaaahh!"Panggil Dek Ais Cempreng.

 
"Ummah Di kamar kakak, Dek!"Sahut Ummah Inun keras.

 
Suara Langkah Kaki yang berlari ke arah kamar Arra begitu Kuat, Hal itu semakin membuat Kepala Arra Sakit.

 
"Ais Jangan Lari-lari!"Ucap Arra dengan Tegas.

 
Dek Ais pun langsung diam, dia tak menyangka sang kakak kini menatap wajah nya dengan Raut yang Menurutnya seram itu.

 
Matanya sudah berkaca-kaca, Kakaknya memanggil diri nya Tanpa embel-embel 'Dek'.

 
"Ka-kak nakal, hiks."

 
Ummah Inun menghela Nafas Kasar, Semenjak Arra Hamil, Anaknya itu mudah Sekali Emosi an, Suasana Hatinya kadang Tak menentu, Mungkin ini yang di sebut Sensitive an.

 
"Kak, gak Boleh gitu sama Adek."Nasehat Ummah Inun.

 
Arra merasa bersalah membuat Dek Ais menangis Dan sekarang lihatlah, Arra juga ikut menangis. Ummah Inun semakin di buat Bingung dengan ke dua Putrinya itu.

 
"Astagfirullah, Kenapa ini?"Tanya Ayah Rahman yang baru saja Datang dengan Wajah Bingungnya.

 
Dengan Cekatan Ayah Rahman menggendong Dek Ais agar tenang, sedangkan Ummah Inun menenangkan Arra.

 
"Kak Ar-ra Nakal."adu dek Ais.

 
"Ma-af in Kakak ya Dek."Mohon Arra.

 
"Gak mau, Dek Ais mau temen an sama Bang Zamal Aja."

 
"Eh gak boleh gitu Dek."Peringat Ummah Inun.

 
Dek Ais hanya diam sambil memeluk Leher Ayah Rahman, menyembunyikan wajah nya pada Ceruk leher Ayah Rahman.

"Udah-udah."Ucap Ayah Rahman.

 
"Ayah punya Kabar nih."lanjut nya.

 
Ummah Inun dan Arra hanya diam mendengarkan, mereka penasaran kabar apa yang akan di sampaikan Ayah Rahman, "Bang Zamal besok mau pulang."

 
Dek Ais yang berada dalam gendongan ayah Rahman pun melonjak girang, Abang yang sangat di rindukannya Besok pulang ke rumah.

 
"Kok gak ngabarin Ummah?"

 
"Ayah yang suruh pulang, sekalian memberitahu kan kepada nya tentang Arra."Ucap Ayah Rahman sambil menatap Arra Lembut.

 
Arra mengalihkan pandangan nya ke arah perut Ummah Inun, karena posisinya masih Tiduran di paha Ummah Inun, "Abang pasti marah Umm..."lirih Arra.

ANATASYA AR-RAHMAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang