12

11.5K 734 28
                                    

Menikah

 

Arra menatap sendu sang ayah, Dirinya tidak tega jika harus ayahnya yang menjadi Amukkan Kakek nya. Arra melangkah pelan menuju Ayah Rahman yang sedang memijat pelipisnya pening. Ayah Rahman Pusing memikirkan Nasib Arra dan Keadaan Ayahnya yang sedang Kumat penyakit Jantung nya.

 
"Ayah maaf-in Arra."Ayah Rahman menoleh ke arah Arra, Tersenyum Hangat untuk menguatkan Arra dan seakan-akan berbicara 'tidak apa-apa'.

 
"Kakek gimana yah? pasti kecewa sekali dengan Arra, arra udah bikin malu."

 
"Tidak kak, Jangan terlalu di pikirkan ya, Lusa Acara pernikahannya, kamu jangan sampai sakit."Ayah Rahman mengelus lembut kepala Arra yang tertutup Hijab.

 
"Ingat, jika sudah menikah nanti Hormati suami kamu, jangan melawan dengan suami. karena suami yang baik tidak akan mencelakakan istrinya."Arra mengangguk, "Insyaallah Arra akan selalu ingat yah."

 
Ayah Rahman Tersenyum, Arra memang anak yang penurut dan patuh dengan ucapan orang tua.

"Ya sudah, lebih baik kamu tidur, ini sudah larut malam, tidak baik untuk kesehatan kamu."

 
"Siap komandan!"tegas Arra sambil mengikuti gaya Hormat, Ayah Rahman terkekeh melihat tingkah Arra.

•••

Arra Melihat orang-orang yang sedang sibuk untuk mempersiapkan pernikahan nya Besok. Walaupun sederhana, namun dari keluarga Ummah Inun ingin yang terbaik untuk Arra. Arra Memilih untuk duduk di dekat dapur, melihat orang-orang Yang menyiapkan Bahan Rempah Masakannya. Sedangkan Aldo, Laki-laki itu di pindahkan kerumah salah satu Keluarga Ummah Inun.

 
"Inun terlalu percaya dan membebaskan pergaulan Anak, makannya begini jadinya kan."Ucap Bibi Sulis, Kakak ipar Ayah Rahman.

 
"Ini Takdir, Arra tidak Bersalah. Saya pun sudah mengikhlaskan nya."Sahut Ummah Inun.

 
Arra menunduk malu, di sini bukan hanya dua atau tiga orang saja, Di sini banyak keluarga dari ayah Rahman dan Ummah Inun. "Sering di bela bikin anak ngelunjak, sekali-kali di Kasih tahu mana yang baik dan buruk nun."

 
"Kalo gak ikhlas bantu gak usah Banyak omong, balik aja sana."Sahut Bibi Maryam cepat, kakaknya Ummah Inun yang sudah menganggap Arra seperti anaknya sendiri. Bibi Sulis langsung terdiam. Dia tahu, jika dirinya semakin melawan Bibi Maryam maka dirinya yang pasti kalah.

 
Arra berdiri, lalu pamit masuk kekamar nya, dirinya tidak kuat harus mendengarkan ucapan yang akan menyakiti hati nya.

'Ting'  Suara Notifikasi pesan masuk.

 
"Rana?"Gumam Arra pelan saat melihat nama yang tertera di layar handphone nya.

 
Rana
Ra gawat!

Maksudnya?

Lina nyebarin berita klo km bunting
 di grup sklah an

 
Mata Arra memanas, Rasanya ribuan jarum menghantam ulu hatinya secara serentak. Hal yang sangat ingin dia hindari adalah Agar teman sekolah nya tidak ada yang tau berita ini. Namun apa? Lina, yang notabennya Sebagai sahabat nya, eh ralat! Sekarang bagi Arra sudah menjadi mantan sahabat.

 
Arra mengusap pelan air matanya, Benar apa yang di katakan oleh aldo, ini takdir dan scenario sudah di susun oleh Allah untuk dirinya.

 
Rana
Ra?km gk pp kan?

ANATASYA AR-RAHMAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang