12.

5.2K 458 14
                                    

Mataku berusaha membuka, walaupun rasanya masih sangat berat hanya untuk membuka sedikit. Kepala pun rasanya sangat berat, sepertinya mengguyur badan dengan air dingin akan menyegarkan.

Kupaksakan untuk bangkit, dengan terhuyung-huyung aku masuk kekamar mandi untuk menyegarkan badan serta meringankan kepala ku yang begitu berat.

Setelah selesai menyegarkan badan, kini sudah mendingan kepalaku pun sudah ringan sedikit. Segera ku ambil kaos hitam serta celana jeans hitam juga, aku akan pergi kerumah Amel untuk meringankan segala kecamuk di dalam kepalaku ini.

Terlihat mamaku tengah terfokus pada ponselnya, aku mendekatinya seraya duduk di sampingnya. Kepala ku sandarkan kepundak mamaku, uh.. tiada duanya sandaran seorang ibu itu sangatlah menyenangkan, menenangkan, serta nyaman.

"Tumben rapi, bukanya hari ini kamu free ?" Tanya mamaku heran, yang mungkin melihatku sedikit rapi hari ini.

"Mau kerumah Amel" jawabku seadanya.

"Oh.."

Ngomong-ngomong juga dirumah ku sedang sepi, ayah bertugas keluar kota, bi Ning sedang pulang kampung karena cucunya telah lahir. Jadilah aku dan mama yang menghuni rumah ini.

Tak lama aku mendengar suara kalkson motor matic, pasti Amel. Sebelumnya Amel memang kusuruh untuk menjemputku karena aku terlalu malas untuk menyetir.

Aku keluar menemui Amel, sebelumnya sudah berpamitan dengan mama.

"Pagi cantik ku~" sapa Amel, tapi belakangnya sangat tidak etis.

"Bisa gak, gak usah pakek cantik. Aku cowok Mel" ujarku tak terima.

Amel malah tertawa cuek, menarik lenganku agar segera naik keboncengan.

"Kerumah kamu aja ya, aku lagi males keluar" kataku setelah motor sudah melaju.

"Sipp !!" saut Amel berteriak.

Jarak rumahku dengan rumah Amel tak begitu jauh, hanya saja berlawan arah.

Sesampainya di rumah Amel aku langsung mengekor Amel masuk, rumahnya sedang sepi karena kedua orang tuanya masih bekerja sore baru pulang.

"Ada apa cantik ?" Tanya Amel setelah kita duduk di atas kasur di kamar Amel.

"Mau cerita" kataku pelan.

Posisi duduk Amel mendekat ke arahku, seakan-akan penasaran.

Aku ingin cerita tentang itu;

Aku ingin Amel memberi saran padaku;

Tetapi belum aku memulai cerita Amel menghentikan ku.

"Tunggu" cegah Amel.

"Kenapa ?"

"Gue dulu boleh ?"

"Mau cerita juga ?"

"Iya"

Amel ingin cerita, sangat tumben.

"Pertama, gue mau nanya sama lo dulu Put" kata Amel hendak bertanya padaku.

"Nanya apaan ?" Tanyaku penasaran.

"Em.. gimana yak, lo kemaren keluar sama Dave ?. Apa itu betul ?"

Kenapa Amel menanyakan hal itu, sangat tumben. Apa Amel sudah mengetahui tentang hal itu, apa Amel cemburu padaku.

Aku berharap tidak.

"Kemaren gue ketemu si Bobi di taman deket golden hotel, gue heran plus penasaran ngapain tu orang duduk sendirian disitu" ungkap Amel padaku, tapi Amel bertemu Bobi. Duduk sendirian ?.

A G A I N - [BxB||SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang