24

9.2K 645 23
                                    

Bacanya Pelan-pelan biar lama Habisnya. eh bukan, maksudnya biar Dapet Rasanya, eak. Hihi!

Arra Kecewa


Tidak terasa, Sekarang Usia kehamilan Arra Memasuki 12 Minggu dan itu Artinya Arra sudah Kurang Lebih 2 Bulan Berada di Jakarta, lebih tepatnya Di kediaman Keluarga Malik. Dalam jumlah waktu Tersebut, Banyak hal yang Arra lewati bersama Aldo. Arra yang mulai memahami sifat Aldo dan begitu pun sebaliknya.


Aldo juga sekarang di sibukan dengan Sekolahnya, terkadang Arra hanya di tinggal berdua bersama Bibi di kediaman Keluarga Malik ini. Papa Malik tentu saja bekerja di Kantor, Sedangkan Mama Elisa yang baru Arra ketahui 1 Bulan yang lalu ternyata seorang Wanita Karir, memiliki Butik yang Terkenal dan sudah membuka Cabang di beberapa daerah.


"Ra, Gw mau Keluar."Lamunan Arra Buyar saat mendengar suara Aldo. Arra menoleh ke arah Aldo yang terlihat Tampan dengan pakaian santai nya.


"Kemana kak?"


"Gw mau Ngumpul aja, soalnya udah lama Ga Ngumpul."Arra mengangguk Paham, "Arra ikut."


"Eh- jangan!"

"Kenapa Kak?"


"Ini temen Gw Cowok Semua Ra, Masa lu mau ikut."Ucap Aldo.


"Ada Kak Arka, Kak Kristal sama kak Rian kan?"Tanya Arra.

Aldo mengangguk, "Kenapa emangnya?"

"Ntar Arra Ngobrol sama mereka Aja."


"Ra, lu cewek gak Baik ikut Ngumpul sama Anak-anak Cowok, Malam-malam begini pula."


"Tapi kan Ada Kak Al, masa kak Al gak jagain Arra."Ini lah sifat yang kurang di Sukai oleh Aldo dari seorang Arra, Keras kepala. Sifat keras kepala tersebut tentu saja di turun kan dari Ayah Rahman.


"Besok kita mau ke Tempat Tante Ameng buat cek up Rutinan setiap Bulan nya Ra, ntar Lu kecapean."Ucap Aldo yang masih Membujuk Arra untuk Tinggal.


Arra terdiam, Menunduk sedih, "Tapi Arra mau ikut, Arra Takut sendiri an di Kamar."


"Lu kebawah ada Bibi Ra, lu kenapa sih?"


"Gak biasanya lu Begini."Sambung Aldo Bingung dengan Sikap Arra kali ini. Arra hanya diam, Sebenarnya ada Hal yang membuat nya bersikap seperti ini, tapi Arra Cukup Takut untuk bercerita.


"Arra ikut Ya Kak, Plis! Arra janji ga akan Ganggu kok."


Aldo menghela nafasnya Kasar, "Gw gak jadi Ngumpul."Arra Refleks menatap ke arah Aldo yang bersiap melepaskan kembali pakaiannya. Hey, Salah kah jika Arra ingin ikut?


"Kak, oke Arra gak Ikut, Kakak Boleh Ngumpul sama temen-temen Kakak."Ucap Arra Terdengar Pasrah.


Aldo menoleh ke arah Arra sambil tersenyum, Sebenarnya Aldo tidak tega jika harus meninggalkan Arra, "Kapan-kapan gw ajak lu Jalan, tapi untuk malam ini, gw mau Ngumpul bareng Temen gw. Lu Tidur aja, Gak usah Nunggu in gw."Arra hanya mengangguk pelan sambil tersenyum paksa. Ada satu pertanyaan yang bersarang di kepala nya. Karena sudah kepalang penasaran, Arra memberanikan diri untuk bertanya.


"Kenapa Kak Al gak mau ajak Arra untuk ikut?"


Aldo yang hendak keluar dari dalam Kamar nya terhenti, berbalik dan menoleh ke arah Arra, "Ntar yang ada lu malah Nyusahin di sana, gw juga nggak mau Ada yang ikutin gw, pas lagi ngumpul bareng sahabat-sahabat gw."Arra mengangguk Paham, lalu berlalu ke arah Balkon. Sedangkan Aldo sudah kembali melangkah kan Kaki nya keluar dari dalam Kamar.


"Kak Al, Apa Arra nyusahin kak Al?"


"Apa Arra Gak boleh ikut buat ketemu temen-temen Kakak?"


"Apa Arra seribet itu, sampai kak Al gak mau ajak Arra juga?"

"Hiks Ar-ra iri kak, di saat kita sudah menikah, Kak Al masih bisa sekolah, dekat dengan orang Tua Kak Al, Ngumpul sama Temen-temen kakak, hiks-Sedangkan Ar-ra? Ar-ra Udah gak bisa sekolah, Ar-ra sekarang jauh dari orang tua, Ar-ra gak bisa kumpul bareng sahabat-sahabat Ar-ra, Ar-ra juga pengen kaya orang-orang."


"Ayah! Hiks Ar-ra mau pulang aja, Arra Rindu Kalian, Ummah Hiks Arra mau Pulang!"Arra terduduk lemas di lantai, Menangis sesegukkan, Arra sekarang sedang berada di dalam Fase Rindu, Namun tidak dapat bertemu karena Jarak yang Cukup Jauh.


"Ar-ra takut Umm."Lirih Arra pelan.


"Arra takut sendirian di sini, Ar-ra Takut Mimpi itu jadi kenyataan hiks."Arra berdiri perlahan, berjalan gontai menuju kasur setelah menutup rapat pintu Balkon kamar.


Arra duduk di tepi kasur sambil menggenggam Handphone miliknya, Arra menelpon Ummah nya.


"Assalamualaikum Kak."Terdengar suara Ummah Inun dari seberang Sana.


"Waalaikumsalam Um-mah."


"Kenapa Kak, kok suara nya gitu?"Arra sudah tidak dapat menahan tangisnya lagi. "Um-mah hiks Arra Mau pulang, Arra Rindu sama kalian."


"Kamu ada masalah, cerita sama Ummah Kak."Arra menggeleng pelan, Tidak mungkin dirinya menceritakan semuanya kepada Ummah Inun, Bagaimana pun Kekesalannya kepada Aldo, tetap saja ini privasi Rumah Tangga nya.


"Ar-ra Ga papa Um, Arra bener an Cuman Rindu Kalian."


"Kami juga Rindu sama kakak, jaga diri baik-baik, jaga kesehatan nya."


"Ayah mana Umm?"


"Ayah lagi bantu in Dek Ais belajar di Ruang Keluarga kak."


"Arra Mati in ya Umm, udah malam. Arra mau Tidur."


"Eh-Ra, Aldo mana?"


"Kak Al lagi keluar tadi Um, Yaudah kalo gitu Arra Tutup ya, Titip salam buat Ayah juga Umm, Assalamualaikum."


"Iya, Waalaikumsalam."Arra mematikan sambungan Telpon nya, menghela nafas berat, ternyata cukup lelah juga menangis.


Arra menatap Jam yang terpampang di layar Ponselnya, Pukul 21:45 Malam. Aldo belum juga menampakkan Batang Hidungnya alias belum pulang. Arra merebahkan tubuhnya di atas Kasur king size milik Aldo. Mengelus pelan Perutnya yang mulai Terlihat Berisi.


"Sayang kayanya malam ini kita nggak ngaji dulu ya, soalnya Ayah lagi sibuk sama temen-temen nya."


Tiba-tiba perut Arra terasa bergejolak, dengan cepat Arra turun dari Kasur dan berlari ke arah kamar Mandi, Night sickness yang belakangan ini Arra alami, Sebenarnya saat pagi pun Arra mengalami Mual-mual.


'HUEK HUEK!'


"Bunda mohon ya Nak, jangan sekarang."lirih Arra pelan sambil mengusap permukaan perutnya. Tubuh Arra benar-benar lemas, Rasanya Arra tidak kuat menopang berat tubuh nya sendiri, Kepala Arra pun tiba-tiba ikut pusing.


'HUEK HUEK!'


"Kak Al."Lirih Arra pelan.


Setelah di rasa bertenaga, Arra keluar dari Kamar mandi dengan menyusuri dinding Kamar untuk sampai ke Kasur. Arra sudah merebahkan tubuhnya di atas kasur kembali, Tatapannya mengarah pada Langit-langit kamar.


Satu Hal yang mulai Arra sadari, kesibukkan di dalam keluarga ini membuat mereka terasa berjauhan.

'Untuk Apa hidup bergelimang harta, jika tidak Bahagia, dan untuk apa arti sebuah keluarga, jika Di Rumah mu terasa Hampa.'

Arra Tidak menyukai Kata 'kesepian'.

ANATASYA AR-RAHMAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang