33

6.4K 401 21
                                    

Kepulangan Keluarga Malik

 
Sudah Sebulan Kepergian Ayah Rahman. Namun masih meninggalkan Duka yang mendalam bagi keluarga Besar Solikhin dan Rohiman. Ummah Inun pun seperti orang yang kehilangan semangat, melamun saat Sendiri kini menjadi Rutinitas nya. Dek Ais yang selalu merengek meminta Ayahnya kembali semakin meruntuhkan Pertahanan Ummah Inun yang tidak ingin Menangis lagi.

 
"Sudahlah Ainun, jangan seperti ini Nak. Nanti yang sakit itu Rahman di sana, mencobalah untuk Ikhlas."Nasehat Kakek Rohiman.

 
"Ainun ingin ikhlas yah, tapi Hati Ainun tidak bisa, Ais masih kecil hiks."Ummah Inun tidak dapat melanjutkan Kata-katanya lagi, kini hanya terdengar Isakan tangisnya.

 
Kakek Rohiman menarik Ummah Inun kedalam pelukannya, "Rahman Akan sedih jika tahu Istrinya Seperti ini."

 
"Sudah dulu ya Nak, kita kedepan dahulu. Keluarga Malik ingin Pulang ke Jakarta, tidak sopan jika tidak mengantarkannya ke depan."Sambung Kakek Rohiman.

 
Keduanya keluar dari dalam kamar Ummah Inun, mereka menemui Keluarga Malik.

"Sudah mau Pulang?"Tanya Ummah Inun Sambil tersenyum simpul.

 
Arra menatap Kagum Ummah Inun, Senyum itu hanya Menutupi kesedihan yang Ummah Inun rasakan, Arra Tahu itu. Arra menggeser duduknya mendekati Ummah Inun.

"Arra tetap Tinggal di sini Beberapa Minggu lagi Umm."Ucap Arra sambil memeluk Ummah Inun dari samping.

 
"Kenapa tidak ikut sekarang kak?"

 
"Arra mau temani Ummah, Bang Zamal Sama Dek Ais."

 
Ummah Inun tersenyum lembut, mengusap pelan Air mata Arra yang terjatuh, "Ummah tidak apa-apa sayang, Ummah Baik-baik saja. Pulanglah ikut suami ya."

 
Semua yang menyaksikan Interaksi keduanya ikut Terharu, bahkan Mama Elisa sudah tak kuat menahan Tangisnya. Dirinya dapat merasakan kesedihan mendalam yang Ummah Inun rasakan.

"Kalau Begitu Aldo dan Teman-temannya Tinggal saja, Biar kami yang pulang."Ucap Papa Malik Membuat semuanya Kaget.

 
"Sekolah Aldo sama yang lainnya gimana Om?"Tanya Kristal.

 
"Tenang saja, itu nanti biar Om yang Urus."

 
Ummah Inun tersenyum, "Terimakasih Pak."

 
"Kita ini Besan, jadi tidak perlu berterima kasih kepada saya."

 
"Maaf om, kayanya Rian Harus ikut Pulang karena Ada urusan. Do, Gw minta maaf ya karena Harus pulang Duluan."Ucap Rian, sedikit merasa tidak enak kepada Keluarga Mertua Aldo itu.

 
"Iya yan, Sans aja."Balas Aldo.

 
"Bang Arka ga jadi pulang?"Tanya Dek Ais yang sedari tadi duduk di Pangkuan Arka.

 
"Hm, kita bisa main lagi."Ucap Arka dan di Hadiahi sebuah Kecupan sayang dari Dek Ais di Pipinya, Sontak saja semuanya memekik kaget, astaga Agresif sekali gadis kecil itu.

 
Arka dan Dek Ais memang terlihat cukup dekat sekarang. Gadis kecil itu selalu ingin ikut Arka, sifat Arka yang dingin pun tidak pernah nampak di Hadapan Dek Ais, semua terasa Cair begitu saja karena Sifat Dek Ais yang cerewet dan menggemaskan.

 
"Bang Arka, Ayo kita main masak-masakan. Masakan Dek Ais enak loh Kata Ayah, eh."Dek Ais langsung menutup mulutnya saat merasa salah bicara.

 
Hening. Semuanya menatap ke arah Dek Ais, Dek Ais yang merasa di tatap itu pun merasa takut.

ANATASYA AR-RAHMAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang