Obat Sialan
Perlahan Aldo membuka Matanya dengan Kepala yang berdenyut sakit, Sakit ini bukan karena sehabis Mabuk, melainkan karena sisa efek obat semalam. Aldo Kaget saat melihat tubuhnya yang tidak tertutup Sehelai Benang pun, Polos. Seakan belum Selesai dengan keterkejutannya, Aldo kembali Kaget saat melihat Pakaian yang berserakan di lantai Seperti sehabis Badai.
Bercak Darah. Aldo mengamati nya dengan Seksama, Ini benar-benar darah rupanya. Memijat kepalanya pelan, mencoba untuk mengingat kembali kejadian semalam. Brengs*k! Ternyata dirinya benar-benar telah menodai Gadis itu. Samar-samar Aldo Mendengar suara Isakan dan Gemercik air dari dalam Kamar Mandi Hotel itu.
Di pikiran Aldo saat ini adalah Dirinya harus pergi, sebelum bertemu dengan Gadis, eh maksudnya Wanita yang tidak dia ketahui Namanya tersebut. Tapi Aldo merasa Yakin bahwa dia sangat mengingat Wajahnya. Memiliki Harapan Besar bahwa mereka tidak akan bertemu lagi.
Aldo memakai kembali pakaiannya yang berserakan di lantai. Netranya menangkap pakaian Berwarna Biru muda yang sudah robek itu. Robek? Gila, Seganas apa dia semalam sampai seperti ini. Sudah lupakan dulu, ini sangatlah memalukan.
Aldo mengambil Handphone nya dari Saku celananya. membuka Aplikasi berwarna Hijau itu, WhatsApp. Ada satu pesan dari Kristal yang memberitahukan bahwa Mereka juga Menginap di Hotel itu. Dengan cepat Aldo keluar dari kamar tersebut tanpa meninggalkan Pesan, yang ada hanya meninggalkan Luka untuk Arra.
Setelah keluar dari Kamar itu, Aldo langsung menuju kamar Sahabat-sahabat nya yang di beritahu oleh Kristal lewat Pesannya semalam dan Baru di Buka Aldo tadi. Aldo yakin Pasti Sahabat-sahabatnya masih disana, karena sekarang masih Subuh.
'Ceklek'
Aldo menghela nafas pelan melihat kelakuan Sahabat-sahabat nya ini, Cara tidur mereka membuat Aldo geleng-geleng kepala, Bagaimana tidak? Lihat lah itu, ada yang kaki ke kepala, Kaki keperut dan lainnya. Belum lagi Pintu kamar tadi yang ternyata tidak di Kunci.
Aldo mendekati Salah satu Sahabat nya yaitu Kristal, "Tal, Bangun."
"Kristal! Banguunnn."Panggil Aldo lagi.
Kistal sama sekali tidak merespon panggilan Aldo, Dasar Kebo.
"WOY GW BILANG BANGUN!"Teriakan Aldo membuat semua yang ada di kamar tersebut terbangun, Niat Aldo Hanya ingin membangunkan Kristal.
"Lu apa-apa an sih do?"Kesal kristal.
"Sini gw mau tanya lu."Dengan ogah-ogahan Kristal mengikuti Aldo, Lalu duduk di sofa.
"Di mobil lu kemaren obat apa?"Tanya Aldo datar.
"Obat apa an, Lu kan yang ngambil sendiri?"
"Gw kemaren habis minum itu obat Jadi panas Kris."Ucap Aldo.
1 detik2 detik
3 detik
"GILA, Lu Minum Obat buat pacar gw Bego!"
"Ga usah teriak juga kali lu."Ucap Aldo.
"Oke-oke, terus lu Lampiaskan kesiapa?"tanya Kristal Berbisik.
"Gak usah kepo."
"Gw Balik dulu an."Sambungnya kepada semua Sahabat nya.
"Cie yang udah kaga P."Goda Kristal.
"Bangs*t Lu!"•••
Sebuah Mobil Memasuki Kawasan Perumahan Elit yang di Jaga ketat oleh Satpam Kompleks, Tiba di sebuah Rumah yang Besar dan Asri dengan Halaman yang luas itu, Setelah tadi di buka kan pagar Rumahnya oleh satpam pribadi keluarga nya, Sang pengemudi menghentikan Mobilnya di dalam Garasi.
Aldo Dirgantara Malik. Laki-laki itu keluar dari dalam Mobil dan langsung Menuju pintu Rumah Keluarga Malik. Sedikit Informasi, Keluarga Malik merupakan salah satu keluarga terpandang di Indonesia. Memiliki Bisnis Besar-besaran yang menggeluti Dunia pertambangan Batubara, Perhotelan dan Banyak lagi. Aldo merupakan Anak Tunggal di keluarga Malik.
"Assalamualaikum."Salam Aldo saat memasuki Rumah.
"Waalaikumsalam, Sini sayang."Jawab Seorang Wanita Paruh Baya yang masih terlihat muda itu, Yang di panggil Mama Elisa.
"Kenapa Ma?"
"Gimana acara nya kemaren?"
Aldo terdiam. Dia Kemaren kan Hanya ikut sebentar, di karena kan Ia sakit dan 'kejadian' itu.
"Nak..."Panggil Mama Elisa saat tidak mendapatkan Jawaban.
"Eh, Iya Ma? Kemaren Aldo cuman ikut sebentar Doang. Kepala Aldo pusing kemaren, Emm terus Aldo mutusin buat Nginep di Hotelnya Papa sama yang lainnya."
"Terus sekarang keadaan kamu gimana, Udah enakkan?"khawatir Mama Elisa."Udah gak papa kok Ma."
"Aldo kekamar Yah Ma, Pengen tidur lagi, Ngantuk"Sambungnya kembali.
Mama Elisa Mengangguk, "Istirahat biar Lebih Segar."•••
Selesai Mandi dan berpakaian santai, Aldo merebahkan tubuhnya di atas kasur nya. Menatap Langit-langit kamar nya dengan pandangan kosong. Aldo sadar, Dirinya salah karena lari dari Tanggung jawab. Meninggakan Wanita itu tanpa Pamit. Pikirannya berkelana, Bagaimana jika wanita itu Hamil?
Aldo menggeleng cepat, Tidak mungkin. Satu Kali tidak akan membuatnya Hamil kan? Semoga saja Tidak. Masa depannya masih Panjang, banyak Mimpi yang Mama Elisa dan Papa Malik Tanamkan dalam dirinya. Aldo tidak akan merusak Rencana orang tuanya begitu saja. Memikirkan Semuanya membuat Kepala Aldo sakit, lebih baik Dirinya tidur.
Aldo terbangun saat jam menunjukkan pukul 11:16 siang. Aldo turun dari Ranjangnya, Memasuki Kamar Mandi untuk Mencuci Muka Bantal nya. Keluar dari kamar lalu menuju Lantai Bawah untuk makan Siang bersama Papa Malik dan Mama Elisa.
Di meja makan terlihat Mama Elisa dan Papa Malik yang baru saja Hendak memulai makan, Sebenarnya Papa Malik sedang kerja, Tetapi setiap makan Siang dia akan pulang untuk makan bersama Istrinya.
"Paa,Ma."Sapa Aldo.
"Duduk sayang, Sini mama ambilkan."ucap Mama Elisa sambil mengisikan piring milik Aldo.
"Aldo."Panggil Papa Malik.
"Hm?"
"Kamu jangan terlalu sering ikut Futsal lagi, Kamu itu sudah kelas 12 dan sebentar lagi ujian."Tegas Papa Malik.
"Iya, Aldo paham."
"Sebentar lagi kan Libur semester pertama, Papa Akan Ajak kamu liburan kerumah Sahabat Papa.""Dimana?"
"Kalimantan."
"Oh, oke kalo gitu."Setuju Aldo.Seumur hidup Aldo, Dirinya belum pernah Berlibur ke Kalimantan. Sedangkan Mama Elisa hanya menyimak saja, toh ia juga sudah tau rencana liburan ini. 1 Bulan lagi Mereka Akan liburan ke Kalimantan, Entah mengapa Aldo begitu Senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANATASYA AR-RAHMAN [ON GOING]
Fiksi RemajaAyah Rahman Hanya Diam, Dia menatap dalam Arra yang kini semakin terisak, sambil menunduk memegang Pipinya yang di Tampar Ummah Inun. "JE-LAS-KAN!"Tegas Sang Ayah Rahman. Arra mendongak menatap sang Ayah dalam. "Arra, Di perkosa."Lirih Arra dengan S...