31

8.5K 613 24
                                    

Kemarahan Alena


Gimana keadaan Arra sama Anaknya Meng?"Tanya Mama Elisa khawatir.


"Udah gapapa kok Mbak, dia tadi Dehidrasi dan Kelelahan."Ucap Tante Ameng.


"Em- Mbak, Ameng minta maaf ya Atas kelakuan Alena. Ameng juga bingung kenapa anak itu sekarang jadi seperti ini, Ameng Gaga-"


"Syut, Tidak boleh Seperti itu Meng. Mbak maaf in kok, tapi tidak tahu dengan Aldo maupun Arra. Mereka yang merasakan bagaimana perlakuan Alena, terlebih lagi Arra. Anak itu pasti merasa tertekan sekali. sudah lah, jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri."Potong Mama Elisa lembut, menenangkan Adik iparnya itu.


"Iya mbak, kalau begitu sampai kan maaf Ameng ke Arra sama Aldo ya. Ameng pamit Mbak, mau pulang dulu."Ucap Tante Ameng.


"Iya, Hati-hati Di jalan."


"Assalamualaikum."


"Waalaikumsalam."

•••


"Pulang ke rumah ya sayang."Bujuk Wanita itu kepada anak Gadisnya.


"No!"


"Kenapa kamu seperti ini Al, Kamu Seperti bukan anak Bunda yang Bunda kenal. Mana Alenanya Bunda Dulu?"Ucap Tante Ameng Sendu.


Sepulang dari Kediaman Keluarga Malik, Tante Ameng Langsung pergi ke Apartemen milik Alena, Putri Tunggalnya. Alena memang memilih untuk tinggal sendiri di Apartemen miliknya, Di banding harus serumah bersama Orang Tuanya.


"Alena yang dulu udah mati."Ucap Gadis itu Dingin dengan Tatapan Kosong.

Tante Ameng terduduk di Sofa. Wanita itu menangis dalam diam, Dia kehilangan anak Gadisnya yang Dulu sangat manja dan polos.


"Kamu hiks Anak Bunda satu-satunya Al, Kamu tetap Alena nya Bunda dulu."Pecah sudah Tangis Wanita itu.


Alena memalingkan wajahnya, tak kuasa melihat wajah wanita yang dulu sangat di sayanginya berlinangan air mata, bahkan sampai saat ini dirinya masih menyayangi Wanita yang di panggil nya Bunda.


"Pulang ya Sayang."Pinta Tante Ameng sambil meraih kedua tangan Alena.


Namun di luar dugaan, Alena menepisnya. Mata Alena memerah menahan Tangisnya dan Amarah bersamaan.

"GW BILANG GA MAU TETAP GA MAU, GW GA MAU PULANG KE RUMAH SIALAN ITU. GW BUKAN ALENA YANG DULU, ALENA YANG LEMAH DAN POLOS UDAH MATI. GARA-GARA SUAMI SIALAN LU ITU."Teriak Alena murka, sudah tidak perduli dengan siapa dirinya saat ini Berteriak.


Tante Ameng terdiam, Lidahnya terasa Kelu. Tidak menyangka Anak nya sendiri berani berteriak keras di depannya, "Syut, udah ya. Bu-bunda minta maaf ya sayang, bunda hiks Bunda salah. Bunda udah sembunyiin ini semua dari Alena. Tapi percayalah Bunda sangat mencintai dan menyayangimu."


Alena menangis, dia benci dengan semua nya. Takdir seolah-olah Membuat dirinya menjadi manusia yang jahat, menCap nya menjadi Gadis Nakal dan lainnya. Membicarakan segala kejahatannya, tanpa tahu masalah Hidup nya.


"Lebih Baik Bunda Pulang."Ucap Alena Dingin tanpa menatap wajah Bundanya.


"Bunda temani Alena di sini saja ya, Kebetulan Bunda tidak ada Tugas malam."


"Ga Perlu, Temani saja Suami bunda itu."Tante Ameng memilih Diam, tidak ingin menyulut Emosi Anak Gadisnya itu lagi.


"Bunda kalau mau pulang, pintunya ada di sana. Alen Capek, Alen mau Tidur."Ucap Alena Datar sambil menunjuk pintu keluar Apartemen nya.


Tante Ameng Tersenyum, Dirinya senang saat Alena berbicara dengannya memanggil dirinya sendiri dengan sebutan Nama 'Alen'. Menatap Punggung Alena yang mulai menghilang.


Menunggu sekitar setengah Jam, Tante Ameng memberanikan diri Masuk ke dalam kamar Alena yang Bernuansa Hitam, Sama Seperti kehidupannya Alena. Lampu kamar Alena Mati dan Hanya lampu tidur yang menyala. Tante Ameng melangkahkan kakinya menuju Kasur king size milik Gadis itu.


"Anak Bunda."


"Alen sampai kapan pun hanya anak Bunda sayang."


"Hiks Maaf kan Bunda ya Nak, Bunda belum bisa jadi Bunda yang baik buat kamu. Bunda banyak gagal jadi orang tua yang selalu ada buat kamu."


"Alen jangan suka nangis ya sayang, bunda sakit loh kalau liat Alen nangis. Alen tidak boleh merusak Rumah tangga orang lain, Alen itu perempuan sama seperti Arra. Arra sama Dirga nya Alen udah Nikah, Dirga sekarang punya Arra nak. Bunda Hiks yakin, Alen bakalan Menemukan Laki-laki yang Baik dan Mencintai Kamu setulus hati nya."


Tante Ameng menangkup Wajah nya dengan kedua Tangannya, sudah tidak mampu berkata-kata lagi. Dirinya tahu jika Alena selama ini menanggung beban yg berat.

Tante Ameng mengusap pelan Air matanya, "Bunda pulang ya Nak, Jaga diri baik-baik. Besok-besok Bunda main ke sini buat nemenin Alen."


Tante Ameng mengusap lembut Rambut Alena, mencium Keningnya, kedua mata Alena yang terpejam dan kedua pipi Alena. Tante Ameng pun keluar dari dalam Kamar nya Alena, lalu meninggalkan Apartemen milik Alena untuk pulang kerumahnya.


Alena membuka matanya, duduk dari posisi tidurnya. Menangis sejadi-jadinya, Dia Mendengar semua penuturan Bundanya.


"Bund Maaf-in Alen, Alen tau kalau sekarang Alen jahat. Tapi Alen begini semua gara-gara Dia."


Alen menangis sampai Tertidur karena kelelahan.


•••


Aldo Dkk memilih Bergadang Malam ini, tentu saja kalian tahu siapa yang di maksud 'Dkk' ini. Iya, Mereka adalah Arka, Rian dan Kristal. Sebenarnya tadi Jessica ingin ikut Menginap di Rumah keluarga Malik, Namun Kristal tidak menyetujuinya. Nanti yang ada Gadis itu Merecokinya yang sedang berkumpul bersama sahabatnya.


Iya, Kristal itu pacarnya Jessica. Kalian masih ingat kan Kejadian Aldo dan Arra karena Sebuah Obat. Jadi Sebenarnya Obat itu Ingin kristal berikan ke Jessica, namun naas nya Aldo yang meminumnya. Hingga saat ini, Jessica tidak tahu menahu dengan Rencana Konyol Pacarnya itu.


Jam menunjukkan pukul 02:56, tetapi Ke empat laki-laki itu masih terjaga. Banyak yang mereka lakukan, dari bermain Game online, Bermain ToD, sampai Bergosip Ria.

"Gw balik ke kamar dulu, mau ngelonin Istri, haha."Ucap Aldo.


"Buset, kaga usah pamer juga kali."Kesal Rian.


"IRI, BILANG BOS!"Teriak Kristal.


"Hahay."Timpal Aldo.


"Papale papale, papale papale Pale."

Rian, Kristal dan Aldo menatap Arka Cengo. Seorang Arka Wijaya melanjutkan sebuah Lagu yang Belakangan ini Viral di Tiktok.


"Bernada ya Bund."Goda Kristal.


"HAHAHA!"Tawa mereka Pecah melihat Ekpresinya Arka, sedangkan yang di tertawakan hanya menggaruk Tengkuknya yang tidak Gatal.


"Gw salah apa?"Mereka masih tertawa, wajah datar Arka dengan pertanyaan sok polos malah membuat mereka Ngakak.


Aldo menghentikan tawanya, dia kembali berpamitan dengan yang lainnya untuk pergi ke kamar. Aldo membuka pintu kamar nya pelan, saat pintu terbuka Aldo melihat Arra yang sudah menangis Histeris. Dengan cepat Aldo berlari ke Arah Arra.


"Ra, kenapa sayang?"Tanya Aldo khawatir, pasalnya kali ini tangisan Arra benar-benar menyayat hati.


"Ayah hiks Ayah meninggal."


ANATASYA AR-RAHMAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang