Tanggung Jawab
Papa Malik menatap nyalang kearah Aldo, Saat ini mereka semua berkumpul di ruang keluarga milik Keluarga Ar-rahman. Kecuali Dek Ais yang di suruh main keluar terlebih dahulu.
"Kenapa tidak pernah cerita?"Tanya mama Elisa.
Aldo menunduk, Sorot mata yang di pancarkan oleh Mama Elisa menggambarkan bahwa wanita itu benar-benar kecewa."Maaf-in Aldo ma."
"Seharusnya kamu minta maaf sama Arra!"Bentak Mama Elisa.
"Gara-gara kamu masa depannya Hancur, Gara-gara kamu Aldo!"Sambung Mama Elisa menggebu-gebu.
Arra hanya diam menangis dalam pelukan Ummah Inun, sesekali ummah Inun juga mengelus kepala Arra yang tertutup Hijab.
"Aldo saat itu gak sadar Ma-pa. Demi Tuhan, Karena yang Aldo rasa in kepala Aldo pusing dan Badan Aldo panas."
"Mama percayakan?"Mohon Aldo meminta Dukungan dari sang mama.
Ayah Rahman menghela Nafas pelan, Dirinya yang akan mengambil keputusan ini Dan apapun keadaannya, tidak boleh ada yang menentang dirinya.
"Mereka akan saya Nikahkan!"Tegas Ayah Rahman.
Semua mata tertuju kearah Ayah Rahman. Arra semakin terisak keras, Dia tidak mau menikah dengan laki-laki itu.
"Saya setuju!"Di susul suara tegas milik papa Malik.
"Pa, aldo masih sekolah. Aldo gak mau nikah sekarang."
"KAMU GAK MIKIR NASIB ADIKKU HAH?!"Bentak Zamal siap berdiri menghampiri Aldo.
"Zamal!"Peringat Ayah Rahman.
Nafas Zamal memburu karena emosi, Dia tidak terima jika adiknya tidak di beri tanggung jawab oleh Aldo.
"Gw bakalan nikahin Adik lu, tapi gak sekarang!"
"HEH, KAMU PIKIR PERUTNYA GAK BAKALAN BESAR? ANAK NYA GAK BAKALAN KELUAR? MIKIR DONG!"Arra hanya bisa diam mendengarkan perdebatan antara Zamal dan Aldo.
"Keputusan saya sudah Final, Aldo tetap menikah dengan arra, tidak menerima alasan apapun, titik!"Jika sudah begini tidak akan ada yang mampu membantah lagi, Sifat keras kepala Ayah Rahman Membuat Mereka Hanya mampu terdiam.
"Kapan?"tanya Ummah Inun.
"Um-mah, arra gak mau, hiks."Mohon Arra Kepada Ummah Inun.
Mama Elisa yang melihat itu tidak tega,.Dengan pelan dirinya mendekati Arra yang masih dalam pelukan Ummah Inun, "Sayang..."lirihnya mengelus pelan Bahu Arra.
"Anak kamu butuh Ayah, Biar Aldo bertanggung jawab sama apa yang dirinya perbuat ya?"sambung Mama Elisa lembut.
"Benar apa kata Bibi Elisa kak, Jangan Egois terhadap anakmu, dia juga butuh kasih sayang seorang Ayah, biar kan dirinya merasakan bahagia nya memiliki orang tua yang lengkap."Ucap Ummah Inun dengan penuh pengertian."Tapi, Arra takut sama dia, Dia kasar..."
Aldo menatap sendu kearah Arra, Dirinya tidak menyangka bahwa Efek ini begitu luar biasa, Arra sedikit mengalami trauma terhadap dirinya.
"Kalo dia kasar lagi, Paman yang akan menghukum nya sampai dia jera'."
"Sudahlah, Arra hanya butuh Waktu untuk memaafkan Dirinya sendiri dan Aldo."Ucap Ayah Rahman.
"Kalian akan kembali ke Jakarta kapan?"Tanya Ayah Rahman.
"Rencana nya Minggu depan."
Ayah Rahman mengangguk paham, "Baiklah, pernikahannya Akan kita laksanakan beberapa hari lagi, Acara ini hanya akan di hadiri Keluarga besar ku dan ainun."
"Nanti kita rundingkan bersama."sambung ayah Rahman lalu pergi keluar dengan Papa Malik.
Mama Elisa menatap Aldo, memberikan isyarat untuk mendekat ke samping nya. "Sebaiknya kalian Harus berbicara sebelum rencana ayah dan papa kalian semakin jauh, mencobalah untuk saling memahami. untuk Arra, Bibi Paham jika ini tidak mudah untuk dirimu, tetapi bibi mohon sekali, Maaf kan Anak bibi ya? Berikan dirinya kesempatan untuk menebus semua kesalahannya,"
"dan kamu Aldo. Mama mohon nak, bertanggung jawablah sebagaimana dirimu laki-laki, Gapai semua kesuksesan mu nanti dengan Arra di samping kamu." Aldo memeluk mama Elisa, sungguh dirinya tidak kuat melihat wanita yang sangat dirinya Sayangi ini menangis dan semua ini karena dirinya.
"Insyaallah, aldo bakalan tanggung jawab ma."Ucapnya, walaupun sedikit terbesit rasa Ragu di Hatinya.
"Kalo kamu bikin adikku sengsara, mati kamu di tanganku!"Tegas Zamal.
"Bang, gak boleh begitu. Hidup dan mati itu di tangan Allah, Bukan kamu!"Zamal kalah telak di Peringatkan oleh Ummah Inun, Dirinya hanya mengangguk lesu.
"Ar-ra mau nikah, tapi Arra punya pertanyaan buat Dia."
Semuanya menunggu jawaban dari Aldo, Apakah dirinya siap di beri pertanyaan oleh Arra, "Apa?"
"Kamu bisa ngaji?"Aldo hanya mengangguk, Dan Arra hanya Ber-oh saja, pertanya an macam apa itu?
"Udah, nanya itu doang dek?"tanya Zamal tak Percaya.
Arra mengangguk. "Karena Arra mau,saat Sudah menikah nanti, Dia tidak boleh Absen mengaji untuk Anak Arra."Ummah Inun dan mama Elisa tersenyum haru, Aldo pun menatap Arra tak percaya.
"Ummah senang dengernya kak, tapi ingat yang berada Di sini juga anak Aldo."
"Sebaiknya kalian selesai kan masalah ini."
Ummah Inun, Mama Elisa dan Zamal pergi meninggalkan Arra dan Aldo di ruang keluarga, Mereka duduk berjauhan.
"Kenapa harus Arra?"
Aldo menatap bingung kearah Arra, Wanita itu hanya menunduk sedari tadi tanpa mau menatap lawan bicara nya, "Maksudnya?"
Arra menghela nafas pelan, "Kenapa harus Arra yang menjadi korban nya? Arra gak tau pernah berbuat dosa apa di masalalu, sehingga Arra yang harus menerima kesalahan ini."
"Lu nganggep Anak itu kesalahan?"Tanya Aldo.Arra menggeleng, Tidak! anak nya bukan sebuah Kesalahan, Dirinya menyesali ucapannya tadi. "Bukan!"
"Kita gak tau apa yang terjadi di masa depan,begitu pun sebuah takdir, Gw gak pernah nganggep ini adalah Kesalahan, karena pada akhirnya gw sadar bahwa Tuhan punya rencana untuk Hambanya masing-masing dan itu sekarang terjadi antara gw dan lu."
Arra mengelus pelan Perut nya yang masih datar, "Bantu Arra buat jaga 'dia' dan yakinin Arra buat bisa lewatin semuanya."
"Gw gak janji, karena gw cuman manusia biasa dan semua scenario sudah di susun sama Tuhan."Arra mengangguk pelan.
"Gw, boleh Elus juga?"
"Nggak!"tegas Arra lalu pergi kekamar nya, Aldo mengusap dada nya pelan sambil bergumam 'Sabar'.
Sedangkan Ummah Inun dan Mama Elisa yang menguping pembicaraan mereka sedari tadi hanya terkekeh pelan. Bisa-bisa kena amuk si Aldo kalo langsung main Elus tadi, Semenjak Arra hamil, wanita itu memang rada-rada Galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANATASYA AR-RAHMAN [ON GOING]
Teen FictionAyah Rahman Hanya Diam, Dia menatap dalam Arra yang kini semakin terisak, sambil menunduk memegang Pipinya yang di Tampar Ummah Inun. "JE-LAS-KAN!"Tegas Sang Ayah Rahman. Arra mendongak menatap sang Ayah dalam. "Arra, Di perkosa."Lirih Arra dengan S...