Notice: Tandai Jika ada Typo atau kesalahan dalam Penulisan Nama:)
Kemarahan Zamal
Zamal menatap bingung Ayah Rahman dan Ummah Inun saat ini, Melihat gelagat orang tuanya yang saling menatap seakan ada sesuatu yang ingin di sampaikan. Namun, sampai saat ini sekitar setengah Jam an Tak ada yang membuka Suara.
"Ada apa?"Zamal membuka suara setelah tak tahan dengan keadaan.
"Ekhem!"Dehem Ayah Rahman untuk memulai pembicaraan.
"Bang Apapun yang Akan Ayah Sampai kan Nanti, Coba lah untuk berpikir sebelum melakukan hal yang Gegabah."
Sebelah Alis Zamal terangkat tak mengerti, semakin menatap Sang Ayah bingung. menatap sebentar ke arah Ummah Inun dan di balas Anggukan oleh Ummah Inun, "Oke, tapi apa?"
Sedangkan Arra, dari Balik pintu Kamarnya mengintip bagaimana reaksi Abangnya itu. Arra memegang dada nya, lebih tepatnya Jantungnya yang berdetak cepat karena takut. Ayah Rahman menatap Ummah Inun meminta persetujuan, Ummah Inun mengangguk.
"Arra, Hamil."
Diam, belum ada Respon apapun dari Zamal. Tiba-tiba Zamal terkekeh pelan, "Yah jangan bercanda, serius gak lucu ini."
Ayah Rahman menghela Nafas nya Kasar, selalu begitu anak Sulungnya ini, Karena sifatnya Zamal yang Jail membuat setiap ucapan serius adalah lelucon, "Bang ini serius!"tegas Ummah Inun Membuat Zamal terdiam.
"Ar-ra? Hamil?"
Ummah Inun mengangguk lemah lalu menunduk, dia tidak ingin melihat wajah kecewa Zamal karena adik yang sangat dia bangga kan selama ini Telah Membuat nya kecewa.
"Arra mana?"
"ARRA!"panggil Zamal dengan penuh Penekanan.
Dari dalam kamarnya Arra meremas kuat jemarinya, Tentu saja dia sangat Takut walaupun di sana Ada Ayah Rahman dan Ummah Inun.
"Bang! kamu gak boleh kasar!"
Zamal mendadak tuli, Dia bangkit dan langsung menuju kamar Arra. Disusul Ayah Rahman dan Ummah Inun, mereka takut Zamal Berbuat kurang ajar terhadap adiknya itu.
"ARRA!"
'Brak' dengan emosi Zamal membuka Pintu kamar Arra. Hal pertama yang dia lihat adalah Arra yang menatapnya dengan pandangan Sayu dan lelehan Air mata."Ba-ng."Isak Arra pelan penuh ketakutan.
Tidak. Zamal tak ingin luluh dengan Pandangan itu, Dengan cepat Zamal melangkah ke arah Arra.'PLAK!' Kepala Arra tertoleh, akibat Tamparan yang dia dapat dari Sang Abang yang dia sayangi selama ini.
"ZAMAL! KURANG AJAR!"Bentak Ayah Rahman, Dengan Kasar Ayah Rahman menarik Bahu Zamal agar menjauh dari Arra.
"Sa hiks Sa-kit."Isak Arra memegang Pipi kirinya. Jujur, ini lebih sakit dari yang di berikan Ummah Inun kepadanya.
"Nak, sini sama Ummah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANATASYA AR-RAHMAN [ON GOING]
Teen FictionAyah Rahman Hanya Diam, Dia menatap dalam Arra yang kini semakin terisak, sambil menunduk memegang Pipinya yang di Tampar Ummah Inun. "JE-LAS-KAN!"Tegas Sang Ayah Rahman. Arra mendongak menatap sang Ayah dalam. "Arra, Di perkosa."Lirih Arra dengan S...